Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampung Adat Todo, Pusat Peradaban Minangkabau di Flores Barat

Kompas.com - 09/11/2018, 07:29 WIB
Markus Makur,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

RUTENG, KOMPAS.com — Menjelajahi perkampungan-perkampungan adat di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai dari bagian barat Flores sampai di bagian timur terdapat kampung-kampung tradisional dan kampung-kampung tua dengan usia ribuan tahun.

Salah satu dari sekian perkampungan tradisional di Flores barat adalah kampung adat Todo yang dikenal sebagai pusat peradaban Minangkabau. Orang Flores menyebutnya "Minangkebau".

Tak ada yang membantah tentang penelusuran orang Minangkabau di kampung tradisional Todo, Desa Todo, Kecamatan Satarmese Utara, Kabupaten Manggarai. Selain itu kampung tradisional ini sebagai pusat kerajaan Manggarai di zaman dulu.

Baca juga: Berkunjung ke Desa Adat Wologai di Flores, NTT

Berbagai kisah lisan dan kisah yang sudah dituangkan dalam berbagai buku sejarah Manggarai, Kampung adat Todo selalu dicantumkan dalam berbagai dokumentasi tertulis karena raja-raja pertama di wilayah Manggarai Raya tinggal dan hidup di kampung itu yang berada di kawasan Lembah Todo.

Deretan nama-nama Raja Manggarai selalu berasal dari Kampung Todo sejak masuknya tokoh Mashur dari Minangkabau ke wilayah Manggarai dan menetap di kampung Todo ratusan tahun yang lalu.

Baca juga: Kukih Serabe, Kuliner Khas Kaum Perempuan di Flores Barat

Selama ini saya hanya mendengar kisah raja-raja Manggarai yang berasal dari kampung adat Todo dan saya belum pernah mengunjungi perkampungan itu sebelumnya.

Akhirnya saya bisa mengunjungi perkampungan tradisional Todo bersama rombongan dosen program doktoral bagian resources management Universitas Bina Nusantara (Binus) Jakarta akhir Oktober 2018.

Warga Kampung tradisional Todo melintasi di depan Mbaru Niang Todo, Oktober 2018 lalu. setiap hari warga di kampung adat Todo itu menjual kain tenun bermotif Todo di Manggarai, Flores, NTT. KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Warga Kampung tradisional Todo melintasi di depan Mbaru Niang Todo, Oktober 2018 lalu. setiap hari warga di kampung adat Todo itu menjual kain tenun bermotif Todo di Manggarai, Flores, NTT.
Ketertarikan dari dosen Universitas Binus Jakarta yang dipimpin Dr Dyah Budiastuti untuk mengunjungi perkampungan tradisional Todo karena ada sejumlah dosen Binus berasal Minangkabau dan Batak serta berbagai daerah lain di Tanah Air.

Disambut Tarian Sepa dan Lopa

Hari itu, Selasa 2 Oktober 2018, rombongan beranjak dari penginapan mereka di kota dingin Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai. Pertama, rombongan itu mengunjungi Sekolah Menengah Atas Katolik Setia Bakti Ruteng. Hari itu rombongan menyewa bus Gunung Mas.

Setiba di pintu gerbang sekolah itu, Kepala Sekolah SMAK Setia Bakti, Sr. Irmina Bezo, SSPS bersama dengan guru dan ratusan siswa dan siswi di sekolah tersebut memadati pintu gerbang. Sejumlah penari sudah siap menyambu tamu khusus dari Universitas Binus Jakarta pagi itu.

Baca juga: Rasa dan Aroma Kopi Manggarai Memikat Dosen Binus Jakarta

Tarian Sepa dan Lopa dipentaskan untuk memberikan penghormatan dan penghargaan kepada rombongan atas kunjungan khusus itu di lembaga pendidikan tersebut. Sejumlah penari dari sekolah itu menari di depan halaman kantor Kepala sekolah untuk menyambut tamu yang berkunjung di sekolah tersebut.

Usai mementaskan tarian Sepa dan Lopa khas SMAK Setia Bakti Ruteng, seorang tua adat yang sudah dipercayakan sekolah memegang seekor ayam jantan putih untuk melaksanakan ritual “kepok kapu manuk” kepada rombongan tersebut.

Suguhan Kopi Manggarai

Ritual adat sesuai tradisi orang Manggarai dan pementasan tarian khas sekolah itu selesai, selanjutnya rombongan masuk ke ruangan Kepala Sekolah SMAK Setia Bakti. Selanjutnya, ritual adat Kepok juga dilangsungkan di dalam ruangan tersebut untuk menyambut tamu yang masuk sebagai tamu khusus lembaga pendidikan saat itu.

Keunikan arsitektur Mbaru Niang Todo, Desa Todo, Kecamatan Satarmese Utara, Kabupaten Manggarai, Flores, NTT, Oktober 2018 memikat wisatawan asing dan Nusantara serta peneliti budaya dan para antropolog untuk menggali peradaban di kampung tradisional tersebut. KOMPAS.com/MARKUS MAKUR Keunikan arsitektur Mbaru Niang Todo, Desa Todo, Kecamatan Satarmese Utara, Kabupaten Manggarai, Flores, NTT, Oktober 2018 memikat wisatawan asing dan Nusantara serta peneliti budaya dan para antropolog untuk menggali peradaban di kampung tradisional tersebut.
Tak lama sesudah penyambutan secara adat selesai, guru menyuguhkan minuman kopi manggarai kepada rombongan dosen Universitas Binus Jakarta yang pertama kali mengunjungi sekolah tersebut.

Semua dosen Universitas Binus Jakarta yang berkunjung ke Manggarai Raya adalah penyuka kopi Nusantara sehingga saat disuguhkan kopi manggarai dengan aroma dan rasa yang berbeda dari rasa dan aroma kopi dari wilayah lain di Indonesia. Suguhan minuman kopi dinikmati oleh seluruh rombongan tersebut.

Kepala Sekolah SMAK Setia Bakti Ruteng, Sr. Irmina Bezo, SSPS kepada Kompas.com mengungkapkan, terima kasih banyak atas kunjungan dari rombongan dosen Universitas Binus Jakarta ke lembaga pendidikan yang dipimpinnya.

“Ini kunjungan yang sangat bermakna bagi lembaga pendidikan SMAK Setia Bakti Ruteng. Yang hadir adalah dosen dari program doktor di Universitas tersebut yang memberikan semangat kepada siswa dan siswi dan guru-guru di lembaga pendidikan ini,” jelasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com