Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Milenial Banyuwangi Melestarikan Tradisi Mocoan Lontar Yusuf

Kompas.com - 06/12/2018, 07:36 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

Dalam acara mocoan ini, sekelompok pembaca Lontar Yusuf duduk bersila, berjajar setengah melingkar beralaskan tikar lalu secara bergiliran mendendangkan larik-larik puisi Yusuf. Naskah Lontar Yusuf yang dibaca diletakkan di atas bantal, dan secara bergantian dikelilingkan di antara para pengembang.

"Anak-anak milenial ini belajar tembang atau lagu saat membacakan. Jadi kita membaca secara bergantian dan ada sesepuh mocoan Lontar Yusuf yang ikut untuk membenahi tembang jika ada yang salah," jelas Wiwin.

Selain itu, setiap anggota perkumpulan juga menggunakan pakaian khas Using setiap kali mengikuti pertemuan.

Lontar Yusuf adalah puisi naratif tentang kehidupan salah seorang Nabi Islam yang amat populer, Nabi Yusuf. Kisah ini merentangkan perjalanan hidup seorang utusan pilihan Tuhan dari usia 12 tahun. Kisah Yusuf, dimulai dari Mesir, melintasi laut dan selat hingga sampai ke ujung timur Jawa.

"Lontar Yusuf berisi banyak pesan tentang kebaikan dan lontar ini adalah naskah kuno yang saat ini masih hidup di masyarakat lokal terutama di wilayah pedesaan. Sedangkan naskah kuno lainnnya seperti kidung Sritanjung dan Babad Blambangan hampir tidak pernah dibacakan lagi," pungkas Wiwin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com