Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/11/2018, 16:14 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hampir tidak ada yang menyangkal bahwa warteg identik dengan harga yang terjangkau atau murah meriah. Karena keunggulan itu, warteg bisa menjangkau berbagai kalangan bawah, menengah, juga atas.

Namun di tengah Jakarta yang serba mahal, warteg-warteg masih bisa eksis dengan menawarkan harga yang masih terjangkau. Padahal harga bahan baku di pasar sama dengan yang dibeli restoran atau tempat makan lainnya.

Baca juga: Berapa Pengeluaran Rata-rata Orang Jakarta Makan di Warteg?

Di salah satu warteg dengan cabang terbanyak di Jakarta, KompasTravel makan dengan satu porsi nasi, satu sayuran, dan dua lauk (telur dan balado kentang) hanya Rp 12.000.

Suyudi, salah satu pemilik warteg asli Tegal yang kini memiliki sekitar tiga merek warteg berbeda menjelaskan hal tersebut kepada KompasTravel, saat berkunjung ke salah satu wartegnya, di Jakarta Selatan, Selasa (23/10/2018).

Warteg Kharisma Bahari, di Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (23/10/2018).KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Warteg Kharisma Bahari, di Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (23/10/2018).
"Kalau makan pecel lele, pasti mas ga mungkin makan lele terus makan ayam juga dalam sekali makan, RM Padang juga. Tapi kalau makanan warteg ada sayurnya, ada telor, pake tempe oreg, pake oseng juga," tuturnya.

Dari ragam lauk dan pelengkap itulah ia menghitung laba. Satu lauk, sayur, atau pelengkap katakanlah untung hanya Rp 500, jika mengacu rata-rata pembeli menggunakan empat item plus nasi, bisa untuk Rp 2500 - Rp 3000 sekali makan.

"Jadi kita ga ngambil untung dari tiap porsi, tapi tiap item-nya. Ada lauk, sayur, osengan, nasi, belum pelengkap ada pisang, keripik, gorengan," tutur Suyudi menjelaskan pada KompasTravel.

Baca juga: Seperti Ini Proses Ekspansi Warteg di Jakarta

Ia juga memegang prinsip lebih baik mengambil untung sedikit tapi banyak pembeli, daripada mengambil untung banyak dengan sedikit pembeli.

“Prinsipnya sama, mending untung dikit tapi yang beli terus-terusan, daripada untung banyak tapi sejam udah berhenti," ucapnya.

Menu oseng-oseng di warteg Kharisma Bahari.KOMPAS.com / CITRA FANY SAMPARAYA Menu oseng-oseng di warteg Kharisma Bahari.
Menurut pria yang akrab disapa Yudi itu, semakin banyak pilihan masakan, akan semakin "membius" pengunjung untuk mencicip aneka masakan yang tehidang. Di warteg miliknya, minimal masakan yang tersaji ada 40 lebih. Termasuk sayur, lauk, oseng-oseng, sampai kripik.

Selain itu, ia juga kerap meminta stafnya di tiap cabang untuk memilih pasar induk, atau pasar besar yang terdekat untuk belanja bahan baku. Di pasar besar itulah ia bisa mendapat harga lebih murah dari yang lainnya.

"Jadi bukan mensiasati bahan jelek, tapi kita juga punya tempat-tempat murah ke pasar besar, buat press harga, juga ngambil untungnya tidak dari satu porsi, tapi dari satu item," tuturnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Umbul Sigedang-Kapilaler, Satu Lagi Pemandian dengan Air Sebening Kaca di Klaten

Umbul Sigedang-Kapilaler, Satu Lagi Pemandian dengan Air Sebening Kaca di Klaten

Jalan Jalan
Taman Nasional Terindah Ketiga di Dunia, Ternyata dari Indonesia

Taman Nasional Terindah Ketiga di Dunia, Ternyata dari Indonesia

Travel Update
Tiket Kereta Diskon 25 Persen di #DiIndonesiaAja Travel Fair, Yogyakarta Jadi Favorit

Tiket Kereta Diskon 25 Persen di #DiIndonesiaAja Travel Fair, Yogyakarta Jadi Favorit

Travel Update
6 Tips Berkunjung ke Pantai Klotok Wonogiri, Datang Pagi

6 Tips Berkunjung ke Pantai Klotok Wonogiri, Datang Pagi

Travel Tips
Liburan Sekeluarga Keliling Singapura, Kini Bisa Naik Transportasi Privat

Liburan Sekeluarga Keliling Singapura, Kini Bisa Naik Transportasi Privat

Travel Update
9 Tempat Wisata di PIK 2 buat Liburan Akhir Tahun 

9 Tempat Wisata di PIK 2 buat Liburan Akhir Tahun 

Jalan Jalan
4 Tips Berburu Promo di #DiIndonesia Aja Travel Fair 2023, Jangan Buru-buru

4 Tips Berburu Promo di #DiIndonesia Aja Travel Fair 2023, Jangan Buru-buru

Travel Tips
AirAsia Tunda Pindah Penerbangan Domestik ke Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta

AirAsia Tunda Pindah Penerbangan Domestik ke Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta

Travel Update
Promo Tiket Pesawat #DiIndonesiaAja Travel Fair 2023, ke Bali Rp 700.000an

Promo Tiket Pesawat #DiIndonesiaAja Travel Fair 2023, ke Bali Rp 700.000an

Travel Update
Harga Glamping Merbabu Park Semarang dan Fasilitasnya

Harga Glamping Merbabu Park Semarang dan Fasilitasnya

Jalan Jalan
Mulai 1 Desember, Masuk Malaysia Wajib Isi Digital Arrival Card

Mulai 1 Desember, Masuk Malaysia Wajib Isi Digital Arrival Card

Travel Update
Aneka Paket Wisata #DiIndonesiaAja Travel Fair 2023, Banda Neira Rp 2,4 Jutaan

Aneka Paket Wisata #DiIndonesiaAja Travel Fair 2023, Banda Neira Rp 2,4 Jutaan

Travel Update
Turis Malaysia Paling Banyak ke Sulawesi Selatan pada Oktober 2023

Turis Malaysia Paling Banyak ke Sulawesi Selatan pada Oktober 2023

Travel Update
6 Aktivitas Wisata di Merbabu Park Semarang, Bisa Glamping

6 Aktivitas Wisata di Merbabu Park Semarang, Bisa Glamping

Hotel Story
Batik Air Terbang Lagi dari Jakarta ke Banyuwangi, Tarif Rp 1,2 Jutaan

Batik Air Terbang Lagi dari Jakarta ke Banyuwangi, Tarif Rp 1,2 Jutaan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com