Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tea Blend Gaungkan Tren Teh di Indonesia

Kompas.com - 06/12/2018, 06:48 WIB
Silvita Agmasari,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

 JAKARTA, KOMPAS.com - Warna-warni cantik dengan aroma semerbak yang menimbulkan efek relaksasi. Tea blend alias teh campuran memang menarik untuk dicicipi.

Campuran bunga, buah, dan rempah ke daun teh unggulan Indonesia ini yang kini menjadi jalur pembuka tren teh di Indonesia.

Produsen tea blend di Indonesia kini sedang bergerilya untuk menciptakan tren minum teh di Indonesia.

"Tea blend dulu sebagai fancy tea, dengan merek-merek luar negeri tetapi kami mengangkat teh khas Indonesia dengan kualitas ekspor," kata salah satu pendiri Haveltea, Ifana Azizah dari perusahaan tea blend premium asal Surabaya Haveltea ditemui diacara SIAL Interfood, Rabu (21/11/2018).

Baca juga: Mencicipi Teh Berkarakter Khas dari Berbagai Kebun Indonesia

Ifana menyebutkan ide berkecimpung di industri teh, juga tergerak lantaran masyarakat Indonesia pada umumnya terbiasa mengonsumsi teh berkualitas kurang baik. Sedangkan teh berkualitas super banyak diekspor ke luar negeri.

Selain Haveltea, produsen tea blend dari Indonesia juga ada Brew Me Fine Blend yang berbasis di Bali.

Pendiri Brew Me Fine Blend, Yudia Ayu mengembangkan bisnis keluarga, dari perkebunan teh merambah menjadi produsen tea blend.

"Berbeda dengan komoditas lain, teh itu bisa dicampur. Bisa membuat teh baru yang belum pernah ada," kata Yudia.

Baca juga: Ini Cara Pilih Teh yang Sesuai dengan Mood Anda

Sama dengan Haveltea, Brew Me Fine Blend juga berangkat dari ironi konsumsi teh berkualitas kurang baik di Indonesia. Sedangkan hotel-hotel dan restoran di Indonesia, justru mengimpor tea blend alias teh campuran dengan merek luar negeri.

"Untungnya di Bali tren lebih mengarah kepada produk lokal, turis-turis kalau berkunjung ke Bali ingin mencari produk lokal, begitu juga para pemilik kafe yang ingin berkontribusi untuk lokal," kata Yudia.

Tea blend dari Haveltea. Teh campuran, dauh teh dicampur bunga, rempah, atau buah. Kompas.com/Silvita Agmasari Tea blend dari Haveltea. Teh campuran, dauh teh dicampur bunga, rempah, atau buah.

Perkenalkan Tea Blend ke Pasar Indonesia

Ada kesamaan antara produsen tea blend di Indonesia pada umumnya. Rata-rata memanfaatkan bahan lokal untuk teh dan juga campuran seperti buah, bunga, dan rempah.

"Seratus persen kami menggunakan bahan lokal, kecuali memang untuk bunga yang tidak bisa tumbuh di Indonesia misalnya lavender, masih perlu diimpor," jelas Yudia.

Kesamaan lainnya adalah pasar produsen tea blend. Seperti Haveltea dan Brew Me Fine Blend yang mengincar pasar B2B alias bisnis ke bisnis. Keduanya mengincari restoran, kafe, dan hotel untuk memasarkan tea blend.

Untuk B2C atau produsen ke kostumer langsung jalur online yang dipilih oleh para produsen teh blend.

Namun demikian tentunya ada produsen teh seperti Lewis & Carroll Tea yang juga berekspansi ke B2C dengan membuka kafe bahkan sampai ke Riyadh, Arab Saudi. Ada pula Smoking Barrels yang bermula dari kopi, kini mulai merambah tea blend untuk diperkenalkan ke pelanggannya.

Sekarang juga ada Association of Indonesia Speciality Tea (AISTea) yang menjadi wadah promosi untuk speciality tea atau teh berkualitas Indonesia yang juga menjadi penyambung dari para produsen tea blend di Indonesia.

"Bagaimana mengedukasi masyarakat tentang teh, tetapi tanpa menggurui sebenarnya dengan cerita, biarkan mereka mencoba teh sendiri juga. Jika belum bisa mencoba teh single origin, bisa dengan tea blend. Dari sana akan timbul ketertarikan, baru mulai bertahap. Mudah diterima dulu baru pengembangan knowledge teh," kata Head Of Promotion AISTea, Ratna Somantri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com