JAKARTA, KOMPAS.com - Film Aruna dan Lidahnya besutan rumah produksi Palari Film tayang perdana pada Kamis (27/9/2018).
Film yang diangkat dari novel karya Laksi Pamuntjak ini menceritakan petualangan Aruna dan kawan-kawannya di empat daerah.
Surabaya, Pamekasan, Pontianak, dan Singkawang menjadi lokasi Aruna dan kawannya menyelidiki kasus wabah flu burung sekaligus mencicipi kuliner lokal.
Ada banyak kuliner lokal yang diangkat pada film Aruna dan Lidahnya. Pengambilan sudut gambar makanan yang apik sontak membuat penonton menelan liur.
Berikut adalah kuliner lokal yang ditampilkan di Aruna dan Lidahnya, dan tentunya disantap oleh Dian Sastrowardoyo, Nicholas Saputra, Oka Antara, dan Hanna Al Rashid:
1. Rawon
Di kota pertama, Surabaya, Aruna dan kawan kawan menyantap rawon. Pembuatan rawon dengan berfokus pada isi kluwak ditampilkan dalam film ini. Rawon yang disantap Aruna dan kawan-kawan adalah rawon iga sapi, yang disantap dengan telur asin.
2. Rujak Soto
Sebenarnya ini hidangan khas Banyuwangi, tetapi disantap Aruna di Surabaya. Dalam adegan tampak Aruna kurang menyukai cita rasa rujak soto. Rujak soto ini adalah sayuran yang diberi bumbu kacang kemudian disiram kuah soto bening dan diberi potongan cingur.
Untuk orang yang baru pertama kali menyantap rujak soto sensasinya akan terasa asing. Namun lama kelamaan, rujak soto sebenarnya membuat nagih karena kedalaman rasa kuah soto, campuran bumbu kacang, dan petis.
3. Kacang Kuah
Di Surabaya hidangan ini bisa keluar di pagi atau malam hari. Kacang kuah adalah kacang dengan kuah jahe bersantan yang disantap bersama cakwe goreng.
Umunya penjual kacang kuah juga memiliki menu lain yakni kacang kowa. Campuran kacang tanah, kacang hijau, tahwa (kembang tahu putih) yang disiram kuah jahe dan santal kental, kemudian disantap dengan cakwe.
4. Campor Lorjuk
Beralih ke Pamekasan, Madura, Aruna dan kawan-kawan menyantap campor lorjuk. Lorjuk adalah sejenis kerang laut yang hanya ada di pesisir Madura. Sekilas bentuknya mirip kerang bambu.