Dalam dua prosesi itu, sebanyak sembilan gunungan hasil bumi dari sembilan desa di Kecamatan Petungkriyono diarak bersama dengan sepasang pohon aren dan gula aren.
Setelah dilakukan kirab oleh warga dengan berjalan kaki dari kantor Kecamatan Petungkriyono, gunungan tersebut didoakan untuk kemudian dibagikan kepada warga dan pengunjung festival.
Sebelumnya, sepasang pohon aren yang telah disiapkan ditanam di samping jalan masuk ke lokasi festival, yang kemudian disiram menggunakan air yang diambil dari sumber mata air di masing-masing desa.
Dan saat malam tiba, sebanyak 1.000 cangkir kopi khas Petungkriyono turut dibagikan kepada warga, bersama dengan cimplung, sejenis penganan berbahan dasar singkong yang dilumuri gula aren.
Sementara untuk hari terakhir festival, pada Minggu (30/9/2018), akan dilakukan aksi resik gunung dan kegiatan mengunjungi sejumlah obyek wisata yang ada di Petungtriyono.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan