Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merenungkan Bung Karno di Pantai Ria Ende Flores (1)

Kompas.com - 21/09/2018, 12:09 WIB
Markus Makur,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

Saat diasingkan kolonial Belanda, Soekarno menemukan lima mutiara indah dari Pulau Flores yang selanjutkan dijadikan dasar Negara Indonesia yakni Pancasila.

Saat memasuki Kota Pancasila, saya mulai merenungkan kisah-kisah Soekarno yang tidak menolak Belanda untuk diasingkan ke Flores. Permenungan demi permenungan muncul dalam pikiran dan hati nurani saya terhadap kehebatan Soekarno melewati masa kelam dan masa kegelapan di Kota Ende zaman itu.

Zaman itu belum ada listrik, belum ada jalan-jalan yang bagus. Pertanyaan saya dalam hati, apakah Soekarno atau Bung Karno mengalami stres saat tiba pertama di Pelabuhan Ende dengan keadaan yang serba terbatas? Bagaimana cara Bung Karno dan keluarga mengelola kehidupan yang serba terbatas di Kota Ende saat itu?

Masih dalam permenungan itu, tiba-tiba mobil travel telah memasuki halaman parkir Hotel Grand Wisata sebagai tempat penginapan saya selama dua hari di Kota Ende. Perjalanan dari Kota Waelengga menuju Kota Ende menghabiskan waktu selama 5 jam. 

Kedatangan saya ke Ende diundang Taman Bacaan Pelangi untuk meliput peresmian Taman Bacaan Pelangi yang ke-100 di Indonesia Timur yang didirikan Nila Tanzil.

Nila Tanzil adalah pendiri Taman Bacaan Pelangi. Taman Bacaan Pelangi sudah secara resmi terdaftar sebagai yayasan dengan nama “Yayasan Pelangi Impian Bangsa” pada tahun 2013.

Ketika saya berada di kamar hotel dan menyiapkan berbagai perlengkapan liputan yang dikeluarkan dari tas, HP berdering. Seorang staf Taman Bacaan Pelangi bernama Monik Harahap mengajak untuk menikmati matahari terbenam di Pantai Ria Ende bersama teman-teman lainnya.

Sebuah tawaran menarik. Saya setuju. Pukul 16.30 Wita, rombongan yang terdiri wartawan Kompas, Liputan6.com Jakarta dan KompasTravel bersama dengan staf Taman Bacaan Pelangi menuju ke Pantai Ria Ende di Kelurahan Kotaratu, Kecamatan Ende Utara.

Selain jurnalis, ada juga ibu dari Nila Tanzil, Yuriah Tanzil bersama cucunya, Sienna, staf Taman Bacaan Pelangi, Fina dan Monik Harahap.

Rumah pengasingan Bung Karno di Jalan Perwira, Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (11/7/2016). Kota ini menyimpan sejarah panjang perihal sepak terjang Ir Soekarno atau Bung Karno selama empat tahun (14 Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938) menjalani pengasingan.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Rumah pengasingan Bung Karno di Jalan Perwira, Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (11/7/2016). Kota ini menyimpan sejarah panjang perihal sepak terjang Ir Soekarno atau Bung Karno selama empat tahun (14 Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938) menjalani pengasingan.
Tiba di Pantai Ria, kami duduk di kafe sambil menyantap makanan ringan. Sementara di pantai diramaikan anak-anak bermain sepak bola. Pantai Ria adalah pantai terpanjang di Kabupaten Ende yang berada di selatan Pulau Flores.

Sambil menikmati kopi flores yang disuguhkan oleh pelayan kafe, ingatan saya kembali merenungkan Bung Karno yang diasingkan di Kota Ende pada rentang waktu 14 Januari 1934 sampai dengan 18 Oktober 1938.

Perlahan-lahan sang surya tenggelam di ufuk barat. Terbayang dalam ingatan saya bahwa saat itu Pantai Ria belum dipadati gedung-gedung perkantoran dan rumah-rumah warga serta bangunan untuk menjual berbagai bahan perdagangan, restoran, rumah makan dan lain sebagainya.

Selama empat tahun Bung Karno menikmati keindahan dan keunikan matahari terbenam di Pantai Ria Ende. Akhirnya dalam permenungan saya berkesimpulan bahwa Soekarno bersama keluarganya sangat menikmati keindahan alam Kota Ende.

Bahkan, di bawah pohon sukun, Bung Karno merenungkan dasar negara atau lima mutiara untuk Indonesia kelak. Dasar negara itulah yang kemudian dikenal dengan Pancasila. 

Selanjutnya saya mengabadikan keindahan senja di Pantai Ria. Saat itu juga nelayan Ende bersiap-siap ke laut untuk mencari ikan. Matahari kembali ke peraduannya di balik bukit dan gunung yang berada di sekitar Pantai Ria sejauh mata memandang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com