Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/12/2018, 15:09 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

KUPANG, KOMPAS.com - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat menyebut pariwisata NTT tak boleh dijual murah kepada wisatawan. Ia menilai kualitas wisatawan yang berkunjung lebih diutamakan dibandingkan kuantitas wisatawan ke NTT.

Dengan adanya kualitas wisatawan yang berkunjung, masyarakat nantinya akan lebih peduli untuk menjaga lingkungan dan budaya setempat.

"NTT itu indah dan kecil. Karena itu kami tak tertarik dengan jumlah yang datang. Tetapi yang datang itu harus mengeluarkan biaya yang besar. (NTT itu) Indah, eksotik, dan langka. Itu yang harus dipahami dulu," kata Viktor dalam acara Collaborative Destination Development: Explore the Amazing Destination at East Nusa Tenggara di Kupang, Selasa (11/12).

Menurutnya, bila daya tarik pariwisata NTT dianggap eksotik dan langka, maka jangan menjual murah pariwisata NTT. Viktor mencontohkan, pesona wisata di Pulau Komodo.

"Seperti di Komodo, ke depan bayar masuk ke Komodo 500 dollar Amerika Serikat," ujarnya.

Ia mencontohkan industri pariwisata di Bhutan. Menurutnya, pemerintah Bhutan menarik biaya sebesar 250 dollar Amerika Serikat per hari untuk wisatawan.

"Dan itu harus 10 hari. Berarti 2.500 dollar setiap masuk. Sudah begitu, tak semua orang bisa masuk ke Bhutan," jelasnya.

Viktor mencontohkan tiket untuk masuk ke Taman Nasional Komodo yang murah. Padahal, hewan tersebut merupakan satu-satunya di dunia yang kini tergolong langka.

"Biarlah komodo punya harga yang luar biasa. Sudah purba, satu-satunya, murah lagi. Jadi, Pak Dadang tolong sampaikan ke Pak Menteri (Pariwisata), Gubernur NTT berkehendak seperti itu. Jangan dilawan," ujar Viktor.

Ia mengatakan, kenaikan tarif masuk Pulau Komodo disebut akan akan menggenjot ekonomi daerah. Manfaat ekonomi, lanjutnya, akan membuat masyarakat setempat lebih menjaga lingkungan dan keberlanjutan industri wisata.

Dengan adanya manfaat ekonomi tersebut, warga akan lebih menjaga lingkungan di kawasan wisata sehingga keberlanjutan industri wisata ke depan bisa terjaga.

Berdasarkan data yang dihimpun KompasTravel, terlihat ada peningkatan pengunjung di TN Komodo mulai tahun 2010. Adapun jumlah pengunjung tahun 2010 sekitar 44.672 pengunjung, tahun 2011 ada 48.0101 pengunjung, tahun 2012 ada 49.982 pengunjung, tahun 2013 ada 63.801 pengunjung, tahun 2014, ada 80.626 pengunjung.

Angka tersebut semakin meningkat. Pada tahun 2015 ada 95.410 pengunjung dan tahun 2016 ada 107.711 pengunjung. Sementara hingga bulan September 2017 jumlah pengunjung mencapai 98.305 orang.

"Di Pulau Komodo, kita tidak tertarik dengan orang miskin yang datang. Dalam semangat kita peduli ingin Pulau Komodo ini dinikmati anak cucu kita, tiket masuk ke Pulau Komodo itu tidak boleh murah. Menjaga keberlanjutan itu mahal," ujarnya.

Deputi Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kementerian Pariwisata Dadang Rizki Ratman menanggapi Viktor secara singkat. Menurutnya, Kementerian Pariwisata tak melawan usulan Gubernur NTT untuk menaikkan tarif masuk ke Pulau Komodo.

"Pariwisata ada tiga hal yang harus diperhatikan. Pertama wisatawan. Kita mesti pahami karakteristik wisatawan seperti originasi dan umur," kata Dadang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com