Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Wisata "Tubing" di Klaten, Bayar Pakai Sampah

Kompas.com - 24/10/2018, 14:20 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com – Kabupaten Klaten di Jawa Tengah dikenal sebagai wilayah  yang memiliki sumber daya air alami yang besar.

Setidaknya ada lima umbul atau mata air di kabupaten yang dipimpin oleh Bupati Sri Mulyani ini. Adapun umbul itu misalnya Umbul Ponggok, Umbul Sigedang, Umbul Manten, dan sebagainya.

Hasil dari kreativitas masyarakat membuat masing-masing umbul memiliki ciri khas yang berbeda. Misalnya, Umbul Ponggok dengan wisata buatan bawah air yang menawarkan sensasi berenang bersama ribuan ikan dan banyak wahana selfie.

Tidak hanya itu, Pemerintah Kabupaten Klaten bersama komunitas masyarakat juga melakukan pengembangan wisata yang berbasis edukasi dengan mengadakan Sekolah Sungai Klaten.

Berdasarkan keterangan yang diberikan Kepala Sub Bagian Pembinaan Informasi dan Publikasi Bagian Humas Sekretariat Daerah Klaten, Joko Priyono, program ini digagas oleh Pemkab Klaten bersama komunitas sungai.

"Kebetulan kepala sekolah sungainya Sekretaris Daerah Klaten, Joko Sawaldi,” kata Joko.

Baca juga: Umbul Manten, Kolam Alami nan Jernih di Klaten

Wisata susur sungai di Klaten yang dapat dibayar dengan menukarkan sampah tertentu.Twitter/ @sekolahsungaik Wisata susur sungai di Klaten yang dapat dibayar dengan menukarkan sampah tertentu.

Sekolah sungai ini dilaksanakan di sepanjang aliran Sungai Pusur dengan nama River Tubing Pusur Adventure yang terletak di Dukuh Wareng, Desa Wangen, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Untuk bisa menikmati pengalaman susur sungai menggunakan ban, pengunjung hanya perlu membayar senilai Rp 50.000.

Namun, ada cara lain yang bisa ditempuh untuk dapat menikmati wahana wisata alam ini, yakni dengan menyerahkan sejumlah sampah tertentu.

"Bayar sampah itu ide kreatif Komunitas Sungai Pusur Polanharjo mendidik masyarakat peduli sampah," ujar Joko.

Ia menjelaskan, jenis sampah yang bisa diserahkan terdiri dari sampah biasa yang sudah dipilah, seperti kertas, plastik, botol, dan lain-lain.

"Lalu ditimbang dan diharga. Jika kurang, tambah (bayar) uang dikit. Langsung river tubing,” kata dia.

Kawasan Sungai Pusur itu sudah dibuka untuk wisata sejak tiga tahun terakhir. Namun, sistem pembayaran menggunakan sampah ini diakui Joko baru dimulai tahun ini, tepatnya 23 Oktober 2018.

“Beberapa sungai di Klaten tidak saja ditata, tapi juga dipercantik dengan taman-taman. Khusus Pusur sudah laku dijual buat destinasi wisata khususnya anak-anak sekolah sekaligus pembelajaran dan pemuliaan sungai," tutur Joko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com