Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warteg Kini Naik Kelas, Bisa Ditemui di Sini

Kompas.com - 07/11/2018, 10:03 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Citra Fany Samparaya,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warung Tegal (warteg) selalu berdiri paling depan ketika ingin makan kenyang dengan harga yang terjangkau.

Selain murah, warteg juga menjajakan sekitar 30 hingga 50 aneka lauk dan bisa ditemui di sudut kota Jakarta kapan pun karena beberapa warteg buka 24 jam.

Kini warteg sudah tak lekat lagi dengan mereka yang berada di kelas ekonomi bawah, karena banyak dari pengusaha, artis, hingga pejabat yang tak sungkan makan di warteg.

Baca juga: Ini Rahasia Harga Makanan Warteg Tetap Murah di Jakarta yang Serba Mahal

Bahkan banyak orang yang mulai membuka bisnis dengan berbagai inovasi mulai dari aneka menu, dekorasi, hingga konsep.

Design ruang warteg 313 di Jalan Cinere Raya No. 45, Cinere, Depok.KOMPAS.com - CITRA FANY SAMPARAYA Design ruang warteg 313 di Jalan Cinere Raya No. 45, Cinere, Depok.
Warteg 313 misalnya. Warteg dengan konsep zaman now dengan interior ruangan yang instagramable yang terlihat dari beberapa pajangan yang menempel di dinding.

Warna kuning dan hitam yang dipilih pemilik menjadi warna tembok dan beberapa desain. Terdapat juga di ujung ruangan pintu masuk sofa berwarna kuning cerah.

Baca juga: Seperti Ini Proses Ekspansi Warteg di Jakarta

Selain itu, ada juga lampu gantung yang memancarkan cahaya kuning, kursi putar tinggi, kursi warna-warni, bantalan sofa di kursi panjang, etalase kaca dengan desain berwarna kuning, meja yang menempel di dinding yang di atasnya dihiasi pajangan telepon dan bunga.

"Saya memilih warna kuning karena saya suka warna kuning. Saya juga melihat warna kuning ini eyes catching dan mengunggah selera makan orang. Orang pas datang bisa tergugah selera makannya," kata Henny Octaviany, pemilik Warteg 313 ketika ditemui KompasTravel di Jalan Cinere Raya No. 45, Depok, Selasa (6/11/2018) sambil tertawa.

Baca juga: 5 Hal Ini Muncul ketika Mendengar Kata Warteg

Henny juga menceritakan ide awal membuka warteg dengan konsep zaman now. Ia mengaku jika dirinya sangat mencintai masakan rumahan yang dijual di warteg dan seringkali menyajikannya di rumah untuk keluarga.

Seporsi makanan (nasi, cumi mercon, terong balado, kikil mercon, teri kacang balado, pare teri asin, gulai, daun singkong, dan teh hangat tawar) seharga Rp 37.000 di  warteg 313.KOMPAS.com - CITRA FANY SAMPARAYA Seporsi makanan (nasi, cumi mercon, terong balado, kikil mercon, teri kacang balado, pare teri asin, gulai, daun singkong, dan teh hangat tawar) seharga Rp 37.000 di warteg 313.
Menurut Henny, masakan warteg yang enak tidak didukung dengan kebersihan tempat sehingga ia memilih untuk membungkusnya daripada makan di tempat.

Baca juga: Seperti Ini Proses Ekspansi Warteg di Jakarta

Melihat belum banyaknya tempat makan yang bersih, ia kemudian tertarik membuka warteg dengan mengusung konsep modern dengan gaya instagramable. Selain itu, ia juga memiliki tukang masak yang berasal dari Tegal.

"Saya menyenangi makanan-makanan yang dijual di warteg, cuma kendala kebersihan dan kurang higienis. Kita di rumah juga senang makanan warteg. Kadang ada orang yang ingin ke warteg tapi karena kondisi tempat yang kurang nyaman, jadi orang malas," katanya.

"Ada juga orang yang ingin coba makanan warteg yang macem-macem, jadi cuma beli untuk dimakan di rumah. Nah, saya suka gitu soalnya, karena makan di tempat kurang nyaman dan bersih jadi saya bungkus," sambung Henny.

Henny Octaviany, pemilik warteg 313 sedang menyajikan menu makanan pembeli, Selasa (06/11/2018).KOMPAS.com - CITRA FANY SAMPARAYA Henny Octaviany, pemilik warteg 313 sedang menyajikan menu makanan pembeli, Selasa (06/11/2018).
Sebelum membuka warteg ini, ibu dua anak ini sudah melakukan survei terlebih dahulu kepada teman-temannya, dan juga mencari informasi dari internet. Respon yang didapatkan pun positif.

"Dari situ, saya memutuskan untuk membuka warteg tapi wartegnya bersih, nyaman, dan higienis. Jadi buka warteg yang naik level sedikit dari warteg pada umumnya. Saya ingin mengubah warteg zaman old yang kotor dengan warteg zaman now yang bersih," jelasnya.

Ia juga melihat peluang di mana makanan rumahan akan menjadi makanan yang paling dicari nantinya.

Banyak orang yang akan kembali ke masakan rumahan karena bosan dengan makanan western. Terutama ibu-ibu, baik yang tidak bisa memasak ataupun tidak punya waktu untuk memasak akan membeli makanan di warteg.

Henny kemudian mendirikan wartegnya di tanggal yang sama dengan tanggal kelahirannya yaitu 24 Oktober 2017 dengan nama Warteg 313. Ibu dari dua anak ini memilih nama Warteg 313 karena ingin menyamakan dengan nomor rumahnya.

Satu paket menu hemat terdiri dari nasi dan tiga lauk yang bisa dipilih sendiri, kecuali ikan dan ayam seharga Rp 15.000. Paket ini hanya bisa didapatkan hingga Desember 2018 di warteg 313.KOMPAS.com - CITRA FANY SAMPARAYA Satu paket menu hemat terdiri dari nasi dan tiga lauk yang bisa dipilih sendiri, kecuali ikan dan ayam seharga Rp 15.000. Paket ini hanya bisa didapatkan hingga Desember 2018 di warteg 313.

"Warteg ini punya moto itu makanan higienis, harga terjangkau dan nyaman. Warteg ini sebelumnya sempat tutup pada bulan puasa. Kemudian dibuka kembali dua bulan setelahnya, itu bulan Agustus 2018," kata Henny.

Wanita lulusan Fakultas Sastra, Universitas Indonesia angkat 94 ini mengatakan jika antusias pengunjung yang datang ke wartegnya cukup tinggi, terutama ibu-ibu yang mengantarkan anaknya bersekolah.

Warteg ini sendiri beroperasi pada hari Senin hingga Sabtu, pukul 08.00-17.00 WIB. Waktu ini juga menyesuaikan waktu dari pekerja warteg dimana mereka sudah memiliki keluarga yang juga membutuhkan waktu bersama keluarga.

Selain itu, waktu ini juga menyesuaikan waktu pasaran Warteg 313 yaitu ibu-ibu, mahasiswa dan pekerja.

Pramusaji sedang menyajikan makanan untuk pembeli, Selasa (06/11/2018)KOMPAS.com - CITRA FANY SAMPARAYA Pramusaji sedang menyajikan makanan untuk pembeli, Selasa (06/11/2018)
"Di sini kan banyak sekolah, jadi kalau ibu-ibunya ngantar anak sekolah dan mau cari tempat nongki-nongki bisa di sini. Kalau tempat yang lain di sini baru buka jam 11 siang. Orang-orang kerja dan mahasiswa juga karena di sini dekat dengan kampus dan kantor. Jadi kalau jam makan siang banyak yang beli," katanya.

Menariknya, makanan yang dijajakan di warteg ini tidak menggunakan msg, melainkan bumbu-bumbu tradisional.

"Makanan di sini dimasak tanpa msg, karena saya percaya bumbu rumahan. Orang rumah juga makan makanan dari sini. Tradisi di keluarga saya memang menghindari makanan dengan msg. Sehingga di sini saya harus ikut standar rumah. Cukup dengan garam dan gula sudah jadi penyedap," kata Henny.

Henny Octaviany, pemilik Warteg 313 di Jalan Cinere Raya No. 45 Cinere Depok, Selasa (06/11/2018).KOMPAS.com - CITRA FANY SAMPARAYA Henny Octaviany, pemilik Warteg 313 di Jalan Cinere Raya No. 45 Cinere Depok, Selasa (06/11/2018).
Ada sekitar 30 lauk pauk yang dijajakan di warteg miliknya, seperti  telor balado, tumis-tumisan, tempe, tahu, dan lauk pauk lainnya. Ada juga indomie dan ayam geprek yang menjadi menu favorit.

Menariknya, ia juga menjual menu masakan rumah lainnya yang tidak ditemui di warteg lainnya seperti sayur singkong, bunga pepaya. 

Harga per lauknnya dijual dengan harga mulai Rp 5.000. Ada juga paket hemat yang bisa dinikmati hingga Desember 2018 seharga Rp 15.000 sudah bisa makan seporsi teh hangat tawar, nasi dan tiga lauk pauk yang dipilih sendiri tidak termasuk ayam goreng dan ikan.

Jika datang pagi hari, Anda bisa menikmati segelas teh manis hangat dengan kue basah yang juga bisa dibeli di sini.

Aneka lauk yang dijual di warteg 313 di Jalan, Cinere Raya No 45, Cinere, Depok.KOMPAS.com - CITRA FANY SAMPARAYA Aneka lauk yang dijual di warteg 313 di Jalan, Cinere Raya No 45, Cinere, Depok.
"Warteg kita sama dengan yang lain yah, yaitu self service. Pesan sendiri, terus langsung bayar," jelasnya.

Anda juga bisa menemukan warteg ini di layanan pesan antar makanan online jika malas membeli langsung.

Ia mengatakan jika dalam sehari bisa mencapai 30 orang pembeli dengan omset kotor Rp 2.000.000.

Ke depan, Henny ingin mengembangkan wartegnya dengan cara franchise. Sebelum itu, ia sedang mengurus untuk mematenkan merek Warteg 313 dalam jangka 1,5 tahun ke depan.

Jika dalam waktu tersebut tidak ada yang mengklaim merek tersebut, ia akan membuka cabang ke dua di Sambas pada 2019.

Desain ruangan warteg 313 di Jalan Cinere Raya No. 45, Cinere, Depok.Kompas.com- CITRA FANY SAMPARAYA Desain ruangan warteg 313 di Jalan Cinere Raya No. 45, Cinere, Depok.
Ia menjual konsep wartegnya dengan beberapa paket seperti paket restoran dan gerai seperti di food court sudah termasuk logo, desain interior, dan etalase lauk. Interiornya dibuat semirip mungkin, paling tidak warnanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com