Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivitas Masyarakat Desa Bedulu Gianyar Dikembangkan jadi Wisata

Kompas.com - 10/10/2018, 07:26 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktivitas sehari-hari masyarakat Balai Banjar Tengah Desa Adat Bedulu, Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali kini mulai dikembangkan menjadi wisata untuk turis asing.

Wisatawan diharapkan bisa agar melihat langsung kehidupan sosial dan adat masyarakat Bali.

“Konsep balai banjar ini kami kembangkan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat, di samping membangkitkan potensi Bedulu yang sejak dahulu dikenal sebagai Desa Wisata,” kata Kelihan Adat Banjar Tengah I Ketut John dalam keterangan pers, Humas Pemerintah Kabupaten Gianyar seperti dikutip dari Antara.

Sejak Minggu -Senin, 7-8 Oktober 2018, turis Eropa dan Asia melihat secara langsung aktivitas warga yang berhubungan dengan adat budaya Bali.

Mereka juga terlibat aktivitas belajar “mebat” masakan Bali, mejejahitan, membuat klakat, dan belajar tabuh (megambel).

Wisatawan juga diajak keliling mengunjungi rumah-rumah penduduk untuk melihat langsung  kehidupan masyarakat pedesaan. Ada beberapa wisatawan memilih menginap di rumah-rumah penduduk untuk bisa berbaur dengan masyarakat setempat.

“Kami bekerja sama dengan salah satu travel (agent)di Bali mendatangkan puluhan wisatawan asing ke Balai Banjar Tengah,” tambah Ketut John.

Ketut John optimistis konsep wisata Balai Banjar ini akan diminati wisatawan. Apalagi Bedulu didukung dengan daya tarik lainnya Yeh Pulu, Goa Gajah, Pura Samuan Tiga dan peninggalan sejarah dan purbakala lainnya seperti sarkofagus.

Kerajinan Gerabah yang pernah Berjaya di Bedulu, kini mulai diperkenalkan dan dibangkitkan lagi. 

“Jangan hanya dilihat sudut komersil saja, tapi bagaimana pariwisata Desa Bedulu bisa bangkit dengan mengusung konsep Balai Banjar,” imbuh Ketut John.

Jessy, salah satu wisatawan mengaku senang berbaur dengan warga Bedulu untuk belajar memasak masakan Bali, menabuh dan membuat canang.

“Keramahan penduduk membuat kami senang dan semuanya datang untuk melihat dan belajar langsung tentang adat budaya yang tidak ada di negara kami. Ini yang kami inginkan” katanya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com