Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Hutan Tempat Pengamatan Burung Endemik di Nusa Tenggara Timur

Kompas.com - 16/10/2018, 17:34 WIB
Markus Makur,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi


FLORES KOMPAS.com - Pemandu burung dan agen perjalanan wisata di Pulau Flores memasukkan tujuh kawasan hutan sebagai destinasi khusus mengamati burung endemik Flores Barat di Nusa Tenggara Timur.

Jika wisatawan dan pengamat burung internasional memulai perjalanan dari arah barat, maka pertama-tama yang dikunjungi adalah kawasan hutan di Pulau Komodo dan padang savana di kawasan tersebut.

Hasil pengamatan dari KompasTravel selamaa ini ada tujuh kawasan sebagai tempat terbaik mengamati burung endemik Flores dan jenis burung lainnya, diantaranya sebagai berikut.

1. Pulau Komodo

Gagak flores, burung endemik Flores di Pulau Komodo, Manggarai Barat, NTT.
 KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Gagak flores, burung endemik Flores di Pulau Komodo, Manggarai Barat, NTT.
Pemandu burung di Pulau Flores memandu wisatawan minat khusus dan pengamat burung Internasional untuk mengamati burung Kakatua, Gagak Flores dan jenis burung lainnya.

Selain mengamati burung di Pulau Komodo, wisatawan minat khusus dan pengamat burung melihat langsung binatang ajaib Komodo di habitatnya di kawasan Pulau Komodo di dalam kawasan Taman Nasional Komodo.

Wisatawan bisa menyelam untuk melihat keajaiban bawah laut di kawasan Taman Nasional Komodo yang sudah sangat terkenal di dunia sebagai tempat menyelam terbaik untuk melihat keanekaragaman hayati di bawah laut.

Sebelum menuju ke kawasan Mbeliling, pemandu burung memandu wisatawan dan pengamat burung untuk melihat berbagai jenis burung di sekitar Kota Labuan Bajo dan kawasan Gorontalo.

2. Hutan Mbeliling

Burung Gagak Flores merupakan salah satu burung endemik Flores di kawasan hutan di Pulau Flores, NTT. (Arsip/Samuel Rabenak)Arsip Pemandu Burung/Samuel Rabenak Burung Gagak Flores merupakan salah satu burung endemik Flores di kawasan hutan di Pulau Flores, NTT. (Arsip/Samuel Rabenak)

Kawasan hutan Mbeliling merupakan kawasan terbaik untuk mengamati berbagai jenis burung endemik Flores serta jenis burung lainnya yang hidup di Pulau Flores. Kawasan ini juga tempat terbaik untuk bertualang dan mendaki ke puncak Gunung Mbeliling.

Di dalam kawasan itu banyak keunikan-keunikan lain seperti keindahan air terjun yang hanya ada di kawasan itu. Di sekitar kawasan itu juga sebagai pusat atraksi budaya seperti seni menari caci, tradisi seni Kerangkuk Alu dan lain sebagainya yang sudah terkenal di kancah internasional.

3. Danau Sano Nggoang

Danau Sano Nggoang di Desa Wae Sano, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Danau Sano Nggoang di Desa Wae Sano, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Selain kawah Danau Sano Nggoang yang mengandung belerang, kawasan hutan sekitar danau itu juga sebagai tempat terbaik untuk mengamati burung endemik Flores dan berbagai jenis burung lainnya.

Sano Nggoang merupakan salah satu destinasi danau terunik dan terbesar di Pulau Flores bagian barat. Dari sisi namanya danau itu yang mistis, wisatawan asing dan pengamat burung internasional sangat tertarik dengan kisah danau tersebut.

Dikisahkan bahwa warga setempat menyebut danau dengan Sano, hano. Sano berarti danau, Nggoang berarti api yang menyala seperti api unggun. Jadi Sano Nggoang adalah sebuah danau yang bercahaya dan seperti nyala api unggun.

Menurut warga setempat, ada bulan tertentu danau itu mengeluarkan cahaya dan dentuman dari dasar danau yang mengandung belerang. Tak ada ikan dan berbagai jenis binatang lainnya di dalam Danau Sano Nggoang.

4. Kawasan Hutan Golo Lusang

Pohon berdaun pink di kawasan Taman Wisata Alam Ruteng, Flores, Nusa Tenggara Timur. Foto diambil pada Agustus 2014.KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Pohon berdaun pink di kawasan Taman Wisata Alam Ruteng, Flores, Nusa Tenggara Timur. Foto diambil pada Agustus 2014.
Kawasan Golo (bukit) Lusang berada di Kabupaten Manggarai. Kawasan ini masuk dalam kawasan Taman Wisata Alam Ruteng yang dikelola oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Timur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com