Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Nikmatnya Kopi Sidikalang...

Kompas.com - 19/12/2018, 09:17 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi


MEDAN, KOMPAS.com - Bagi para penikmat kopi, Sidikalang adalah legendanya. Siapa yang tak kenal biji-biji hitam beraroma khas saat diseduh yang tumbuh di salah satu dataran tinggi Sumatera Utara ini.

Kopi Sidikalang pernah merajai seluruh 'cercapan pengopi' di Indonesia, bahkan dunia. Namun itu dulu. Kini, kopi Sidikalang harus berjuang melawan kopi-kopi lain yang menjadi saingannya misalnya kopi Doloksanggul, Mandailing, Karo, Simalungun, Gayo, dan lainnya.

Keinginan untuk mengembalikan masa jaya kopi Sidikalang pun digawangi Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindang) Kabupaten Dairi lewat Festival Kopi Sidikalang 2018 pada 6 sampai 8 Desember 2018 lalu di Tugu Silalahi, Desa Silalahi, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.

Baca juga: Saat Aroma Kopi Menyeruak dari Sudut Utara Danau Toba

Bertepatan dengan Festival Danau Toba (FDT) 2018 di mana Dairi menjadi tuan rumah. Acaranya diisi dengan lomba green bean arabika dan robusta, cupping, barista show, dan diskusi kopi yang membahas persoalan terkini, solusi, dan pemasarannya. Para petani turut tak mau ketinggalan isu.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Dairi, Rahmat Syah Munthe mengatakan, peluang pengembangan industri kopi di dalam negeri saat ini cukup terbuka lebar sebab potensi konsumsi kopi domestik dan permintaan kopi dunia terus menanjak.

Untuk merebut peluang pasar yang cukup besar itu, sudah seharusnya kopi sidikalang meningkatkan daya saingnya mulai dari hulu (budidaya) sampai hilir (pengolahan dan pemasaran).

Baca juga: Inilah Kedai Kopi Milik Penyeduh Kopi Terbaik Dunia

"Salah satunya dengan menyelenggarakan festival kopi. Ini adalah ruang berkumpul dan diskusi pelaku usaha dalam rantai nilai kopi untuk meningkatkan kualitas kopi dan pemasarannya," katanya kepada Kompas.com, Senin (17/12/2018).

Rahmat menyakini, festival kopi tersebut akan memotivasi petani agar melakukan budidaya dan pengolahan terbaik.

Festival menjadi sarana promosi membangun citra kopi Sidikalang dan mengedukasi masyarakat tentang cara mengkonsumsi kopi yang baik dengan barista class oleh Tim Rumah Kopi Sidikalang.

"Pelaku usaha kopi se-Kabupaten Dairi dan kabupaten sekawasan Danau Toba hadir. Semoga citra kopi Sidikalang terbangun dan terjadi peningkatan kunjungan wisata kopi," ujarnya.

Veryanto Sitohang, salah seorang tokoh masyarakat dan pelaku bisnis menambahkan, Dairi dikenal sebagai penghasil kopi terbaik di Indonesia meski beberapa daerah lain di Sumatera Utara juga mengembangkan komoditas serupa.

Menurut dia, kopi sidikalang akan tetap dikenang para penikmat kopi karena cita rasanya yang khas.

"Saat ini menikmati kopi menjadi gaya hidup. Peluang ini dimanfaatkan Pemkab Dairi untuk terus mengembangkan pemasaran kopi, salah satu strateginya dengan festival begini. Kami mendukung upaya promosi dan membuka pasar global pertanian kopi. Semoga petani semakin sejahtera dan kopi Sidikalang terus dikenal," kata Veryanto.

Akhir festival, terpilihlah pemenang lomba green bean Arabika. Juara satu direbut Midian Tamba dari Kelompok Mitra Tani asal Kecamatan Pegagan Hilir. Juara dua dan tiga, masih dari Kelompok Mitra Tani yaitu Hariono dan Surung Kudadiri. Juara satu lomba green bean Robustha dimenangkan Herlita Pasaribu dari Kelompok Aloi asal Kecamatan Lae Parira.

Keinginan untuk mengembalikan masa jaya kopi Sidikalang dilakukan Disperindang Kabupaten Dairi lewat Festival Kopi Sidikalang 2018, namun ala kadarnya.KOMPAS.com/MEI LEANDHA Keinginan untuk mengembalikan masa jaya kopi Sidikalang dilakukan Disperindang Kabupaten Dairi lewat Festival Kopi Sidikalang 2018, namun ala kadarnya.
Juara dua diraih Yuliarti Chaniago dari Kelompok Laba asal Kecamatan Tigalingga, dan juara tiga disabet Ranto Malem Sinurat dari Kelompok Leku, Kecamatan Pegagan Hilir.

"Hadiah diserahkan saat penutupan FDT 2018 oleh Assisten II Pembangunan, Edy Banuarea. Festival ini juga dikunjungi Jenderal Haposan Silalahi. Beliau selalu menyemangati untuk mengembalikan masa kejayaan kopi Sidikalang," kata panitia festival Mega Gultom.

Duka FDT 2018

Forum Jurnalis Pariwisata (Forlispar) menggelar seminar singkat bertema Menggali Narasi Toba pada 13 Desember 2018 di Medan.

Seminar menghadirkan para pembicara kompeten. Danau Toba yang dinobatkan menjadi kawasan pariwisata prioritas di Indonesia ini 'diobok-obok', termasuk soal FDT 2018 yang jauh dari mimpi. Ajang legendaris yang setiap tahunnya dinilai sekedar ada dan buang-buang uang.

"Idealnya, acara mahal yang digelar di lokasi paling menawan mampu menyedot perhatian dan mendatangkan wisatawan. Faktanya, FDT 2018 sepi. Pedagang merugi. Nasibnya sama dengan FDT tahun lalu di Sipinsur, ini harus dievaluasi," kata praktisi media yang juga pemerhati pariwisata Bersihar Lubis.

Menurutnya, pelaksanaan FDT tak lagi harus pemerintah kabupaten secara bergiliran karena hanya menjadi beban Pemkab, serahkan saja kepada pihak swasta.

Forlispar Danau Toba gelar seminar bertema Menggali Narasi Toba untuk mengembalikan kejayaan Danau Toba, Kamis (13/12/2018).KOMPAS.com/MEI LEANDHA Forlispar Danau Toba gelar seminar bertema Menggali Narasi Toba untuk mengembalikan kejayaan Danau Toba, Kamis (13/12/2018).
Alasan Bersihar, pebisnis lebih paham menjual sebuah event ketimbang birokrat, juga lebih banyak punya jaringan. Selain itu, dia juga mempersoalkan minimnya fasilitas seperti penginapan dan infrastruktur.

"FDT di Dairi, ada 10 kilometer jalan sebelum sampai ke Desa Silalahi penuh lubang dan rumputan lebat di kanan-kiri bahu jalan. Beberapa titik mengalami longsor, ada gundukan tanah, bebatuan, dan bekas pohon tumbang bergelimpangan.

Banyak lagi persoalan yang masih menghambat pengembangan Danau Toba, salah satunya soal memotivasi spirit kebudayaan. Di Dairi selalu dilakukan pesta tugu Marga Raja Silalahi setiap tahun, pengunjungnya ribuan orang, lebih ramai dari FDT,"kata Besihar.

Dia mengatakan, ada 1990 kunjungan turis ke Danau Toba cuma 149.450 orang, menjadi 167.815 pada 1991. Lalu, 185.158 pada 1992, di 1993 ada 198.089, pada 1994 sebanyak 264.515 orang, dan 301.287 orang pada 1995.

"Saat ini hanya sekitar 200.000 orang. Aneh, harusnya ketika dollar naik, turis asing banyak datang karena biaya perjalanan semakin murah di Indonesia. Tapi kunjungan turis asing ke Sumut hanya 233.643 orang pada 2016 dan 261.736 di 2017. Bandingkan dengan Pulau Bali yang pada Juli 2018 saja sudah mencapai 624.366 orang," ungkapnya.

Bagi Antropolog dari Universitas Sumatera Utara Fikarwin Zuska, ego kesukuan atau kontestasi antarkelompok etnis dan antarpemkab-lah penyebabnya.

Dia menyakini pengembangan Danau Toba memerlukan wacana kebersamaan serta pengintegrasian seluruh kekuatan dan potensi untuk keuntungan bersama.

Menurutnya, pariwisata sangat erat dengan visualisasi, ekspresi, simbol yang konkret dapat dilihat dan abadikan. "Pembahasan Danau Toba acap digelar, sayangnya masih terus bermasalah di pengembangannya," kata Fikarwan.

Persoalan birokrasilah yang membuat Kepala Dinas Pariwisata Dairi Leonardus Sihotang gelagapan saat menjadi tuan rumah.

Dia mengaku, pihaknya sudah melakukan persiapan jauh-jauh hari, tetapi tetap saja perhelatan yang digawangi Kementerian Pariwisata, Pemerintah Provinsi Sumut, Pemkab Dairi, dan tujuh kabupaten lain di kawasan Danau Toba dinilai kurang persiapan.

"Kenyataannya, tidak ada persiapan, koordinasi dan perencanaan. Kami posisinya sebagai apa? Kalau memang tuan rumah, kami yang menyiapkan konsep, percayakan kepada kami, ikuti konsep kami, tapi sampai sekarang pertanyaan itu tak terjawab," kata Leonardus.

Masalah infrastruktur disinggung Sebastianus Tinambunan, Sekretaris Daerah Kabupaten Dairi. Katanya, Silahisabungan memiliki kawasan wisata andalan seperti Paropo, Situngkir, dan pantai Tao Silalahi. Namun daerahnya masih kesulitan melakukan pengembangan pariwisata karena terbentur anggaran, khususnya untuk pembangunan infrastruktur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Travel Update
8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

Travel Tips
Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Travel Update
Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Travel Update
Artotel Gelora Senayan Resmi Dibuka April 2024, Ada Promo Menginap

Artotel Gelora Senayan Resmi Dibuka April 2024, Ada Promo Menginap

Travel Update
Artotel Group Akuisisi Hotel Century Senayan, Tetap Ada Kamar Atlet

Artotel Group Akuisisi Hotel Century Senayan, Tetap Ada Kamar Atlet

Travel Update
Lokasi dan Jam Buka Terbaru Kebun Binatang Bandung

Lokasi dan Jam Buka Terbaru Kebun Binatang Bandung

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com