Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelajah Kotagede, Cikal Bakal Keraton Surakarta dan Yogyakarta

Kompas.com - 06/12/2018, 10:41 WIB
Anggara Wikan Prasetya,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

Menurut juru kunci, Batu Gilang dulunya adalah singgasana Panembahan Senopati. Terdapat semacam lekukan di salah satu sisi Batu Gilang ini. Konon itu adalah bekas dibenturkannya kepala Ki Ageng Mangir oleh Panembahan Senopati karena dianggap membangkang.

Sementara itu di dekat pintu bangunan, terdapat bola batu besar yang merupakan Batu Gatheng. Dulunya batu ini adalah mainan putra Panembahan Senopati, Raden Rangga.

Sementara itu ada pula batu berbentuk gentong yang bernama Batu Gentong. Batu ini dulu digunakan sebagai tempat menampung air wudhu dua penasihat Panembahan Senopati, yakni Ki Ageng Giring dan Ki Juru Mertani.

Dinding Benteng Cepuri yang Jebol

Peninggalan Benteng Cepuri Keraton Kotagede selain Situs Bokong Semar masih bisa ditemukan. Kali ini terdapat jebolan pada bagian temboknya.

Benteng Cepuri Kotagede yang Jebol. Konon dulu Raden Rangga diempaskan oleh ayahnya, Panembahan Senopati yang ingin mendidiknya agar tidak sombong.Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya Benteng Cepuri Kotagede yang Jebol. Konon dulu Raden Rangga diempaskan oleh ayahnya, Panembahan Senopati yang ingin mendidiknya agar tidak sombong.
Konon dahulu Raden Rangga diempaskan oleh ayahnya, Panembahan Senopati hingga menjebol dinding benteng. Hal itu dilakukan Panembahan Seopati sebagai pembelajaran bagi Raden Rangga yang sombong.

Masjid Gedhe Mataram

Masjid ini didirikan pada tahun 1587 atas perintah Danang Sutawijaya sebagai bagian konsep tata kota Catur Gatra Tunggal. Konsep itu meliputi bangunan Keraton, Alun-alun, Masjid dan Pasar.

Masjid Gedhe Mataram, Kotagede sebagai salah satu bagian Catur Gatra Tunggal suatu kota yang berfungsi sebagai pusat keagamaan.Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya Masjid Gedhe Mataram, Kotagede sebagai salah satu bagian Catur Gatra Tunggal suatu kota yang berfungsi sebagai pusat keagamaan.
Menurtut konsep Catur Gatra Tunggal, istana berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan pasar sebagai pusat ekonomi.

Sementara masjid berfungsi sebagai pusat keagamaan dan alun-alun adalah tempat bertemunya raja dan rakyatnya.

Makam Kotagede

Di samping Masjid Gedhe Mataram, terdapat kompleks permakaman. Di sini bersemayam Panembahan Senopati dan ayahnya, Ki Ageng Pemanahan, serta Raja Kedua Mataram Islam, Panembahan Hanyakrawati.

Plang arah menuju Kompleks Makam Raja Mataram, KotagedeKompas.com/Anggara Wikan Prasetya Plang arah menuju Kompleks Makam Raja Mataram, Kotagede
Selain itu, ada pula makam Raja Pajang, Sultan Hadiwijaya atau Jaka Tingkir dan Sri Sultan Hamengkubuwana II yang tidak dimakamkan di Kompleks Makam Raja Imogiri. Makam ini dibuka untuk peziarah pada Senin, Kamis, dan Minggu pukul 10.00 – 13.00 WIB.

Sementara untuk Hari Jumat, makam ini buka pukul 13.00 – 16.00 WIB. Mereka yang ingin berziarah harus mengenakan pakaian adat dan tidak boleh mengambil foto di dalam kompleks makam.

Sendang Seliran

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com