Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Tradisi Ramalan Warga Yogyakarta

Kompas.com - 03/10/2018, 08:04 WIB
Markus Yuwono,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

Untuk makanan kedua, pengunjung diwajibkan memakan setiap piring nasi gurih dengan lauk peyek, srondeng hingga adrem dan harus dimakan sepiring berdua. Siapa yang ada di dekatnya, itulah teman makannya.

"Tahun ini ada 45 ingkung yang berasal dari masyarakat yang tahun lalu memiliki keinginan tercapai,"katanya

Dari pantauan, sejumlah gambar muncul diantaranya hewan dan angka. Saat muncul angka 01 di selimut nomer 18 sebelah Barat, ribuan warga langsung terhenyak dan berbicara mengenai pilpres. "Wah ini mungkin pilpres besuk ya," kata warga Wonosari, Bayu.

Juru kunci yang sekaligus ahli waris Cupu Kyai Panjala, Dwijo Sumarto mengatakan setiap tanda yang muncul memiliki arti tersendiri.

Meski demikian dia tak bisa mengartikan secara jelas mengenai pertanda tersebut. Sebagai ahli waris hanya bertugas menyampaikan gambaran yang ada.

"Setiap orang punya penafsiran masing-masing, saya tidak bisa secara pasti menjelaskan, seperti pertanda lele tadi, bisa jadi nanti peternak lele akan mengalami keberuntungan, bisa juga hanya kiasan," katanya.

Ketua Dewan Kebudayaan Gunungkidul CB Supriyanto mengatakan, tradisi pembukaan cupu panjala ini harus dijaga agar kebudayaan yang sudah terjadi turun temurun dapat dijaga. "Pembukaan Cupu Kyai Panjala ini harus kita lestarikan agar tidak punah," ucapnya.

Mengenai isi ramalan, ia mengatakan isi ramalan tersebut bisa ditafsirkan apa saja, tergantung yang menafsirkan bersama-sama atau kolektif. "Biasanya jika sudah terjadi baru masyarakat menyadari, oh itu yang terjadi," katanya.

Salah seorang pengurus partai, Agus mengaku sengaja datang bersama beberapa calon anggota legislatif.

Dia sengaja datang untuk mengetahui pertanda apa yang terjadi setahun mendatang. "Iya tadi selain dari partai kami juga ada dari partai lainnya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com