JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak sulit mencari warung tegal atau warteg di kota metropolitan seperti Jakarta. Selang ratusan meter saja Anda sudah bisa menemukan warteg, dengan pilihan menu yang amat banyak.
Fenomena banyaknya warteg seperti mengalahkan usaha kuliner ikonik daerah lain, lihat saja pecel madiun, soto lamongan, mi aceh, warung sunda, bahkan rumah makan padang pun sepertinya tidak semenggeliat eksistensi warteg di Jakarta.
Di mana pun Anda berada, di perkampungan, di komplek perkantoran, di pasar, di kampus, dan jalan-jalan penyangga, akan menemukan warteg. Warteg tidak hanya mengenal ruko strategis, atau jalan-jalan protokol.
Baca juga: 5 Hal Ini Muncul ketika Mendengar Kata Warteg
Salah satu pemilik jaringan ratusan warteg di Jabodetabek, Suyudi mengatakan selain karena warteg bisa menjangkau kelas bawah hingga kelas atas, cara warteg menghasilkan cabang juga berperan penting terhadap banyaknya warteg di Jakarta.
"Kita sistemnya jual putus. Itu yang bikin banyak orang minat buka warteg, mudah dan tidak ribet," kata Suyudi kepada KompasTravel, saat berkunjung ke salah satu wartegnya, di Cilandak Barat, Jakarta Selatan, Selasa (23/10/2018).
Baca juga: Ini 5 Warteg 24 Jam di Jakarta
Menurutnya mudah saja membuka warteg di Jakarta, umumnya bagi orang Tegal. Meski tidak memiliki banyak modal, ia punya sistem buka warteg non modal untuk warga Tegal.
"Ia kita kerjasamakan dengan investor dari sini yang mau buka franchise kita, nanti saya nyari orang Tegal buat pengelola (manajerial-operasional) minimal dua orang. Hasilnya 50:50 sama investor itu," jelasnya.
Baca juga: Ini Alasan Orang Suka Makan di Warteg
Harga yang ia tawarkan untuk investor berkisar Rp 110 juta, untuk kios ukuran sekitar 3 x 10 meter. Harga tersebut sudah termasuk renovasi dengan perabotan etalase, meja, peralatan, dan lainnya, sehingga investor hanya bertanggung jawab untuk bangunan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.