Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 21/10/2018, 11:12 WIB


BANYUWANGI, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi kembali menggelar Festival Gandrung Sewu 2018 pada Sabtu (20/10/2018).

Festival ini bertema Layar Kumendung yang diambil dari judul syair Gandrung Banyuwangi. Festival yang sudah masuk tahun ke delapan ini menceritakan tentang Bupati Mas Alit, Bupati Banyuwangi yang memindahkan pusat pemerintahan dari Benculuk ke Banyuwangi pada 24 Oktober 1774.

Hal tersebut dilakukan untuk memperkuat pemerintahan ketika Kongsi Dagang Belanda VOC mulai berkuasa. Sejumlah prajurit digambarkan melakukan perlawanan kepada para tentara VOC dan banyak prajurit yang tertangkap dan tewas sehingga banyak anak-anak yang menjadi yatim.

Melihat banyaknya anak yatim, para tetua desa menyemangati mereka dengan mengajarkan tari Gandrung. Saat itu, tari Gandrung merupakan salah satu bentuk perlawanan dari masyarakat Blambangan untuk bergerilya mengumpulkan masyarakat Using yang tercerai berai karena peperangan.

Gus Ipul dan Abdullah Azwar Anas saat sambutan di Gandrung Sewu 2018 di Pantai Boom Banyuwangi Sabtu (20/10/2018)KOMPAS.COM/Ira Rachmawati Gus Ipul dan Abdullah Azwar Anas saat sambutan di Gandrung Sewu 2018 di Pantai Boom Banyuwangi Sabtu (20/10/2018)

Sementara itu, Mas Alit berada dalam posisi sulit karena sejumlah kerabatnya mendukung VOC. Dia tidak mungkin melawan kerabatnya sendiri, tapi di sisi lain dia bersama rakyat Banyuwangi ingin lepas dari penjajahan Belanda.

Mas Alit kemudian diundang para pejabat VOC ke Semarang. Mas Alit berpikir pertemuan tersebut bisa menjadi upaya diplomatik untuk menyampaikan keinginan masyarakat Banyuwangi.

Mas Alit harus pergi ke Semarang dengan menumpang kapal berbendera Belanda. Kepergian Mas Alit diantarkan oleh rakyat Banyuwangi dengan penuh kesedihan dan ternyata menjadi perjumpaan terakhir karena kapal yang ditumpangi Mas Alit di hadang oleh perompak dan Mas Alit tewas di Sedayu Gresik.

Kuat dugaan, Mas Alit dijebak dan dibunuh karena memimpin pemberontakan rakyat Banyuwangi.

Fragmen tersebut ditampilkan dalam waktu 1 jam 30 menit dengan latar belakang Selat Bali dengan melibatkan 1.301 orang yang terdiri dari 1.173 penari Gandrung, pemain fragmen, serta pemain musik yang didominasi oleh anak-anak muda Banyuwangi.

Lebih dari seribu penari Gandrung muncul dari sisi laut Selat Bali, kanan, dan kiri tempat pagelaran di Pantai Boom Banyuwangi. Dengan apik dan kostum khas, mereka menari mengikuti musik gamelan yang dimainkan oleh 30 pemain musik.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Tiket DAMRI Mudik Lebaran 2023 Sudah Bisa Dipesan, Ada 56 Juta Kursi

Tiket DAMRI Mudik Lebaran 2023 Sudah Bisa Dipesan, Ada 56 Juta Kursi

Travel Update
Nyepi, 13 Ogoh-ogoh Ramaikan Pawai di Lamongan

Nyepi, 13 Ogoh-ogoh Ramaikan Pawai di Lamongan

Jalan Jalan
AC Super Jet Air Rute Bali-Jakarta Mati, Ini Penjelasan Super Air Jet

AC Super Jet Air Rute Bali-Jakarta Mati, Ini Penjelasan Super Air Jet

Travel Update
3 Tempat Wisata Religi di Sumenep, Ada Masjid Agung

3 Tempat Wisata Religi di Sumenep, Ada Masjid Agung

Jalan Jalan
Hikmatnya Nyepi di Mataram NTB dan Pawai Ogoh-ogoh Kembali Digelar

Hikmatnya Nyepi di Mataram NTB dan Pawai Ogoh-ogoh Kembali Digelar

Jalan Jalan
Jelajah Museum Fatahillah Malam Hari, Masuk ke Penjara Bawah Tanah

Jelajah Museum Fatahillah Malam Hari, Masuk ke Penjara Bawah Tanah

Jalan Jalan
Ada Bhuta Kala Kelelawar di Festival Ogoh-ogoh di Batam

Ada Bhuta Kala Kelelawar di Festival Ogoh-ogoh di Batam

Jalan Jalan
Kirab Tumpeng Apem di Jombang untuk Sambut Ramadhan, Jadi Rebutan Warga di Alun-alun

Kirab Tumpeng Apem di Jombang untuk Sambut Ramadhan, Jadi Rebutan Warga di Alun-alun

Travel Update
Viral Foto Aksi WNA Telanjang di Gunung Agung Bali, Mendaki Ilegal

Viral Foto Aksi WNA Telanjang di Gunung Agung Bali, Mendaki Ilegal

Travel Update
Tawur Agung Kesanga di Pura Mandhara Giri Semeru Agung Lumajang, Ramai Ribuan Warga

Tawur Agung Kesanga di Pura Mandhara Giri Semeru Agung Lumajang, Ramai Ribuan Warga

Travel Update
Panduan ke Pameran Matrajiva di Sarinah, Tiket Masuk hingga Aturan

Panduan ke Pameran Matrajiva di Sarinah, Tiket Masuk hingga Aturan

Travel Tips
Bunga Teratai Rana Tonjong di Manggarai Timur, NTT Mulai Mekar

Bunga Teratai Rana Tonjong di Manggarai Timur, NTT Mulai Mekar

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Gardu Pandang Ketep Terkini, Pagi sampai Sore

Harga Tiket dan Jam Buka Gardu Pandang Ketep Terkini, Pagi sampai Sore

Travel Tips
Jelang KTT Asean Summit 2023, Fasilitas Trekking di Pulau Padar TN Komodo Diperbaiki

Jelang KTT Asean Summit 2023, Fasilitas Trekking di Pulau Padar TN Komodo Diperbaiki

Travel Update
4 Tips Bermain di Taman Pejatian Pasar Minggu Jakarta Selatan, Bawa Bekal

4 Tips Bermain di Taman Pejatian Pasar Minggu Jakarta Selatan, Bawa Bekal

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+