Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terciduk! Mereka yang Minum Menggunakan Sedotan Plastik

Kompas.com - 24/09/2018, 07:54 WIB
Silvita Agmasari,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

PALU, KOMPAS.com - Tiba-tiba saja pengunjung di gerai teh modern di Grab Mal Palu, Sulawesi Tengah dihampiri gerombolan pemuda. Pengunjung yang asyik menyeruput dengan sedotan plastik lantas diberikan sedotan dari bambu.

"Kami dari Seangle Palu, sudah tahu belum kalau sampah sedotan itu bisa menyebabkan polusi di laut? Sampah dan sedotan ini bisa dimakan hewan laut, seperti penyu juga ada yang hidungnya tersumbat sedotan plastik," jelas Abizar Ghuffary dari kelompok pemerang sampah Seangle Palu, Jumat (21/9/2018).

Untuk pertama kalinya Seangle Palu mensosialisasikan pengganti sedotan plastik dengan sedotan bambu. Grebek Sedotan termasuk dalam rangkaian acara KFC Indonesia dan Divers Clean Action di Palu.

Baca juga: Penerbangan Tanpa Sedotan Plastik, Mungkinkah?

Lewat isu sampah di laut, KFC Indonesia mendukung aksi pemuda dalam memerangi isu sampah laut yang digagas oleh Divers Clean Action. Seangle Palu adalah salah satu dari 14 kelompok pemuda daerah Indonesia yang diberi pembekalan dalam Indonesia Youth Marine Debris Summit 2017 oleh Divers Clean Action.

"Kami (KFC Indonesia) memang fokus untuk memerangi sampah di laut. Jika 2009 sampai 2015 kami Go Green, dari 2016 kami banting setir jadi Go Blue. Indonesia negara kelautan, sayang kalau lautan kita dipenuhi sampah," kata General Manager Marketing PT Fast Food Indonesia, Hendra Yunarto ditemui di acara Sea School, SD DDI Ujuna, Palu, Sulawesi Tengah.

Baca juga: Pilih Tempe Dibungkus Daun atau Tempe Dibungkus Plastik?

Sejak Mei 2017, KFC Indonesia juga telah menggalakkan #NoStrawMovement alias gerakan tanpa sedotan plastik. Dari percobaan enam gerai, kini seluruh KFC di Indonesia tidak lagi menyediakan dispenser sedotan. Konsumen perlu meminta sedotan kepada kasir apabila butuh.

Sedotan bambu alternatif sedotan ramah lingkungan ketimbang sedotan plastik.KOMPAS.com/SILVITA AGMASARI Sedotan bambu alternatif sedotan ramah lingkungan ketimbang sedotan plastik.

Katakan Tidak untuk Sedotan Plastik

Sosialisasi mengganti sedotan plastik dengan yang lebih ramah lingkungan seperti sedotan bambu dan besi ternyata tidak mudah. KompasTravel menemukan seorang bapak marah-marah waktu tak diberi sedotan oleh kasir KFC.

Ada juga yang mengeluhkan tak biasa menggunakan sedotan bambu dengan diameter yang lebih besar ketimbang sedotan plastik. Namun demikian, masih banyak juga konsumen yang sadar akan pentingnya gerakan tanpa sedotan plastik ini.

"Iya kami senang diberi sedotan bambu karena kami sebenarnya sudah sadar, kebetulan kami anak (program studi) kesehatan lingkungan," kata Elen salah satu pengunjung KFC.

Ia bersama tema!-temannya justru meminta satu lagi sedotan bambu yang dibagikan oleh Seangle untuk teman lain.

Ada sekitar 200 sedotan bambu yang dibagikan oleh Seangle kepada siswa sekolah dasar dan pengunjung mal di acara Grebek Sedotan.

"Setiap sore kami mengumpulkan sampah di Teluk Palu. Sampah yang paling banyak kami dapat adalah plastik seperti kantung dan botol dan kedua adalah sedotan plastik," jelas Abi.

Siswa Sekolah Dasar DDI Ujuna, Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (21/9/2018), diberi sedotan bambu oleh komunitas pemernag sampah Seangle.KOMPAS.com/SILVITA AGMASARI Siswa Sekolah Dasar DDI Ujuna, Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (21/9/2018), diberi sedotan bambu oleh komunitas pemernag sampah Seangle.
Tidak mustahil untuk mengganti sedotan plastik dengan yang ramah lingkungan. Sejak gerakan #NoStrawMovement hanya tersisa 25-30 persen konsumen KFC Indonesia yang memilih menggunakan sedotan plastik.

Memerangi sedotan plastik dengan kata lain berkontribusi terhadap pengurangan sampah laut di Indonesia yang beratnya mencapai 1,3 juta ton per tahun. Apalagi Indonesia dinyatakan sebagai negara terbesar kedua penyumbang sampah plastik di laut dunia menurut data Jambeck (2015).

Rencananya KFC Indonesia masih akan terus melanjutkan #NoStrawMovement. Begitu pula dengan Seangle Palu yang akan melakukan sosialisasi terutama kepada para pedagang dan pembeli jajanan kaki lima di daerah Kantor Wali Kota Palu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com