Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Telur Diarak pada Festival Endhog-endhogan di Banyuwangi

Kompas.com - 21/11/2018, 07:51 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Festival Endhog-endhogan yang digelar dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Selasa sore (20/11/2018) berlangsung meriah. Ribuan kembang endhog diarak dari empat penjuru menuju ke titik kumpul di depan Kantor Pemda Banyuwangi, Jawa Timur.

Ribuan endhog (bahasa Using berarti telur) itu, diletakkan di tangkai bambu yang dihias bunga kertas. Hal ini dikenal luas dengan sebutan kembang endhog.

Kembang endhog tersebut lantas dirangkai di judang yaitu sebuah tempat berhias yang menjadi papan kembang endhog. Ada yang terbuat dari pelepah pisang, gabus dan lain sebagainya.

Baca juga: Banyuwangi Siap Bidik Turis Timur Tengah

Yang membuat tambah meriah, ribuan kembang endhog yang tersaji di ratusan judang tersebut di arak keliling. Ada yang dari timur, barat, utara, dan selatan.

Masing-masing penjuru dilengkapi dengan tabuhan rebana dan tarian kuntulan. Masing-masing peserta juga membawa ancak yang berupa makanan siap saji.

Baca juga: Banyuwangi Kembali Dipromosikan ke London

Menurut Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widiyatmoko, endhog-endhogan merupakan bagian dari ekspresi khas kecintaan masyarakat Banyuwangi kepada Nabi Muhammad SAW.

"Tradisi endhog-endhogan ini, merupakan tradisi yang khas Banyuwangi. Tak ada di tempat lain. Ini adalah bentuk ekspresi kecintaan warga Banyuwangi kepada Nabi Muhammad SAW," ungkap Yusuf.

Kembang endhog sendiri bukan semata hiasan ataupun hiburan. Namun, sarat dengan nilai-nilai filosofis. Hiasan bunga pada bambu hingga buah berbentuk telur memiliki makna tersendiri.

Festival Endhog endhogan di Banyuwangi, Jatim, Selasa (20/11/2018).Humas Pemkab Banyuwangi Festival Endhog endhogan di Banyuwangi, Jatim, Selasa (20/11/2018).
"Ini adalah visualisasi dari kelahiran dari Nabi Muhammad SAW yang menjadi rahmat bagi semesta alam. Bambu yang tak berbunga dan berbuah, bisa berbunga dan berbuah berkat rahmat Allah yang diberikan atas kelahiran Nabi Muhammad SAW," katanya.

Lebih dari itu, lanjut Yusuf, yang terpenting dari peringatan Maulid Nabi tersebut adalah semangat untuk meneladaninya. "Jangan sampai kita semangat saat pawai, tapi lupa untuk meneladani apa yang telah Nabi Muhammad SAW ajarkan," ujarnya.

Rangkaian Festival Endhog-endhogan ditutup dengan tausiyah maulid yang disampaikan oleh Ustad Andi Nur Hidayat sekaligus doa. Kemudian, ancak yang diarak dimakan bersama. Sedangkan kembang endhognya dibagikan ke segenap pengunjung. (*)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com