JAKARTA, KOMPAS.com – Ada fakta menarik tentang warung tegal (warteg) yang bisa dibilang terkenal di Jakarta dan sekitarnya. Ya, tenar di ibu kota, tetapi tak ada warteg di daerah asalnya yakni di Tegal.
Pemilik Warteg Kharisma Bahari, Sayudi mengatakan jika tak ada warteg di Tegal. Di Tegal warteg dikenal dengan nama warung nasi.
“Di Tegal sendiri nggak ada tulisannya warteg, yah tulisannya hanya warung nasi saja, karena di Jakarta ini berbagai macam suku yah, jadi nama warteg ini yang membedakan dengan warung makan lainnya,” kata Sayudi ketika ditemui KompasTravel di Warteg Kharisma Bahari (WKB), Jalan Haji Batong Raya, Kelurahan Cilandak Barat, Jakarta Selatan, Selasa lalu.
“Di Tegal, mereka nggak buka Warteg karena orang Tegal pada waktu itu bermigrasi ke Jakarta dan buka warung, mayoritas yang berjualan orang Tegal makanya dikenal dengan Warteg. Kalau di Tegal sendiri lebih dikenal dengan nama warung nasi atau rumah makan,” kata Fadly ketika dihubungi KompasTravel, Rabu (24/10/2018).
Lalu pada pemerintahan Soekarno ini, banyak pembangunan dilakukan untuk mengubah ibu kota kolonial menjadi kota nasional.
Pada saat itu pembangunan gencar dilakukan seperti di Kebayoran Baru, Monas, Jembatan Semanggi, Tugu Pembebasan Irian, akses pelebaran Jalan Thamrin dan lainnya.
Saat itu, para tukang ini membutuhkan makanan dengan cepat dan murah. Hal itu menyebabkan banyak warung bermunculan dan mayoritas dari penjual ini adalah orang Tegal.
"Waktu itu juga banyak fenomena seperti ini, tukang cukur dari Garut makanya dikenal bahwa tukang cukur identik dengan Garut. Ini karena banyaknya suatu etnis yang melakukan pekerjaan tersebut,” jelas Rizal ketika dihubungi Kamis (25/10/2018).
Menurutnya adanya warteg kini telah menjadi bisnis terbuka karena banyak dari pemilik warteg sendiri bukan lagi orang dari Tegal. Ia juga mengatakan jika warteg kini menjadi mata rantai pertahanan nasional.
“Warteg ini jadi mata rantai pertahanan nasional, menjadi penyelamat perut ketika nanti terjadi krisis dan makanan mahal. Warteg akan tampil paling depan karena punya harga yang ramah di kantong, dan ini yang akan dicari. Orang-orang juga bisa memilih lauk sesuai dengan budget yang dimiliki,” jelasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.