Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Liburan ke Sanur, Yuk Ikut Wisata Konservasi Penyu

Kompas.com - 03/10/2018, 15:15 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Menelusuri Pantai Segara Ayu, Sanur, Anda akan menemukan satu pondok kayu berisikan bak-bak besar yang menampung penyu. Tempat ini cukup populer di kalangan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke sana.

Di sudut dalam terlihat seorang pria dengan wajah khas Bali yang sedang memberi makan beberapa penyu di salah satu bak besarnya. Ialah Barnet, warga Sanur yang tersadar akan pentingnya keutuhan ekosistem kampung halamannya.

Tempat sederhana ini ia buat persis di bibir pantai untuk merehabilitasi penyu-penyu yang terdampar sepanjang kawasan Sanur. Ia juga mengembangbiakkan penyu-penyu yang ada, juga mengobati penyu yang sakit dengan bantuan dokter.

"Dulu awalnya inspirasi saya karena stigma wisatawan luar (negeri) kalau Bali itu pemusnah penyu utama di dunia, di saat banyak negara yang melindungi penyu," tutur Barnet kepada KompasTravel saat berkunjung, Jumat (28/9/2018).

Barnet, relawan koservasi penyu di Pantai Segara Ayu, Sanur, Bali, Jumat (28/9/2018).KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Barnet, relawan koservasi penyu di Pantai Segara Ayu, Sanur, Bali, Jumat (28/9/2018).
Dahulu menurut Barnet memang banyak masakan tradisional Bali yang menggunakan daging penyu sebagai bahan utamanya. Namun kini kebiasaan itu sudah mulai hilang karena kepedulian terhadap lingkungan, juga peraturan pemerintah yang ketat.

"Dari sana saya ingin tunjukkan kalau warga Bali juga cinta lingkungan dan ekosistemnya sendiri. Jadi saya mulai dengan uang seadanya, dulu pake boks-boks styrofoam itu," tuturnya.

Kini pondoknya sudah berangsur besar, telah menangkarkan ratusan penyu kemudian melepaskannya ke alam bebas. Barnet mendapatkan penyu dari banyak tempat, salah satunya yang terdampar di sepanjang Sanur, dari hasil sitaan, atau jika ada yang menyerahkan peliharaannya.

Dua wisatawan mancanegara asal Jerman akan melepaskan penyu dari tempat konservasinya di Pantai Segara Ayu, Sanur, Bali, Jumat (28/9/2018).KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Dua wisatawan mancanegara asal Jerman akan melepaskan penyu dari tempat konservasinya di Pantai Segara Ayu, Sanur, Bali, Jumat (28/9/2018).
"Banyak wisatawan yang nemu telur penyu atau penyu lahir langsung hubungin saya, 24 jam saya siap datang. Karena kan cara evakuasi telur penyu itu khusus, kalau salah mati nanti," jelasnya.

Selain ada lima bak besar, Barnet juga punya ember-ember besar berisi pasir tempat penetasan telur penyu. Penyu-penyu yang ada di sini termasuk jenis penyu lokal, penyu sisik, dan penyu hijau.

Uniknya hingga saat ini sumber dana untuk konservasinya hanya berasal dari donasi wisatawan yang datang, itu pun seikhlasnya. Jika wisatawan ingin melepasliarkan penyu yang sudah cukup umur, bisa berdonasi Rp 50.000 untuk satu penyu.

"Banyak yang datang untuk release penyu kalau udah dua sampai tiga bulan. Biasanya sih wisatawan luar (negeri)," ungkap Barnet.

Dua wisatawan mancanegara asal Jerman akan melepaskan penyu dari tempat konservasinya di Pantai Segara Ayu, Sanur, Bali, Jumat (28/9/2018).KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Dua wisatawan mancanegara asal Jerman akan melepaskan penyu dari tempat konservasinya di Pantai Segara Ayu, Sanur, Bali, Jumat (28/9/2018).
Griffin adalah salah satu wisatawan asal Jerman yang tertarik untuk melepasliarkan penyu. Ia mengatakan ini pertama kalinya dia berlibur ke Bali sembari melakukan konservasi lingkungan.

"Saya melakukan ini karena memang di negara saya juga melakukannya. Penyu salah satu hewan unik yang harus dijaga," tuturnya kepada KompasTravel saat itu.

Tempat pelepasan penyu yang ideal biasanya di sekitar Pantai Segara Ayu. Waktu terbaik adalah pada siang hingga sore hari, ketika air mulai pasang, agar memudahkan penyu berenang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com