Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Penyebab Target 17 Juta Wisman ke Indonesia Tak Tercapai

Kompas.com - 20/12/2018, 21:07 WIB
Vitorio Mantalean,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata Arief Yahya mengungkapkan ada tiga penyebab melesetnya target jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia tahun 2019. Kunjungan wisman pada tahun ini berada di angka 16,2 juta, meleset sekitar 5 persen dari target 17 juta kunjungan.

Arief menyebut salah satu faktor penyebab yang mengurangi kunjungan wisman pada tahun ini adalah gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gempa Lombok yang terjadi sebanyak dua kali, pada 29 Juli dan 5 Agustus 2018 menjadi salah satu sebab utama.

“Gempa 29 Juli selesai dalam seminggu. Kita tidak menyangka pada 5 Agustus terjadi lagi gempa di Lombok,” ujar pria 57 tahun itu dalam helatan Jumpa Pers Akhir Tahun yang diadakan Kementerian Pariwisata RI, Kamis (20/12/2018).

Saat itu, terjadi sekitar 100 ribu pembatalan kunjungan wisman. Hal itu setara dengan penurunan jumlah wisman sekitar 75 persen.

Kedua, musibah jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 juga diakui Arief berdampak pada kunjungan wisman ke Indonesia. Terakhir, polemik “Zero Dollar Tour” yang terjadi sempat membuat iklim pariwisata di Pulau Bali tidak kondusif selama beberapa waktu.

Polemik ini diwarnai semacam praktik monopoli oleh agen wisata asing.
Wisatawan yang berwisata ke Indonesia menggunakan agen tersebut akan diarahkan berbelanja ke toko-toko yang telah ditentukan agen.

Meskipun meleset dari segi jumlah kunjungan wisman, tetapi jumlah devisa yang diraup diklaim berhasil mencapai target sebesar 17 miliar dolar AS.

Hal tersebut dikarenakan angka average spending per arrival (pengeluaran rata-rata per kunjungan) 16,2 juta wisman tadi berkisar pada rataan 1.100 dolar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com