DENPASAR, KOMPAS.com - Asosiasi Agen Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) mengatakan jalan bawah tanah atau "underpass" Simpang Tugu Ngurah Rai, Bali, yang baru dibuka akan semakin menambah kenyamanan masyarakat, termasuk wisatawan, karena memberikan efisiensi berlalu lintas.
"Untuk kepentingan pariwisata berkelanjutan, aksesibilitas memang harus prioritas utama yang harus diwujudkan," kata Ketua Asita Bali, Ketut Ardana di Denpasar, Senin (24/9/2018).
Menurut dia, kemacetan parah yang kerap terjadi di simpang tersebut kini bisa dikurangi sehingga wisatawan yang kerap melakukan tur kini tidak lagi menghabiskan sebagian waktunya di tengah jalan.
Baca juga: Jangan Mengaku Pernah ke Bali jika Belum Mengunjungi Patung GWK
Selama ini, wisatawan asing kerap mengeluhkan kemacetan yang terjadi, khususnya di kawasan utama yang mempertemukan empat titik sekaligus, Denpasar, Nusa Dua dan sekitarnya, Bandara Ngurah Rai dan Tol Bali Mandara.
Bagi turis yang berlibur di Bali selama tiga hari dua malam atau "short stay", menurut Ardana, tidak memiliki waktu yang banyak untuk menjelajahi seluruh destinasi wisata di Bali, sehingga apabila mereka terjebak kemacetan, maka sisa waktu mereka akan habis di jalan.
Ardana mengharapkan sejumlah akses jalan lain di Bali juga perlu pembenahan atau pengaturan lalu lintas yang lebih optimal karena masih ada simpul-simpul kemacetan, diantaranya perempatan arah Pelabuhan Benoa, Tohpati dan beberapa akses lain.
Meski demikian, tambah Ardana, pihaknya memahami pemerintah tentunya memiliki skala prioritas pembangunan infrastruktur jalan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.