Selanjutnya, Dr Dyah Budiastuti dan dosen lainnya memberikan motivasi kepada ribuan siswa dan siswi SMAK Setia Bakti di halaman sekolah.
Pada dosen memberikan semangat belajar untuk meraih impian di masa depan serta mengajak siswa dan siswi di lembaga pendidikan itu untuk kuliah di Universitas Binus yang tersebar di beberapa tempat di Indonesia.
Menuju ke Kampung Tradisional Todo
Seusai kegiatan di lembaga pendidikan SMAK Setia Bakti, rombongan dosen itu bergegas dengan bus Gunung Mas yang disopiri Herdianto Lelang menuju perkampungan tradisional Todo dari Kota Ruteng ke arah barat dari Pulau Flores.
Hari itu cuaca di wilayah Manggarai Raya sangat cerah. Bus Gunung Mas yang membawa rombongan laju dengan waktu normal. Saat keluar dari Kota Ruteng melewati jalan berkelok-kelok dan menurun di jalan Transflores.
Setiba di pertigaan di Mbelang, sang sopir belok kiri menuju ke kampung tradisional Todo. Jalan itu juga searah menuju ke perkampungan tradisional Waerebo. Laju kendaraan penuh kehati-hatian karena jalan menurun berkelok-kelok di celah-celah bukit dan lereng gunung.
Hamparan bukit dan lerengan gunung serta persawahan di lembah-lembah di kiri kanan jalan menuju perkampuan tua Todo membuat mata tertuju kepada keindahan alam dan pemandangan yang disuguhkan Sang Pencipta alam semesta.
Rasa mengantuk karena melewati jalan berkelok-kelok dan menurun hilang karena mata tak bisa pejam karena keunikan alam menuju perkampungan tradisional Todo.
Selanjutnya Dr Agustinus Bandur, Dosen Universitas Binus Jakarta dan Tommy, mahasiswa S2 di Universitas Binus Jakarta menginformasikan bahwa jalan mendaki menuju ke perkampungan tradisional Todo. Setelah melewati jalan mendaki, lalu jalan lurus dengan melewati Gereja Katolik Todo di sisi kanan dari jalan itu.
Selanjutnya rombongan menuju ke pos penjagaan obyek wisata kampung tradisional Todo. Seorang pegawai dari Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai, Titus Jegadut (52) tersenyum dan menyapa tamu yang berwisata ke obyek wisata budaya tersebut.
Mendengarkan Langsung Kisah Orang Minangkabau
Setiba di pos penjagaan tersebut, semua rombongan registrasi di buku tamu yang disediakan Dinas Pariwisata Manggarai untuk perkampungan tradisional Todo. Satu per satu rombongan menulis nama lengkap di buku tamu tersebut.
Suguhan kopi kembali dilakukan petugas di Pos penjagaan tersebut sesuai dengan tradisi orang Manggarai Raya.
Saat menikmati minuman kopi manggarai, Pegawai Dinas Pariwisata Manggarai, Titus Jegadut (52) menjelaskan, asal usul Kampung Todo serta orang Minangkebau pertama yang ada dan menikah dengan perempuan Manggarai asli di perkampungan tradisional Todo.
Dikisahkan secara lisan secara turun temurun dan sudah dibukukan oleh kaum intelektual Manggarai bahwa seorang tokoh terkenal dari Minangkabau dengan sebutan Mashur.
Tokoh Mashur menikah dengan perempuan asli Manggarai (leluhur orang Manggarai yang berasal dari Minangkabau) lahirlah beberapa anak-anaknya yang terus berkembang dan bertumbuh di perkampungan tersebut.
Karena ketenaran dan kekuatan magis dari tokoh tersebut dan keturunannya maka mereka membentuk sebuah kerajaan kecil di perkampungan tersebut. Mereka menyebutnya kerajaan Todo.