Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Gunung Pangrango, Tempat Favorit Soe Hok-Gie Naik Gunung

Kompas.com - 17/12/2018, 20:07 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Editor

"Karena memang mayoritas/sebagian besar latihan Mapala di mana dan lokasi yang tak jauh dari kampus UI di Jakarta/Depok," kata laki-laki yang akrab disapa Dewe.

Mapala UI pun punya tradisi unik untuk para anggotanya. Pada perjalanan pelantikan anggota Mapala UI, para calon anggota akan menggunakan baju adat dari beragam daerah di Lembah Mandalawangi.

Mereka akan menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama di Mandalawangi. Mereka juga saling memperkenalkan asal usul baju adat daerah yang dikenakan.

Dari era 1970-1990an, Lembah Mandalawangi juga jadi tempat penyelenggaraan Jambore Mapala UI dan dihadiri para pendaki gunung lain. Mereka biasanya menginap di Lembah Mandalawangi dan melakukan pengibaran bendera Merah Putih pada setiap tanggal 17 Agustus.

"Itu upacara 17 Agustus. Bukan hanya anak-anak Mapala UI, ada anak SMA. Ada mahasiswa-mahasiswa dari fakultas UI lainnya. Ada yang pakai baju adat nyanyi lagu Indonesia Raya. Seringnya jambore memang di Suryakencana karena jalurnya lebih gampang seperti Gunung Putri," kisah Wisnubrata, anggota Mapala UI era 1970-an.

Anggota Mapala UI, Rudy Badil (M-033-UI) memberikan briefing pada para peserta Jambore Mapala tahun 70-an di Lembah Mandalawangi Gunung Pangrango, Jawa Barat. Jambore Mapala dahulu merupakan kegiatan rutin yang diadakan oleh Mapala UI hingga tahun 1990-an. Mapala UI sebagai salah satu pelopor pencinta alam di Indonesia, memiliki foto-foto yang menjadi bagian sejarah kepencintaalaman di IndonesiaDokumentasi Mapala UI Anggota Mapala UI, Rudy Badil (M-033-UI) memberikan briefing pada para peserta Jambore Mapala tahun 70-an di Lembah Mandalawangi Gunung Pangrango, Jawa Barat. Jambore Mapala dahulu merupakan kegiatan rutin yang diadakan oleh Mapala UI hingga tahun 1990-an. Mapala UI sebagai salah satu pelopor pencinta alam di Indonesia, memiliki foto-foto yang menjadi bagian sejarah kepencintaalaman di Indonesia
Yang tak kalah pentingnya adalah peristiwa tentang penaburan sisa jasad Soe Hok-Gie di Lembah Mandalawangi pada 17 Desember 1975. Soe Hok-Gie memang sempat dimakamkan di Tanah Abang, Jakarta sebelum dibawa abunya ke Gunung Pangrango.

Mantan wartawan Harian Kompas, Jimmy S. Harianto dalam tulisannya di buku Soe Hok-Gie: Sekali Lagi menulis abu jasad Soe Hok-Gie ditabur di Lembah Mandalawangi. Abu jasad Soe Hok-Gie diantar ke Lembah Mandalawangi oleh 35 orang pendaki yang berasal dari Jakarta, Bogor, dan Bandung termasuk Jimmy.

"Satu-satu, telapak tangan itu diisi dengan abu tulang Soe yang putih kecoklat-coklatan dan abu-abu. Setelah di atasnya ditaburi bunga, abu ditaburkan ke segala penjuru lembah ke arah yang mereka suka," tulis Jimmy dalam artikel berjudul "Hok-gie ke Pangrango untuk Hilang,".

Penelitian perubahan tekanan darah di Mandalawangi lewat pengambilan sampel darah pendaki Mapala UI dan sampel darah langsung diterbangkan ke FKUI Salemba Mapala UI. Foto diambil pada pertengahan 70-an. Mapala UI sebagai salah satu pelopor pencinta alam di Indonesia, memiliki foto-foto yang menjadi bagian sejarah kepencintaalaman di IndonesiaDokumentasi Mapala UI Penelitian perubahan tekanan darah di Mandalawangi lewat pengambilan sampel darah pendaki Mapala UI dan sampel darah langsung diterbangkan ke FKUI Salemba Mapala UI. Foto diambil pada pertengahan 70-an. Mapala UI sebagai salah satu pelopor pencinta alam di Indonesia, memiliki foto-foto yang menjadi bagian sejarah kepencintaalaman di Indonesia
Tak hanya kepentingan petualangan. Lembah Mandalawangi juga pernah digunakan sebagai tempat penelitian medis.

Era 1970an, ada penelitian perubahan tekanan darah oleh Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Lembah Mandalawangi lewat pengambilan sampel darah pendaki Mapala UI. Saat itu, sampel darah langsung diterbangkan ke Lapangan Borobudur, Jakarta menggunakan helikopter.

"Waktu itu seminggu di Mandalawangi. Dicek darahnya, naik sepeda statis, VO2MAX paru-paru. Di sana dibuat karena ketinggian Mandalawangi," ujar Wisnu yang juga mengikuti penelitian itu.

Kini, Mandalawangi masih tetap menjadi favorit tujuan pendakian bagi sejumlah orang. Hingga tanggal kelahiran Soe Hok-Gie pada 17 Desember 2018, Mandalawangi tetap memesona bagi penggemarnya.

 

 

Lembah Mandalawangi terletak sekitar 100 meter dari Puncak Pangrango yang berada di ketinggian 3.019 meter di atas permukaan laut. Lembah seluas sekitar 5 hektar ini merupakan satu dari dua padang bunga edelweis (Anaphalis javanica) di areal Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), selain Alun-alun Suryakencana di dekat Puncak Gunung Gede.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mereguk Pesona Lembah Mandalawangi", https://travel.kompas.com/read/2015/12/14/120900927/Mereguk.Pesona.Lembah.Mandalawangi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com