Wujud dari situs ini adalah sebuah dinding yang sudah tidak lagi utuh. Bentuk dinding ini melengkung sehingga oleh masyarakat diibaratkan seperti bokong. Dulunya dinding ini merupakan kesatuan Benteng Cepuri Keraton Kotagede.
Dahulu terdapat dua lapis benteng yang mengelilingi suatu keraton. Bagian dalam dinamakan Benteng Cepuri, sementara bagian luar dinamakan Benteng Baluwarti. Kini hanya ada beberapa bagian dinding saja yang tersisa.
Situs Bokong Semar ini telah menjadi cagar budaya dan sudah diperbaiki agar tidak semakin hancur. Tujuannya adalah sebagai pengingat akan masa awal Mataram Islam.
2. Batu Gilang, Batu Gatheng, dan Batu Gentong
Ketiga peninggalan tersebut kini berada di sebuah bangunan yang berada di tengah jalan. Untuk bisa masuk ke dalam bangunan itu, memerlukan izin dan pendampingan dari juru kuncinya.
Sementara itu di dekat pintu bangunan, terdapat bola batu besar yang merupakan Batu Gatheng. Dulunya batu ini adalah mainan putra Panembahan Senopati, Raden Rangga.
Sementara itu ada pula batu berbentuk gentong yang bernama Batu Gentong. Batu ini dulu digunakan sebagai tempat menampung air wudhu dua penasihat Panembahan Senopati, yakni Ki Ageng Giring dan Ki Juru Mertani.
Dinding Benteng Cepuri yang Jebol
Peninggalan Benteng Cepuri Keraton Kotagede selain Situs Bokong Semar masih bisa ditemukan. Kali ini terdapat jebolan pada bagian temboknya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.