"Warteg ini punya moto itu makanan higienis, harga terjangkau dan nyaman. Warteg ini sebelumnya sempat tutup pada bulan puasa. Kemudian dibuka kembali dua bulan setelahnya, itu bulan Agustus 2018," kata Henny.
Wanita lulusan Fakultas Sastra, Universitas Indonesia angkat 94 ini mengatakan jika antusias pengunjung yang datang ke wartegnya cukup tinggi, terutama ibu-ibu yang mengantarkan anaknya bersekolah.
Warteg ini sendiri beroperasi pada hari Senin hingga Sabtu, pukul 08.00-17.00 WIB. Waktu ini juga menyesuaikan waktu dari pekerja warteg dimana mereka sudah memiliki keluarga yang juga membutuhkan waktu bersama keluarga.
Selain itu, waktu ini juga menyesuaikan waktu pasaran Warteg 313 yaitu ibu-ibu, mahasiswa dan pekerja."Di sini kan banyak sekolah, jadi kalau ibu-ibunya ngantar anak sekolah dan mau cari tempat nongki-nongki bisa di sini. Kalau tempat yang lain di sini baru buka jam 11 siang. Orang-orang kerja dan mahasiswa juga karena di sini dekat dengan kampus dan kantor. Jadi kalau jam makan siang banyak yang beli," katanya.
Menariknya, makanan yang dijajakan di warteg ini tidak menggunakan msg, melainkan bumbu-bumbu tradisional.
"Makanan di sini dimasak tanpa msg, karena saya percaya bumbu rumahan. Orang rumah juga makan makanan dari sini. Tradisi di keluarga saya memang menghindari makanan dengan msg. Sehingga di sini saya harus ikut standar rumah. Cukup dengan garam dan gula sudah jadi penyedap," kata Henny.
Menariknya, ia juga menjual menu masakan rumah lainnya yang tidak ditemui di warteg lainnya seperti sayur singkong, bunga pepaya.
Harga per lauknnya dijual dengan harga mulai Rp 5.000. Ada juga paket hemat yang bisa dinikmati hingga Desember 2018 seharga Rp 15.000 sudah bisa makan seporsi teh hangat tawar, nasi dan tiga lauk pauk yang dipilih sendiri tidak termasuk ayam goreng dan ikan.
Jika datang pagi hari, Anda bisa menikmati segelas teh manis hangat dengan kue basah yang juga bisa dibeli di sini.
Anda juga bisa menemukan warteg ini di layanan pesan antar makanan online jika malas membeli langsung.
Ia mengatakan jika dalam sehari bisa mencapai 30 orang pembeli dengan omset kotor Rp 2.000.000.
Ke depan, Henny ingin mengembangkan wartegnya dengan cara franchise. Sebelum itu, ia sedang mengurus untuk mematenkan merek Warteg 313 dalam jangka 1,5 tahun ke depan.
Jika dalam waktu tersebut tidak ada yang mengklaim merek tersebut, ia akan membuka cabang ke dua di Sambas pada 2019.