Ndolu menjelaskan, makna lain dari tradisi ghan woja apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah tradisi pergantian tahun tanam dari yang lama ke yang baru. Tradisi ini wajib dilaksanakan oleh anggota keluarga Suku Saghe.
Kalender Adat Pertanian
Ndolu melanjutkan, warisan leluhur Suku Saghe yang terus dilaksanakan adalah ritual ghan woja sebagai awal dari masa kalender adat pertanian yang dimulai dari Agustus di tahun berjalan sampai Maret di tahun berikutnya.
Jadi bulan Agustus dimulai dengan ritual ghan woja, kali ini agak terlambat karena kondisi alam berubah yang dipengaruhi pemanasan global.
Saat ritual ghan woja itu dibahas ritual selanjutnya, seperti tradisi kolo kabe, ndetok atau basang nii (berkat benih) dan kebun untuk pau nii (menanam benih).
Tradisi kolo kabe tidak bisa dilaksanakan apabila ada anggota keluarga Suku Saghe yang melaksanakan tradisi paki raga (ritual adat dengan menyembelih seekor kerbau) bagi orang yang sudah meninggal dunia saat upacara kenduri.
Merawat Tradisi di Mbaru Gendang
Jumat (2/11/2018), seluruh keluarga berdatangan dari Kampung Mesi, Waekolong dan kampung tetangga menuju ke mbaru gendang atau rumah adat Suku Saghe di bukit Saghe. Konon dikisahkan kampung ini merupakan pertama leluhur orang Saghe yang datang dari wilayah Congkar-Pembe di wilayah utara dari Manggarai Timur ribuan tahun silam.
Kampung itu berada diatas bukit dengan benteng pertahanan di sekelilingnya untuk menjaga keberlangsungan anggota keluarga dari gangguan pihak luar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.