Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Tips Menikmati Garuda Wisnu Kencana di "Siang Bolong"

Kompas.com - 28/11/2018, 10:08 WIB
Sherly Puspita,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - "Belum ke Bali namanya kalau belum mengunjungi Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park". Mungkin kalimat ini sudah jadi anggapan masyarakat secara umum.

Memang kawasan wisata yang terletak di Bukit Ungasan, Kabupaten Badung, Bali ini sangat tersohor. Apalagi pasca Patung GWK setinggi 121 meter terpasang dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada September lalu.

Namun untuk datang ke sini anda harus memperhatikan berbagai hal. Salah satunya mengenai waktu kedatangan.

Putu Reza, pemandu wisata Kompas.com bersama tim Media Trip Pegipegi bertajuk "Jelajahi Indonesiamu" mengatakan, waktu terbaik berkunjung di kawasan wisata ini adalah pada pagi atau sore jelang malam hari.

Lalu bagaimana jika kita sampai di GWK saat siang bolong? Kompas.com punya tips agar anda tak mati gaya.

1. Berkeliling dengan GWK Loop

GWK Loop di obyek wisata Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang terletak di kawasan GWK Cultural Park, Bukit Ungasan, Kabupaten Badung, Bali.KOMPAS.com/SHERLY PUSPITA GWK Loop di obyek wisata Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang terletak di kawasan GWK Cultural Park, Bukit Ungasan, Kabupaten Badung, Bali.
Udara di GWK saat siang hari dalam cuaca cerah tergolong cukup panas. Mengelilingi kawasan seluas sekitar 60 hektar ini dengan berjalan kaki tampaknya bukan pilihan yang tepat.

Di kawasan wisata ini kini telah tersedia shuttle bus bernama GWK Loop. Biasanya shuttle bus berwarna dominan merah ini terparkir di sekitar loket pembayaran di akses masuk GWK.

Dengan membayar Rp 20.000 saja, anda akan diantar berkeliling kawasan hingga Lotus Pond, tempat patung-patung raksasa berada.

Sayangnya, saat berkunjuk ke GWK Kompas.com memilih jalan yang salah, yaitu dengan berjalan kaki. Padahal kami tiba sekitar pukul 11.30 WITA.

Alhasil, perjalanan kami menjadi kurang nyaman.

2. Soal pakaian

Sejumlah galeri perjalanan pembangunan Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) dipamerkan di sejumlah lantai yang ada di dalam tubuh Patung GWK di GWK Cultural Park, Kuta Selatan, Bali, Minggu (23/09/2018). Terdapat 30 lantai yang ada di dalam tubuh Patung GWK, bagi pengunjung yang ingin berwisata ke dalam tubuh Patung GWK ini untuk sementara belum dibuka untuk umum.KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Sejumlah galeri perjalanan pembangunan Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) dipamerkan di sejumlah lantai yang ada di dalam tubuh Patung GWK di GWK Cultural Park, Kuta Selatan, Bali, Minggu (23/09/2018). Terdapat 30 lantai yang ada di dalam tubuh Patung GWK, bagi pengunjung yang ingin berwisata ke dalam tubuh Patung GWK ini untuk sementara belum dibuka untuk umum.
Anda harus memilih pakaian yang senyaman mungkin saat mengunjungi GWK di siang bolong. Usahakan menggunakan pakaian yang menyerap keringat sehingga nyaman digunakan.

Satu lagi, saat memasuki GWK bagi anda yang mengenakan celana atau rok di atas lutut, maka anda wajib mengenakan kain penutup yang sudah disediakan pengelola.

Akan lebih praktis jika anda tak mengenakan busana terlalu pendek sehingga tak perlu mengantre mengambil kain dan langsung dapat memasuki kawasan wisata.

4. Gunakan tabir surya

Obyek wisata Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang terletak di kawasan GWK Cultural Park, Bukit Ungasan, Kabupaten Badung, Bali.Kompas.com/SHERLY PUSPITA Obyek wisata Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang terletak di kawasan GWK Cultural Park, Bukit Ungasan, Kabupaten Badung, Bali.
Panas matahari di kawasan GBK saat siang hari cukup menyengat. Oleh sebab itu, tabir surya jadi salah satu barang wajib yang harus anda gunakan jika tak ingin kulit anda terbakar matahari.

Penggunaan kaca mata hitam atau topi juga cukup membantu melindungi mata anda dari paparan sinar matahari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com