BELITUNG, KOMPAS.com - Selama ini, liburan ke Belitung identik dengan “Laskar Pelangi” atau Kampung Ahok. Ternyata, berlayar naik perahu mengunjungi pulau-pulau di sekitar Belitung tak kalah seru dan keren. Apalagi bisa berfoto di sela-sela batu raksasa yang berdiri menjulang, gagah. Pemandangannya, instagramable-laaah...
Buat wisatawan yang tertarik untuk island hopping, hal pertama yang harus dilakukan adalah datang ke Pantai Kelayang. Pantai Kelayang ini terletak di Kecamatan Sijuk, 27 Km dari Tanjung Pandan, Ibu Kota Belitung. Kalau dari Bandara Bandar Udara Internasional H.A.S. Hanandjoeddin, tidak sampai sejam berkendara mobil.
Di pantai ini, banyak perahu yang disewakan. Tinggal cari atau bertanya pada orang sekitar, nanti ditunjukkan para pemilik perahu-perahu tersebut.
Baca juga: Festival Tanjung Kelayang Digelar di Belitung
Kalau pengalaman saya yang November 2018 ini ke sana, saya sudah mendapatkan nomor kontak seorang pemilik perahu. Namanya Pak Ukat. Dia menyewakan perahunya Rp 500.000. Rata-rata memang segitu, sih, harga sewanya. Kalau merayu sedikit, mungkin bisa dapat Rp 450.000.
Berapa pun jumlah orangnya, harga satu perahu ya segitu itu. Bisa dipakai seharian dari pagi (biasanya pukul 09.00) hingga pukul 17.00. Jadi kalau mau lebih murah, enaknya jalan ramai-ramai sehingga harga “bantingannya” semakin sedikit.
Baca juga: Menpar Sarankan Belitung Kembangkan Wisata Olahraga
Saat di perahu, biasanya, kita akan ditemani oleh dua orang anak buah pemilik perahu. Satu orang yang menjadi nahkoda (mengendalikan kemudi perahu), seorang lagi akan mendampingi kita keliling. Bahkan bisa diminta tolong untuk mengambilkan foto. Sangat membantu kenarsisan kita, kan?
Pemandangan dari atas pastinya bagus ya, tetapi betis saya lagi kurang bersahabat. Jadi, saya hanya keliling-keliling pulau ini saja. Hanya sekitar 20 menit, kita sudah mengeliling pulau tersebut.
Sepanjang penglihatan saya, turis yang datang banyak yang berfoto dengan latar belakang mercusuar. Ada yang lucu-lucuan mengambil foto seperti lagi bersandar di mercusuar, atau ada juga yang lompat ramai dengan teman seperjalanan.
Baca juga: Pulau Kelayang Belitung, Keindahan Tersembunyi di Balik Batu...
Selain itu, objek berfoto lainnya adalah batu-batu granit raksasa. Tidak sulit untuk bisa naik ke atas bebatuan tersebut. Cuma, tetap harus hati-hati ya. Pilih pijakan batu yang tidak licin berlumut. Kalau sampai terjatuh, bukan hanya sakitnya, malunya juga mana tahaaan.
Jika sudah lelah berkeliling dan berfoto-foto, kita bisa melepas dahaga dengan minum air kelapa. Para penjual di sana dengan sigap akan membukakan kelapa-kelapa yang airnya segar. Cukup memberi Rp 25.000 saja.
Di dekat pulau ini juga terdapat dua spot snorkling. Namun, jika cuaca sedang kurang bagus, perlu diwaspadai arus air di bawahnya. Biasanya, wisatawan dibawa ke spot yang lain yang lebih aman.
Baca juga: Tiga Pulau Wisata di Bangka Belitung Kini Dialiri Listrik
Namun, jika ingin makan siang murah meriah, sebaiknya membawa bekal saja. Bisa beli nasi padang di dekat dermaga, yang sebungkusnya Rp 25.000 terdiri dari nasi, ayam, dan telor.
Kalau tamu ikut tur travel, lebih mudah lagi. Biasanya paket yang dibayar sudah termasuk dengan nasi kotak.
Baca juga: Menpar: Bangka Belitung Belum Maksimal Tarik Wisman
Tiga pulau ini memiliki kesamaan, hanya pasir putih dengan batu raksasa berbentu seperti namanya. Di spot ini yang bisa dilakukan hanya berfoto dengan latar batu raksasa. Kalau pakai drone, lebih keren lagi dilihatnya jika diposting di media sosial.
Selain itu, jika kita masuk ke tengah pulau, terdapat Goa Kelayang. Goa ini menarik karena terbentuk dari bebatuan raksasa yang di bawahnya mengalir air laut. Harus hati-hati ya, karena kita harus meloncati batu-batu besar itu untuk keluar. Keberadaan lumut membuatnya agak licin.
Pulau ini biasanya menjadi perhentian terakhir sebelum turis kembali ke dermaga Tanjung Kelayang. Di sini, kita bisa snorkling atau sekadar berenang di pinggir pantai.
Baca juga: Kini ke Belitung Bisa Menginap di Hotel Santika
Untuk island hopping, wisatawan bebas menentukan waktunya. Jika betah bermain air, maksimal kembali ke dermaga pukul 17.00.
Tetapi jika ada yang mau hanya sampai pukul 14.00 juga tidak masalah. Pemilik perahu hanya bertugas mengantarkan. Wisatawan yang menentukan waktunya. Kecuali kalau ikut rombongan tur ya, terpaksa pasrah mengikuti jadwal bersama.