Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saran Lonely Planet: Pergilah Sekarang ke Indonesia!

Kompas.com - 25/10/2018, 13:12 WIB
I Made Asdhiana

Editor

LONDON, KOMPAS.com - Lonely Planet yang merupakan buku panduan perjalanan dan penerbit media digital terbesar di dunia memasukkan Indonesia dalam 10 negara terbaik untuk dikunjungi tahun 2019 dan Indonesia berada di peringkat tujuh dunia.

Perusahaan yang dimiliki BBC Worldwide yang membeli 75 persen saham dari pendirinya, Maureen dan Tony Wheeler tahun 2007 dan 25 persen sisanya Februari 2011 menerbitkan daftar 10 negara terbaik untuk dikunjungi tahun 2019 yang direkomendasikan Lonely Planet, diterbitkan dalam buku Best In Travel 2019.

Cover buku Best in Travel 2019 bergambar Pura Ulun Danu di Bali. Demikian data yang diperoleh Antara di London, Kamis (25/10/2018).

Baca juga: 3 Hal Ini Harus Ditingkatkan untuk Datangkan Wisman Milenial

Menteri Pariwisata Arief Yahya menilai rekomendasi dari Lonely Planet sangat penting, karena rekomendasi ini membantu Indonesia mencapai target 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) tahun 2019.

Sebanyak 16 Tour Operator Polandia, Austria, Hungaria, Slovakia, Bulgaria serta perwakilan Emirates dibawa keliling ke Danau Toba di Sumatera Utara yang merupakan danau vulkanik terbesar dan terdalam di dunia yang di tengahnya ada Pulau Samosir. 
ARSIP BIRO HUKUM DAN KOMUNIKASI PUBLIK KEMENPAR Sebanyak 16 Tour Operator Polandia, Austria, Hungaria, Slovakia, Bulgaria serta perwakilan Emirates dibawa keliling ke Danau Toba di Sumatera Utara yang merupakan danau vulkanik terbesar dan terdalam di dunia yang di tengahnya ada Pulau Samosir.
"Referensi ini jelas tidak main-main. Karena, keran wisatawan mancanegara ke Indonesia semakin deras mengalir. Alasannya jelas. Lonely Planet adalah panduan bagi wisatawan mancanegara," ujarnya.

Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang masuk daftar. Tidak ada nama Thailand atau Malaysia yang selama ini menjadi pesaing. Hal ini tentu membuat bangga.

Baca juga: Menpar: Tanpa LCCT, Jangan Harap Target 20 Juta Wisatawan Tercapai

Ada sejumlah alasan para ahli Lonely Planet memasukkan Indonesia dalam daftar Top 10. Kekayaan alam dan budaya Indonesia menjadi alasan pertama. Kekayaan membentang dari Sabang sampai Merauke.

"Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau yang terdiri atas beragam budaya, kuliner, dan agama. Semua membentang antar pulau, menawarkan segudang pengalaman," tulis Lonely Planet dalam buku itu.

Sejumlah wisatawan mancanegara berada di Pantai Mandalika, Kuta, Praya, Lombok Tengah, NTB, Selasa (10/10). Pantai Mandalika yang berada dalam Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika dan termasuk dalam 10 destinasi wisata prioritas nasional ini memiliki daya tarik berupa pantai sepanjang 14,6 km yang membentang dari barat hingga ujung timur Pantai Tanjung Aan dengan keunikan pasir putihnya menyerupai biji merica. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/kye/17 ANTARA FOTO/AHMAD SUBAIDI Sejumlah wisatawan mancanegara berada di Pantai Mandalika, Kuta, Praya, Lombok Tengah, NTB, Selasa (10/10). Pantai Mandalika yang berada dalam Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika dan termasuk dalam 10 destinasi wisata prioritas nasional ini memiliki daya tarik berupa pantai sepanjang 14,6 km yang membentang dari barat hingga ujung timur Pantai Tanjung Aan dengan keunikan pasir putihnya menyerupai biji merica. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/kye/17
Di satu sisi, Lonely Planet juga menuliskan kondisi terakhir Indonesia yang sempat terkena musibah gempa. Namun, mereka menulis bahwa Indonesia adalah negara yang aman untuk dikunjungi.

"Gempa baru-baru ini terjadi di beberapa bagian Indonesia yang berada di lintasan Ring of Fire. Respon atas bencana alam masih dilakukan, tapi negara ini tetap aman bagi wisatawan," tulis Lonely Planet.

Tidak hanya kondisi Indonesia yang disorot. Kebijakan Pemerintah Indonesia memberikan akses bebas visa kunjungan (BVK) untuk 169 negara di dunia juga dipuji.

"Akses bebas visa untuk 169 negara. Tidak pernah lebih mudah untuk berkunjung ke negara tropis ini," tulis Lonely Planet.

Lonely Planet juga mengimbau semua orang untuk segera liburan ke Indonesia.

Wisatawan mancanegara berada di dalam kawah gunung Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (23/6/2018). Kawah Ijen dengan kedalaman 200 meter menjadi salah satu dari dua lokasi di dunia yang memiliki fenomena api biru selain Islandia, membuat Ijen menjadi tujuan utama pendaki dari berbagai pelosok negeri hingga mancanegara.ANTARA FOTO/M AGUNG RAJASA Wisatawan mancanegara berada di dalam kawah gunung Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (23/6/2018). Kawah Ijen dengan kedalaman 200 meter menjadi salah satu dari dua lokasi di dunia yang memiliki fenomena api biru selain Islandia, membuat Ijen menjadi tujuan utama pendaki dari berbagai pelosok negeri hingga mancanegara.
"Pergilah sekarang ke Indonesia, sebelum semua rahasianya terekspos!" saran Lonely Planet.

Dalam daftar itu, Sri Lanka menempati peringkat pertama. Diikuti Jerman dan Zimbabwe di posisi dua dan tiga. Sedangkan peringkat empat, lima dan enam berturut-turut diduduki oleh Panama, Kyrgyzstan, dan Jordania. Indonesia berada di peringkat tujuh, di atas Belarusia, Sao Tome and Principe, dan Belize yang dipilih di peringkat delapan, sembilan dan 10.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menilai rekomendasi dari Lonely Planet sangat penting karena rekomendasi ini bisa turut membantu Indonesia mencapai target 20 juta kunjungan wisman tahun 2019. Selain itu, penilaian positif ini bisa mempengaruhi faktor 3C: confidence, credibility, dan calibration.

"Confidence. Award akan menaikkan tingkat kepercayaan (confidence level) kita. Credibility, jika dikomunikasikan dengan baik, award yang kita peroleh dapat menjadi cara marketing yang paling efektif untuk citra," ucapnya.

Wisatawan berfoto dengan komodo dan ranger Sulaiman di TN Komodo, Pulau Rinca, NTT.Julianus Ebol Wisatawan berfoto dengan komodo dan ranger Sulaiman di TN Komodo, Pulau Rinca, NTT.
Sementara dari sisi Calibration, Menpar mengatakan, penghargaan juga bermanfaat untuk mengetahui dan mengukur posisi Indonesia dibandingkan dengan yang lain.

Bagi Menpar, memenangkan award akan membuat institusi semakin dikenal dan membuka peluang untuk mendapatkan kesempatan di masa mendatang. Sebab semua pihak akan cenderung memilih para pemenang untuk menjadi mitra, pemasok atau produsennya dibandingkan dengan yang lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com