Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivitas Seru di Bangkok: Tur Malam Hari Naik Tuk Tuk

Kompas.com - 23/10/2018, 10:08 WIB
Sri Anindiati Nursastri,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

BANGKOK, KOMPAS.com - Apa yang Anda tahu soal tuk tuk? Alat transportasi mirip bajaj ini beroperasi di hampir seluruh wilayah Thailand. Di Bangkok, tuk tuk jadi alat transportasi baik untuk warga lokal maupun wisatawan.

Namun tak banyak yang tahu, tuk tuk awalnya datang dari Jepang.

"Tuk tuk datang dari Jepang sekitar tahun 1950-an. Kemudian menjadi transportasi lokal sampai sekarang," tutur Net, pemandu dari Expique Tour saat KompasTravel berkunjung ke Bangkok beberapa waktu lalu.

Pada malam itu, Senin (15/10/2018), Net membawa saya dan rombongan berkeliling ibu kota Thailand lewat Tuk Tuk Night Lights Tour. Anda bisa memesan tur ini pada aplikasi KLOOK dengan harga sekitar Rp 950.000 per orang. Meeting point kami adalah stasiun BTS Krung Thonburi.

Wanita berambut cepak itu kemudian memperkenalkan kami kepada tiga supir tuk tuk malam itu. Satu tuk tuk bisa membawa hingga empat orang.

"Pertama kita akan mengunjungi night market. Kemudian akan melihat ikon Kota Bangkok yaitu Giant Swing. Lalu kita akan mencicipi pad thai terenak di kota ini. Siapkan perut kalian," tutur Net.

Kami serentak mengangguk sumringah.

Klong San Market

Lupakan Chatucak nan mainstream dan cobalah berkeliling Klong San Market, pasar malam yang terletak di kawasan Thonburi. Saat kami berkunjung, hampir tak ada turis asing yang lalu-lalang di pasar tersebut.

"Klong San terletak di dekat pier (pelabuhan) Sungai Chao Phraya. Saat jam pulang kerja, banyak warga yang mampir ke pasar ini untuk membeli beragam kebutuhan. Mulai dari pakaian, aksesori, sampai makanan," papar Net.

Waktu menunjukkan pukul 06.30 waktu Bangkok, dan Klong San cukup dipadati warga lokal. Tampak sederet gerai makanan di sebelah kiri jalan utama. Asap mengepul dari tiap gerobak, membawa aroma semerbak. 

Salah satu gerai makanan di Klong San Market.KOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI Salah satu gerai makanan di Klong San Market.
Net menghampiri salah satu gerai makanan. Wanita penuh senyum itu membelikan kami roti kukus yang dicocol saus pandan-srikaya.

Rasanya? Seperti makanan surgawi. Kami menyantap roti tersebut hingga habis tak bersisa.

Giant Swing

Jika Anda diberikan pertanyaan seputar ikon Kota Bangkok, jawablah dengan pasti: Giant Swing.

Giant Swing yang diapit antara Wat Suthat dan Bangkok City Hall adalah menara berwarna merah setinggi 21,15 meter yang dibangun pada 1784.

Menara ini disebut Giant Swing karena pada masa lampau, warga lokal menggunakannya sebagai ayunan. Saat masa panen padi sekitar pertengahan Desember, warga lokal menaiki bongkahan kayu yang diikat pada ayunan raksasa tersebut.

Banyaknya kecelakaan bahkan kematian membuat tradisi ini dihentikan pada tahun 1932. Namun sampai saat ini, Giant Swing masih menjadi atraksi wisata sejarah yang diminati oleh turis domestik maupun mancanegara.

Wat Pho dan Grand Palace

Siapa yang tak kenal Wat Pho dan Grand Palace, yang berlokasi di bantaran Sungai Chao Phraya.

Namun jika turis pada umumnya menyambangi Wat Pho dan Grand Palace pada siang hari, kali ini Anda akan dibawa berkeliling pada malam hari.

"Area luar bangunan Grand Palace dibuka hingga pukul 11 malam. Keindahannya sangat terpancar pada malam hari," tutur Net. 

Wat PhoKOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI Wat Pho
Benar saja. Kubah-kubah emas ditimpa lampu sorot sedemikian rupa, memancarkan cahaya emas yang menyilaukan. Sangat cantik diabadikan dalam kamera. 

Sang pemandu juga akan menceritakan beberapa sisi lain Grand Palace yang tidak diketahui wisatawan. Salah satunya adalah paviliun tempat belajarnya para pemijat (massager) Thailand.

"Seharusnya, semua praktisi Thai Massage memperoleh sertifikat mereka di tempat ini," papar Net.

Pad Thai Terenak di Bangkok

Destinasi selanjutnya adalah tempat yang paling dinanti: Thip Samai Pad Thai. Tempat ini disebut-sebut sebagai gerai pad thai terenak seantero Bangkok.

Net tidak mengucapkan apa pun sampai kami melihat dengan mata kepala sendiri, betapa panjang antrean untuk masuk ke dalam gerai.

Thip Samai Pad ThaiKOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI Thip Samai Pad Thai
Saya hampir langsung menyerah ketika Net mempersilakan kami masuk. Luar biasa, semua peserta tur sudah dipesankan empat duduk!

Ada tiga menu signature dari Thip Samai Pad Thai. Hal yang paling membedakan sajian Pad Thai di tempat ini adalah mie yang digunakan.

Pad thai di Thip Samai Pad ThaiKOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI Pad thai di Thip Samai Pad Thai
Thip Samai Pad Thai menggunakan pasta udang sebagai pewarna mienya. Sehingga mie pada pad thai terasa sangat gurih dan wangi.

Mencicipi pad thai di tempat ini, jangan lupa memesan Ice Calamansi. Es jeruk dengan bulir ini diperas langsung, tidak menggunakan pemanis apalagi pewarna, dan rasanya sangat segar!

Flower Market 

Tempat terakhir yang kami tuju adalah pasar bunga. Semerbak wangi mawar, anggrek, iris, dan beragam bunga lainnya menyeruak begitu kami turun dari tuk tuk.

Net kemudian mengajak kami berkeliling, menunjukkan beberapa bunga khas Thailand yang biasa digunakan sebagai persembahan.

"Delapan puluh persen bunga di sini adalah untuk persembahan," tuturnya.

Flower MarketKOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI Flower Market
Hingga akhirnya Net mengajak kami ke lantai dua. Tempat itu mirip rooftop restaurant, sangat unik sekaligus nyaman. 

Pada meja panjang tersaji Mango Sticky Rice. Net juga menuangkan minuman berwarna merah pekat, hampir seperti warna darah, yang merupakan campuran dari bunga rosella dan buah plum.

Kami bersulang gembira, dan pulang dengan perut kenyang malam itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com