Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meriahnya Festival Suling Tambur di Raja Ampat...

Kompas.com - 26/09/2018, 06:44 WIB
Dian Maharani,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

KABARE, KOMPAS.com - Festival Suling Tambur digelar di Kampung Kabare, Distrik Waigeo Utara, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat pada 24-26 September 2018.

Acara dimulai pada Senin (24/9/2018) pukul 17.00 dengan parade suling tambur dari para peserta. Mereka berjalan beriringan menuju lapangan Kabare sambil menabuh tambur dan meniupkan suling.

Masyarakat Kabare berhamburan keluar rumah untuk menyaksikan kemeriahan parade suling tambur.

Setelah semua peserta berkumpul di lapangan dan penampilan tarian kolosal, Festival Suling Tambur akhirnya dibuka pukul 20.00 oleh Bupati Raja Ampat Abdul Faris Umlati dengan memukul tambur.

Abdul Faris mengatakan, festival ini digelar untuk melestarikan seni budaya asli Raja Ampat dan menarik wisatawan.

"Paling penting bagaimana kearifan lokal, senin budaya ini kita pelihara dengan baik," kata Abdul Faris sebelum membuka acara di Kabare, Senin malam.

Dia mengatakan, festival Ini merupakan salah satu acara besar yang pertama dilaksanakan di tingkat distrik. Festival Suling Tambur pertama kali digelar di Pantai Waisai Torang Cinta (WTC), Waisai, ibu kota Kabupaten Raja Ampat.

Festival kedua ini sengaja digelar di Kabare sekaligus untuk mengenalkan wilayah Waigeo Utara.

Ada 12 peserta di Kabupaten Raja Ampat yang mengikuti acara ini, di antaranya Distrik Waigeo Timur, Kabare, Ayau, Kota Waisai, Supnin, Kampung Warwanay. Mereka akan menampilkan atraksi terbaik untuk memperebutkan piala bergilir.

Seniman Suling Tambur yang juga menjadi juri acara ini, Esau Kaihatu mengatakan, peserta akan dinilai kekompakannya, keharmonisan suara tambur dan suling, serta aksi mayoret.

Adapun suling tambur merupakan budaya turun temurun dari Raja Ampat.

"Suling tambur biasa dipakai untuk upacara adat, pernikahan, lamar perempuan, antar harta, hingga acara besar," kata dia.

Selain perlombaan suling tambur, masyarakat juga menjajakan kerajinan tradisional. Festival ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian warga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com