JAKARTA, KOMPAS.com - Durian asal Bengkulu sempat menuai kehebohan di media sosial beberapa waktu lalu. Penumpang salah satu penerbangan maskapai rute Bengkulu-Jakarta protes sehingga terjadi penundaan keberangkatan setelah durian diturunkan.
Durian yang diklaim pihak maskapai sudah dikemas sesuai standar operasional, nyatanya masih menimbulkan bau yang khas. Mayoritas penumpang pun terganggu dan minta salah satu komoditi alam Bengkulu itu diturunkan.
Durian asal Bengkulu memang belum begitu terkenal di kalangan masyarakat umum,terutama di pulau Jawa. Pamornya kalah dengan durian Medan, atau Sidikalang yang sering dibuat banyak olahan.
Tak heran KompasTravel pun cukup kesulitan mencari ahli yang sudah lama bergelut dengan durian bengkulu, sehingga tahu persis karakter raja buah dari Tanah Raflesia ini.
Heri (50) seorang penyalur durian asal Bengkulu yang sudah 21 tahun menghidupi keluarganya dengan menjual durian tanah kelahirannya, mengatakan durian bengkulu memang kalah pamor tapi tidak soal kualitas.
"Durian Bengkulu sudah banyak sejak dulu sebenarnya, tergolong lebih bagus dari durian yang lain, hanya dia kurang ekspose aja, jadi kalah sama Medan dan yang lain," ucapnya yang berada di kebun durian, saat dihubungi KompasTravel, Jumat (9/11/2018).
"Kalau kita bicara durian Bengkulu yang bagus, itu pasti utara. Sebab memang alamnya mendukung menghasilkan durian yang tebal, bijinya kecil, manis," tutur Heri.
Ia menyebut saingan terberat durian bengkulu dalam hal kualitas ialah durian sidikalang. Keduanya hampir mirip, soal kulitas daging, hanya berbeda di rasa dan kulit.
"11-12 lah dia sama durian sidikalang, ada bagusnya ada kurangnya sama-sama sedikit," kata Heri.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.