Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Proses Pembuatan Anyaman Flores Timur yang Kian Mendunia

Kompas.com - 24/10/2018, 22:08 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

FLORES TIMUR, KOMPAS.com - Dalam perhelatan Pesta Olah Raga Asian Games 2018 lalu, terdapat berbagai souvenir yang dijual pada wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara.

Penyelenggara mencatat suvenir khas Indonesia yang paling cepat habis ialah kreasi anyaman DuAnyam dari Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Lebih dari 16.300 buah souvenir ludes hingga prehelatan berlangsung.

Penasaran dengan bentuknya KompasTravel pun sempat berkunjung ke desa-desa pengerajin anyaman yang dikordinir wirausaha sosial DuAnyam ini, bersama DBS Daily Kindness Trip,  Jumat (12/10/2018). Ternyata kreasi anyaman memeng sudah menjadi budaya sebagian masyarakat di Flores Timur.

Salah satu ciri khas kerajinan anyaman daerah ini, menggunakan pucuk daun lontar yang baru berusia tiga bulan. Daun tersebut menghasilkan warna kuning muda dengan permukaan yang halus tetapi kuat.

Pria sedang memanen pucuk daun lontar untuk dijadikan bahan anyaman di salah satu rumah anyam DuAnyam, di Konga, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (13/10/2018).KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Pria sedang memanen pucuk daun lontar untuk dijadikan bahan anyaman di salah satu rumah anyam DuAnyam, di Konga, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (13/10/2018).
Proses pembuatan berawal dari pengambilan pucuk daun lontar yang ada di bagian paling atas pohon. Ketinggian yang harus dipanjat pemanen sekitar 20 meter dengan menggunakan bantuan tangga bambu.

Hasil panen pucuk daun lontar untuk dijadikan bahan anyaman di salah satu rumah anyam DuAnyam, di Konga, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (13/10/2018).KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Hasil panen pucuk daun lontar untuk dijadikan bahan anyaman di salah satu rumah anyam DuAnyam, di Konga, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (13/10/2018).
Pucuk diambil karena teksturnya yang masih lunak, dan mengeluarkan warna kuning muda yang bagus untuk diwarnai kembali. Pucuk daun tersebut akan tumbuh tiga minggu kemudian.

Dari satu pucuk besar dapat menghasilkan sekitar 30 lembar daun lontar yang dimanfaatkan menjadi beragam jenis bentuk.

Proses suwir, produksi kerajinan anyaman lontar, di Rumah Anyam DuAnyam Wulublolong, Flores TImur, NTT, Jumat (12/10/2018).KOMPAS.com/MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Proses suwir, produksi kerajinan anyaman lontar, di Rumah Anyam DuAnyam Wulublolong, Flores TImur, NTT, Jumat (12/10/2018).
Tahap kedua, pucuk daun muda tersebut disuwir atau dipisahkan dari tulang daunnya yang keras. Ada beberapa jenis suwiran yang dilakukan, tergantung ukuran lebar daun. Ada daun yang disuwir selebar satu sentimeter, ada yang dua sentimeter dan lainnya.

Proses pengawetan, produksi kerajinan anyaman lontar, di Rumah Anyam DuAnyam Wulublolong, Flores TImur, NTT, Jumat (12/10/2018).KOMPAS.com/MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Proses pengawetan, produksi kerajinan anyaman lontar, di Rumah Anyam DuAnyam Wulublolong, Flores TImur, NTT, Jumat (12/10/2018).

Lepas disuwir, pucuk daun lontar masuk ke tahap pengawetan, dengan cara merebusnya dua kali dalam air mendidih. Pengawetan tersebut untuk membunuh mikroba yang ada dalam daun, sehingga tidak mudah lapuk.

Sedang beberapa daun masuk tahapan pewarnaan untuk variasi produk. Warna yang digunakan ada yang alami seperti daun jati dan kunyit, ada pula yang sintetis dengan pewarna textil.

Proses produksi kerajinan anyaman lontar, di Rumah Anyam DuAnyam Wulublolong, Flores TImur, NTT, Jumat (12/10/2018).KOMPAS.com/MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Proses produksi kerajinan anyaman lontar, di Rumah Anyam DuAnyam Wulublolong, Flores TImur, NTT, Jumat (12/10/2018).
Daun yang sudah diawetkan dan diwarnai akan dijemur hingga kadar airnya nol, dan siap di anyam. Ada empat bentuk anyaman dasar yang dibuat, yaitu sobe atau bakul besar, kaleka atau tempat wadah kecil, pita sebagai tali anyaman, dan bentuk tikar.

Salah satu hasil kreasi DuAnyam berbahan anyaman lontar, dipamerkan di sekretariatnya Solor, Flores, NTT, Jumat (12/10/2018).KOMPAS.com/MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Salah satu hasil kreasi DuAnyam berbahan anyaman lontar, dipamerkan di sekretariatnya Solor, Flores, NTT, Jumat (12/10/2018).

Berbagai hasil anyaman tersebut akhirnya masuk taham pengecekan kualitas atau quality control. beberapa yang kurang rapi bisa dirapikan oleh tim pengecekan, sedangkan yang tidak memungkinkan untuk dirapikan akan digolongkan ke kualitas bawah.

Hanna Keraf salah satu founder DuAnyam sedang menjelaskan berbagai produk hasil kreasi DuAnyam berbahan anyaman lontar, yang dipamerkan di sekretariatnya Solor, Flores, NTT, Jumat (12/10/2018).KOMPAS.com/MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Hanna Keraf salah satu founder DuAnyam sedang menjelaskan berbagai produk hasil kreasi DuAnyam berbahan anyaman lontar, yang dipamerkan di sekretariatnya Solor, Flores, NTT, Jumat (12/10/2018).

Hasil anyaman-anyaman dari empat bentuk dasar tersebut mulai diolah kedalam bentuk yang aplikatif, dicampur dengan material-material non anyaman. Contohnya bentuk tikar akan dipotong, dijait dengan alas karet dan pembatas kain menjadi sandal. Lalu ada ragam bentuk lainnya seperti dompet, cover laptop, buku, tas, tempat kartu, dan puluhan bantuk lain.

Ragam hasil kreasi DuAnyam berbahan anyaman lontar, dipamerkan di sekretariatnya Solor, Flores, NTT, Jumat (12/10/2018).KOMPAS.com/MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Ragam hasil kreasi DuAnyam berbahan anyaman lontar, dipamerkan di sekretariatnya Solor, Flores, NTT, Jumat (12/10/2018).
Hasil kreasi ibu-ibu di berbagai desa di bawah kordinasi DuAnyam tersebut dipasarkan di berbagai kota besar, seperti Jakarta dan Denpasar. Untuk membelinya Anda tidak perlu jauh ke Flores Timur, NTT, karena DuAnyam hanya membuat anyaman berdasarkan pesanan yang ada di Jakarta, Denpasar, Surabaya dan kota-kota lainnya, tidak dijual ditempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com