Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Tradisi Ramalan Warga Yogyakarta

Kompas.com - 03/10/2018, 08:04 WIB
Markus Yuwono,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Ribuan orang dari berbagai kota di Yogyakarta dan sekitarnya, Senin (1/10/2018) hingga Selasa (2/10/2018) dini hari menunggu pembukaan ramalan jawa atau yang dikenal tradisi pembukaan Kyai Cupu Panjala.

Tradisi ini awalnya merupakan ramalan pertanian, namun beberapa tahun terakhir menjadi kejadian nasional setahun mendatang.

Sebanyak 42 tanda berupa gambar, huruf serta angka muncul dalam ritual pembukaan Cupu Kyai Panjala di Dusun Mendak, Desa Girisekar, Kecamatan Panggang, Gunungkidul pada Selasa (2/10/2018).

Pembukaan cupu berlangsung pukul 01.36 WIB dan berakhir sekitar pukul 02.30 WIB. Namun para pengunjung sudah datang sejak Senin (1/10/2018) malam.

Dalam prosesi ini dilakukan pemilik sekaligus Dwijo Sumarto dan disaksikan langsung oleh ribuan warga dari dalam dan luar Gunungkidul.

Adapun beberapa tanda yang muncul meliputi lele, bajing, kepala garuda, angka nol satu dan lain-lain. Uniknya menjelang tahun politik beberapa calon anggota legislatif mendatangi lokasi.

Kepala Desa Girisekar, Sutarpan menyampaikan, tradisi ini merupakan tradisi tahunan setiap bulan Suro.

"Awalnya untuk meramal pertanian, tetapi perkembangannya saat ini banyak yang percaya gambar yang muncul merupakan ramalan Indonesia setahun ke depan. Tetapi itu kepercayaan masing-masing," katanya.

Sebanyak 3 buah guci atau Cupu yang masing-masing memiliki nama semar kinandu, Palang kinantang, dan kenthiwiri yang berada didalam peti dibungkus ratusan kain kafan. "Pada awalnya ada 5 buah tetapi hilang, dua diantara bagor dan klobot," ucapnya.

Munculnya gambar dalam kain inilah yang dipercaya sebagai ramalan. Tahun politik ini ribuan warga mendatangi lokasi penasaran dengan kondisi politik setahun mendatang.

Bahkan sebagian diantaranya calon anggota legislatif dan calon pejabat politik lainnya. "Banyak (caleg) yang datang, disekitar kita ini ada beberapa kok," ujarnya.

Uniknya dalam tradisi ini, sebelum pembukaan, ribuan warga diberi makanan dua kali. Untuk tahap pertama makanan yang disajikan yakni nasi uduk dengan lauk ayam, dan rawisan. Beberapa menit sebelum pembukaan dilanjutkan dengan kenduri kedua.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com