Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Populer di Kompasiana: Dari Mencicip Oblok-oblok Daun Kopi hingga Netizen yang Haus Keributan

Kompas.com - 11/11/2018, 14:27 WIB
Harry Rhamdhani,
Amir Sodikin

Tim Redaksi

Warganet memang acap kali haus akan keributan interaksi di linimasa. Namun, supaya energi Anda tak habis, tak semua perseteruan perlu Anda perhatikan. Lantas, bagaimana tips menyikapi segala keriuhan tersebut? (baca selengkapnya)

3. Teman Perjalanan Tidak Menyenangkan, Ini yang Perlu Kamu Lakukan

Pernah terjebak dengan teman perjalanan yang berpotensi merusak liburan Anda? Agenda jalan-jalan yang awalnya dirancang untuk melepas penat pun malah jadi kacau tak keruan.

Jadi apa yang bisa kita lakukan? Apakah perjalanan liburan akan tetap baik-baik saja atau bahkan tambah rumit? Cobalah kiat-kiat ini ketika mengalami hal tersebut, di antaranya tidak ikut mengeluhkan keadaan. (baca selengkapnya)

4. "Open Plan Office", Ruang Kantor Sehat Membuat Staf Lebih Produktif

Kini, banyak perusahaan telah merancang kantornya menjadi ruang kerja terbuka atau konsep yang biasa kita sebut dengan “open plan office”. Format ruangan ini memungkinkan pengguna mengubah tata letak interior sesuai kebutuhan.

Konsep yang juga banyak diadopsi oleh coworking space ini dinilai dapat membuat hubungan antarpekerja menjadi lebih dekat, santai, dan intim sehingga produktivitas meningkat. Selain itu, konsep ini juga membuat tata letak menjadi lebih dinamis, efisien dan ringkas.

"Dari sisi investasi juga lebih rendah dibandingkan dengan membangun kubikal atau ruang-ruang untuk area bekerja karyawan," tulis Gatot Tri. (baca selengkapnya)

5. Anak Anda Punya Teman Imajiner?

Usia seorang anak bisa mulai memiliki teman imajiner itu bervariasi, tetapi pada umumnya ada pada kisaran 3 sampai 5 tahun. BIasanya, anak akan bermain dengan teman imajinernya saat melakukan permainan peran atau simbolik.

Jadi untuk para orang tua, tidak perlu khawatir kalau anaknya tengah asyik sendiri dengan dunianya. Tidak perlu terburu-buku pula langsung membawanya ke psikolog atau psikiater.

"(Seorang) Anak memunculkan teman imajiner pada usia-usia tersebut karena belum mampu memisahkan secara tegas antara dunia nyata dan imajinasi," tulis psikolog Ester Lianawati. (baca selengkapnya)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com