KARANGASEM, KOMPAS.com - Menikmati pesona Pura Besakih seakan tak ada bosannya. Sebuah komplek pura yang berada di dataran tinggi yang salah satu sisinya menghadap langsung ke arah Gunung Agung.
Apalagi, saat Kompas.com berkunjung pekan lalu, gerimis tengah melanda Pura Besakih. Alhasil udara yang sejuk, wangi dupa, ditambah kabut tipis yang menyelimuti pura membuat suasana sore itu kian menorehkan kenangan manis.
Itulah Pura Besakih, sebuah komplek pura yang terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali dan menjadi pusat seluruh kegiatan pura di Bali.
Baca juga: Tips Belanja di Bali, Jangan Ragu Menawar hingga Setengah Harga!
Kadek Wardana, seorang pemandu wisata yang menemani perjalanan Kompas.com bersama Tim Media Trip Pegipegi dengan tajuk "Jelajahi Indonesiamu" mengatakan, Pura Besakih terdiri dari sebuah pura pusat atau disebut Pura Penataran Agung Besakih dan dikelilingi 18 pura pendamping.
Kadek mengatakan, komplek pura ini pernah hancur karena erupsi Gunung Agung pada tahun 1963. Meski demikian saat ini Pura Besakih telah menjalani renovasi total.
Baca juga: Gunung Agung Erupsi, Wisatawan Tetap Berkunjung ke Pura Besakih
Meski demikian, lanjut Kadek, setelah direnovasi, Pura Besakih tak pernah lagi terdampak erupsi.
Kadek melanjutkan, Pura Besakih memiliki upacara besar-besaran yang digelar setiap bulan Maret atau April saat purnama ke-10 menampakkan dirinya.
Upacara digelar selama 21 hari yang diisi doa-doa selama 24 jam tanpa terputus.
"Nanti umat Hindu di Bali semua akan ke sini. Berdoa secara bergiliran agar doa tak terputus selama 21 hari," tuturnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.