Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Harus Dilakukan saat Pesawat Mendarat di Air?

Kompas.com - 30/10/2018, 12:03 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam keadaan darurat pesawat udara bisa mendarat di air, baik laut maupun di danau besar. Sejatinya pendaratan di air masih berpeluang menyelamatkan banyak nyawa yang ada di dalam pesawat, jika benar caranya.

"Pesawat bisa mendarat darurat di air atau di darat. Keduanya darurat, sangat tidak diharapkan, tetapi mendarat di air juga bisa menyelamatkan nyawa, asal benar," tutur Kapten Martinus Kadayu, Vice Presiden Garuda Indonesia Training Centre (GITC) di kantornya, Duri, Jakarta Barat, Senin (10/9/2018).

KompasTravel sempat mengikuti simulasi pendaratan darurat pesawat di air (wet drill) dan di darat (dry drill) di GITC. Belasan awak kabin yang sedang dalam pelatihan rutin melakukan hal tersebut, sebelum layak bertugas.

Baca juga: Apa Bedanya Pendaratan Darurat di Air dan di Darat?

Ridwan salah satu instruktur yang melatih dalam simulasi ini mengatakan, salah satu kunci agar selamat ialah paham cara evakuasi yang benar, dan jangan panik, sehingga mencelakakan orang.

"Pertama kita paham lokasi pintu keluar. Dalam keadaan remang, kita tau arah jalan pintu keluar," tuturnya.

Calon kabin kru dan pilot dilatih teknik pelayanan, penampilan, komunikasi, keamanan, dan pengamanan di Garuda Indonesia Training Centre, Duri, Jakarta Barat, Senin (10/9/2018).KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Calon kabin kru dan pilot dilatih teknik pelayanan, penampilan, komunikasi, keamanan, dan pengamanan di Garuda Indonesia Training Centre, Duri, Jakarta Barat, Senin (10/9/2018).
Kondisi yang digambarkan saat simulasi tersebut, lampu kabin kapal akan mati-nyala mati-nyala, dan asap keluar dari beberapa titik, sehingga merabunkan pandangan. Penumpang bisa memperhatikan garis lampu yang ada di sisi kursi.

"Pelampung juga harus paham betul cara pakainya, keluar harus sudah kalungin pelampung," tuturnya.

Baca juga: Mengapa Duduk di Kursi Pesawat Tak Nyaman? Ini Tips Mengatasinya

Penumpang bisa mengembungkan pelampung begitu sampai di permukaan air, atau sesaat sebelum loncat dari pesawat. KompasTravel merasakan jika pelampung dikembangkan saat berada di dalam pesawat, akan sangat mengganggu ruang gerak, dan sulit melihat jalan.

Setelah menjumpai pintu darurat yang sudah terbuka, penumpang bisa langsung loncat ke permukaan air tanpa menggunakan bantalan. Berbeda dengan di darat yang menggunakan bantalan seluncur.

Suasana fasilitas latihan simulator, untuk melatih kabin kru dan pilot teknik pelayanan, penampilan, komunikasi, keamanan, dan pengamanan di Garuda Indonesia Training Centre, Duri, Jakarta Barat, Senin (10/9/2018).KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Suasana fasilitas latihan simulator, untuk melatih kabin kru dan pilot teknik pelayanan, penampilan, komunikasi, keamanan, dan pengamanan di Garuda Indonesia Training Centre, Duri, Jakarta Barat, Senin (10/9/2018).
Dengan mengembungkan pelampung sesaat sebelum lompat, atau saat di permukaan air, penumpang akan terapung dengan aman.

Langkah selanjutnya ialah menunggu dibukanya perahu-perahu dari bantalan pesawat oleh awak kabin. Penumpang bisa berenang untuk berkumpul di perahu karet tersebut untuk menunggu bantuan evakuasi selanjutnya.

"Yang harus selalu diingat, kita hanya punya waktu 90 detik untuk keluar pesawat, jadi secepat mungkin cari pintu terdekat," tutupnya.

Waktu 90 detik merupakan standar evakuasi pendaratan darurat internasional. Baik pesawat bebadan besar dengan kapasitas 300 penumpang, ataupun pesawat dengan kapasitas 170 orang tetap 90 detik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com