SERANG, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Banten akan menata kawasan wisata Banten Lama secara keseluruhan agar jejak keberagaman dan toleransi yang kuat di kawasan Kesultanan Banten itu bisa menjadi etalase kerukunan umat beragama di Indonesia.
"Ya banten itu sejak masa kesultanannya memang terdapat banyak ragam etnis, suku, agama. Jadi sebenarnya monumen keberagaman kebhinnekaan itu ada di tempat bersejarah ini (Banten)," kata Gubernur Banten Wahidin Halim saat meninjau kawasan Banten Lama, Jumat (9/11/2018).
Keberagaman di balik sejumlah peninggalan sejarah, seperti bangunan Vihara Avalokitesvara dan Komplek Masjid Agung Banten, yang masih tersisa utuh di kawasan Banten Lama menjadi bukti kuat toleransi pada masa Kesultanan Banten abad ke 16 Masehi. Kedua bangunan yang kini menjadi tempat bersejarah dan banyak dikunjungi.
Kawasan Banten Lama yang kini dalam proses revitalisasi oleh Pemprov Banten mulai terlihat lebih rapih, bersih dan tak lagi kumuh, jauh dari kesemrawutan para pedagang kaki lima yang dulu sempat membuat bangunan cagar budaya ini tertutup keindahannya.
Meski demikian, sejumlah bagian bangunan tetap masih dalam kondisi kokoh, dan tidak banyak mengalami perubahan, tetap mempertahankan bangunan asli.
Hal itu, tambah Wahidin, diperkuat dengan dibangunnya Vihara Avalokitesvara pada masa Sultan Ageng Tirtayasa, yang hingga kini masih berdiri berdekatan dengan kawasan Kesultanan Banten.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.