Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengejar Pesona "Sunrise" Gunung Bromo dari Bukit Mentigen

Kompas.com - 11/11/2018, 22:19 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com – “Kita nanti lihat sunrise di Bukit Mentigen. Lokasinya tak terlalu jauh dari penginapan,” kata saya kepada rekan seperjalanan sebelum tertidur pulas.

Malam itu, bintang bertaburan di langit seperti gula yang terserak di atas meja. Kami melemparkan angan-angan bisa melihat surya muncul di langit Bromo yang cerah ke alam mimpi.

(Baca juga: Bukit Mentigen, Lokasi Lihat Sunrise Gunung Bromo Tanpa Naik Hardtop)

Suhu dingin serasa menusuk tulang begitu saya melangkahkan kaki keluar pintu penginapan sekitar pukul 04.45 WIB. Sempat ada keraguan untuk berburu pesona matahari terbit di punggung perbukitan Gunung Bromo, Jawa Timur di tengah musim kemarau.

Namun, keindahan Gunung Bromo yang siap membius mata tentu bisa mengalahkan keraguan.

Wisatawan menggunakan mobil berada di pos pintu masuk Taman Nasional Gunung Bromo Tengger Semeru di Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur untuk melihat matahari terbit di Bukit Mentigen.KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Wisatawan menggunakan mobil berada di pos pintu masuk Taman Nasional Gunung Bromo Tengger Semeru di Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur untuk melihat matahari terbit di Bukit Mentigen.
Matahari saat itu masih tersipu malu menunjukkan wajahnya. Di sisi lain, aktivitas Desa Cemoro Lawang sudah mulai bergeliat.

Derap langkah wisatawan lain di desa berketinggian sekitar 2.200 meter di atas permukaan laut sudah mulai terdengar.

(Baca juga: Berita Foto: Indahnya Matahari Terbit di Gunung Bromo dari Bukit Mentigen)

“Naik mobil saja,” kata rekan saya untuk menghindari serangan dinginnya suhu pagi hari.

Saya perkirakan suhu waktu itu sudah jatuh ke titik 10 derajat Celcius.

Pengojek dari suku Tengger di sekitar Bukit Mentigen, Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur. Bukit Mentigen adalah salah satu alternatif tempat melihat matahari terbit selain Bukit Penanjakan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Pengojek dari suku Tengger di sekitar Bukit Mentigen, Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur. Bukit Mentigen adalah salah satu alternatif tempat melihat matahari terbit selain Bukit Penanjakan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Dari balik jendela mobil, tampak wisatawan-wisatawan asing berjalan kaki menuju titik pengamatan matahari terbit. Ada pula mobil-mobil gerak empat roda (four wheel drive) yang juga mengantarkan wisatawan.

Semua punya tujuan dan harapan yang sama dengan saya, yaitu mengejar pesona matahari terbit di area Gunung Bromo.

(Baca juga: 5 Destinasi Wajib Saat Pertama Kali Berkunjung ke Bromo)

Sekitar 10 menit dari penginapan, kami tiba di lapangan parkir Bukit Mentigen. Di sana, para pengojek terlihat sudah bersiaga menunggu wisatawan.

“Mari saya antar, Mas,” kata seorang pengojek yang belakangan saya ketahui bernama Rudi.

Pemandangan matahari terbit dari Bukit Mentigen, Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur. Bukit Mentigen adalah salah satu alternatif tempat melihat matahari terbit selain Bukit Penanjakan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Pemandangan matahari terbit dari Bukit Mentigen, Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur. Bukit Mentigen adalah salah satu alternatif tempat melihat matahari terbit selain Bukit Penanjakan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Jam sudah menunjukkan pukul 05.05 WIB. Cakrawala sudah mulai berganti warna. Biru dan pink telah mewarnai langit meski matahari belum muncul.

(Baca juga: 4 Spot Terbaik Melihat Matahari Terbit di Bromo)

Dari lapangan parkir, saya mesti menempuh perjalanan tambahan sekitar 20 menit bila berjalan kaki. Akhirnya saya mengambil pilihan menggunakan ojek ke titik pengamatan matahari terbit Bukit Mentigen. Lumayan cukup untuk memangkas waktu perjalanan menjadi 5 menit.

Jalur menuju puncak Bukit Mentigen, Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur. Bukit Mentigen adalah salah satu alternatif tempat melihat matahari terbit selain Bukit Penanjakan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Jalur menuju puncak Bukit Mentigen, Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur. Bukit Mentigen adalah salah satu alternatif tempat melihat matahari terbit selain Bukit Penanjakan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Saya meluncur bersama Rudi menggunakan motor bensin empat langkah keluaran Jepang. Sepanjang perjalanan melintasi medan tanah berbatu selebar kurang dari satu meter, Rudi banyak bercerita tentang Bukit Mentigen.

Ia mengatakan Bukit Mentigen merupakan tempat alternatif melihat matahari terbit selain Bukit Penanjakan.

(Baca juga: Dari Desa ke Desa Berburu Matahari Terbit di Sisi Gunung Bromo)

“Kalau di Penanjakan penuh, biasanya ke sini. Kalau datang dari Malang cuma mau lihat matahari terbit saja, biasanya ke sini,” ujar Rudi.

Wisatawan menikmati pemandangan matahari terbit dari Bukit Mentigen, Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur. Bukit Mentigen adalah salah satu alternatif tempat melihat matahari terbit selain Bukit Penanjakan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Wisatawan menikmati pemandangan matahari terbit dari Bukit Mentigen, Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur. Bukit Mentigen adalah salah satu alternatif tempat melihat matahari terbit selain Bukit Penanjakan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Pemandangan Gunung Bromo serta Gunung Batok bisa terlihat. Bukit Mentigen sendiri berada di sisi timur laut Gunung Bromo.

Dari Bukit Mentigen, pesona Bromo yang lekat lautan awan, gurat punggung gunung seakan lengkap sebagai alternatif tempat berburu foto-foto yang Instagramable.

(Baca juga: Cara Mendapat Sunrise Terbaik di Penanjakan Bromo Tengger)

Titik pengamatan Bukit Mentigen terbilang masih alami. Titik pengamatan hanya berupa jalan setapak di punggung Bukit Mentigen. Pohon-pohon pakis dan cantigi tumbuh di sekitar titik pengamatan.

Pemandangan Gunung Semeru saat berburu matahari terbit dari Bukit Mentigen, Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur. Bukit Mentigen adalah salah satu alternatif tempat melihat matahari terbit selain Bukit Penanjakan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Pemandangan Gunung Semeru saat berburu matahari terbit dari Bukit Mentigen, Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur. Bukit Mentigen adalah salah satu alternatif tempat melihat matahari terbit selain Bukit Penanjakan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Rudi lalu mematikan mesin dan memarkirkan kendaraannya. Sambil menyulut sebatang rokok, Rudi berkata, “Ini tempatnya Bukit Mentigen. Silakan ambil gambar, saya tunggu di sini, Mas.”

Saya bersama Maulana, fotografer Kompas.com langsung bergerak mengambil foto dengan sudut-sudut ala Instagram. Langit sudah mulai jingga merona.

Sinar matahari sudah menyelimuti punggung Gunung Bromo maupun Batok.

(Baca juga: Wisata Bromo Ditutup Saat Nyepi, Bisa Lihat Keindahannya dari Sini...)

Suasana matahari terbit pagi itu benar-benar sempurna. Tak ada awan-awan mendung di langit. Pemandangan magis yang terlihat lainnya adalah lautan awan tipis di kaldera Gunung Bromo.

KompasTravel berfoto di sekitar Bukit Mentigen, Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur. Bukit Mentigen adalah salah satu alternatif tempat melihat matahari terbit selain Bukit Penanjakan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO KompasTravel berfoto di sekitar Bukit Mentigen, Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur. Bukit Mentigen adalah salah satu alternatif tempat melihat matahari terbit selain Bukit Penanjakan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Kami berdua tak lupa saling berfoto dengan latar belakang Gunung Bromo. Lebih dari 50 frame foto kami hasilkan hanya di Bukit Mentigen. Sungguh cocok untuk berburu foto-foto yang Instagramable. Segala sudut foto di Bukit Mentigen, pasti menghasilkan foto yang bagus.

(Baca juga: Kawasan Bromo Tengger Semeru Dikunjungi 573.948 Wisatawan)

Perburuan foto-foto matahari di Bukit Mentigen akhirnya kami hentikan saat matahari sudah muncul sempurna. Saya bersama Rudi kembali ke lapangan parkir Bukit Mentigen.

Saya akan kembali berburu matahari terbit di Bukit Mentigen lain kali.

Pengojek dari suku Tengger di sekitar Bukit Mentigen, Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur. Bukit Mentigen adalah salah satu alternatif tempat melihat matahari terbit selain Bukit Penanjakan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Pengojek dari suku Tengger di sekitar Bukit Mentigen, Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur. Bukit Mentigen adalah salah satu alternatif tempat melihat matahari terbit selain Bukit Penanjakan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Akses Transportasi dan Akomodasi di Bukit Mentigen

Bukit Mentigen termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Bukit Mentigen secara administratif berada di Lawang Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Wisatawan bisa mengakses Bukit Mentigen melewati Kabupaten Probolinggo. Jalur Probolinggo merupakan jalur terpopuler menuju Dusun Cemoro Lawang di Desa Ngadisari sebelum ke Bukit Mentigen.

(Baca juga: Bukit Penanjakan Ditutup, Ini Tempat Alternatif Melihat Matahari Terbit di Bromo)

Bila datang dari Kota Surabaya, wisatawan bisa naik bus dari Terminal Bungurasih ke Terminal Bayuangga, Probolinggo. Biaya tiket bus ke Probolinggo berkisar Rp 20.000 per orang.

Dari Terminal Bayuangga, wisatawan bisa melanjutkan dengan moda transportasi yang dikenal dengan sebutan Bison. Bison merupakan sejenis mobil elf dengan kapasitas hingga 15 orang dengan biaya sekitar Rp 30.000 untuk menuju Cemoro Lawang.

Bila menggunakan kendaraan pribadi, wisatawan bisa melewati Jalan Pasuruan-Probolinggo hingga bertemu pertigaan ke arah Cemoro Lawang di sisi kanan jalan. Setelah itu, rute yang dilewati yaitu jalan yang beraspal relatif mulus, berkelok, menanjak, dan menyempit di beberapa titik.

(Baca juga: Pernahkah Anda ke Bromo Tanpa Sewa Mobil, Pakai Ojek atau Naik Kuda?)

Perjalanan dari pertigaan jalan besar Pasuruan – Probolinggo ke Cemoro Lawang berkisar satu jam. Karena medan jalan yang menanjak berkelok dan tak jarang berkabut, pengendara mesti berhati-hati dan mengecek kondisi kendaraan bila memilih menggunakan kendaraan pribadi.

Suasana pagi di Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Cemoro Lawang merupakan pintu masuk ke salah satu alternatif tempat melihat matahari terbit di Bukit Mentigen.KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Suasana pagi di Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Cemoro Lawang merupakan pintu masuk ke salah satu alternatif tempat melihat matahari terbit di Bukit Mentigen.
Di Cemoro Lawang, wisatawan bisa berjalan kaki menuju Bukit Mentigen dari penginapan. Bila memilih menggunakan ojek dari Paguyuban Ojek Bromo, biaya yang perlu disiapkan yaitu Rp 50.000 dari pelataran lapangan parkir Bukit Mentigen dan Rp 75.000 dari penginapan untuk pergi pulang.

(Baca juga: Terpikat Kehangatan Bromo-Tengger)

Biaya administrasi masuk ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, wisatawan perlu membayar tiket masuk sebesar Rp 27.500 untuk hari kerja dan Rp 32.500 untuk hari libur per orang.

Suasana kamar salah satu penginapan di Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Cemoro Lawang merupakan pintu masuk ke salah satu alternatif tempat melihat matahari terbit di Bukit Mentigen.KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Suasana kamar salah satu penginapan di Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Cemoro Lawang merupakan pintu masuk ke salah satu alternatif tempat melihat matahari terbit di Bukit Mentigen.
Untuk penginapan, banyak losmen atau homestay di Cemoro Lawang. Harga yang ditawarkan bervariasi mulai dari Rp 100.000 per malam untuk satu kamar. Fasilitas yang ditawarkan juga beragam mulai dari air panas, sarapan, dan lainnya.

(Baca juga: Alternatif Transportasi ke Bromo Selain dari Bandara Malang)

Tempat makan di sekitar Cemoro Lawang juga tersedia bahkan ada yang 24 jam. Wisatawan bisa menemukan makanan-makanan nasi serta lauk pauk, bakso, maupun mi instan. Tak perlu takut kelaparan saat berwisata di Cemoro Lawang.

Pemandangan matahari terbit dari Bukit Mentigen, Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur. Bukit Mentigen adalah salah satu alternatif tempat melihat matahari terbit selain Bukit Penanjakan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Pemandangan matahari terbit dari Bukit Mentigen, Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur. Bukit Mentigen adalah salah satu alternatif tempat melihat matahari terbit selain Bukit Penanjakan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Tips dan trik berburu matahari terbit di Bukit Mentigen

Usahakan untuk tidak tidur terlalu larut bila ingin berburu matahari terbit. Perhitungkan waktu bangun pada pagi hari dengan waktu tempuh perjalanan ke Bukit Mentigen.

Bukit Mentigen tak seperti titik pengamatan matahari terbit lain seperti Bukit Penanjakan. Dari Cemoro Lawang, Bukit Mentigen tak perlu bermacet-macetan di perjalanan menggunakan mobil four wheel drive.

(Baca juga: Jangan Takut Berlibur ke Gunung Bromo)

Pastikan perlengkapan seperti jaket, sarung tangan, syal, penutup kepala seperti kupluk dibawa bila tak ingin terpapar suhu dingin. Bila musim kemarau, suhu di Bromo bisa mencapai 10 derajat celcius.

Sebuah toko suvenir dan penyewaan perlengkapan baju hangat di Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur. Cemoro Lawang adalah pintu masuk ke salah satu alternatif tempat melihat matahari terbit yaitu Bukit Mentigen.KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Sebuah toko suvenir dan penyewaan perlengkapan baju hangat di Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur. Cemoro Lawang adalah pintu masuk ke salah satu alternatif tempat melihat matahari terbit yaitu Bukit Mentigen.
Bila tak punya atau tak membawa perlengkapan hangat, wisatawan bisa menyewa di toko-toko atau warung di Cemoro Lawang. Jaket disewakan mulai dari Rp 10.000, sarung tangan mulai Rp 5.000, dan perlengkapan lainnya.

(Baca juga: Mentari Pagi Bromo, Pesona Tengger)

Sementara, waktu terbaik untuk kunjungan khusus melihat matahari terbit yang terbaik ialah di musim kemarau, yaitu bulan Juni, Juli, Agustus, dan puncaknya pada bulan September. Jika sudah masuk musim hujan, hujan bisa turun dan kabut lebih banyak menutupi indahnya matahari terbit.

Jadi kapan kalian berburu foto matahari terbit di Bukit Mentigen?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com