Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geliat Pemimpin Baru Merias Wajah Maumere

Kompas.com - 23/12/2018, 10:04 WIB
Nansianus Taris,
I Made Asdhiana

Tim Redaksi

MAUMERE, KOMPAS.com - Perjalanan Ruteng Maumere saya tempuh selama 12 jam, seharian penuh dengan bus Manggarai Indah pada Selasa 18 Desember 2018.

Selain pertama kali bepergian jauh, lika liku khas jalan di Pulau Flores bikin kepala pusing. Sungguh sebuah perjalanan yang melelahkan.

Tiba di Maumere, hari sudah gelap. Kelambu malam sudah menyelimuti seisi kota yang terletak di pesisir utara pulau Flores. Orang orang menjulukinya dengan sebutan MOF (Maumere of Flores).

Keesokan harinya, dibantu oleh seorang teman jurnalis, saya melapor diri ke Bupati dan beberapa instansi lain sekaligus berkesempatan mengelilingi kota yang masih terlalu asing bagi saya.

Baca juga: Jalan-jalan ke 5 Obyek Wisata Menarik di Maumere

Pengalaman berbeda saya saksikan di beberapa sudut kota. Para petugas sampah sibuk membersihkan dan mengumpulkan sampah untuk selanjutnya diangkut oleh mobil sampah ke tempat pembuangan akhir.

Di sudut lain, tiga petugas berbaju hijau berlengan panjang  bahu membersihkan saluran drainase yang tersumbat tumpukan sampah.

"Bupati baru lagi sibuk dengan urusan sampah. Ini jadi salah satu agenda politik 100 harinya," kata teman yang mengantarku.

Baca juga: 5 Tempat Wisata Pilihan di Maumere, Jantung Hati Flores

Hal ini benar adanya. Sejak dilantik pada 20 September 2018, Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo dan Wakil Bupati Sikka, Romanus Woga punya kepedulian untuk menata kota. Itu dimulai dengan mengurus sampah.

Dalam berbagai kesempatan, dua pemimpin baru Sikka ini terus menerua bicara soal sampah.

Saat bertemu di ruang kerjanya pada Rabu (19/12/2018), Bupati Robby Idong, panggilan akrab Bupati Sikka, membeberkan dirinya dan wakil bupati punya komitmen serius untuk menangani masalah sampah di kota Maumere. Dan itu sudah dimulai sejak awal. Ya, tujuannya agak kota terlihat elok dan indah.

"Sejak awal saya sudah minta untuk kita urus sampah secara sukarela. Ini agenda politik 100 hari. Kita buat dulu hal hal kecil tapi dampaknya luas," kata Robby Idong.

Tidak hanya bicara, geliat memperidah Kota Maumere ini ditempuh melalui beberapa terobosan.

Yang pertama, meningkatkan kinerja dinas lingkungan hidup. Dengan aturan bahwa umur sampah enam jam, petugas sampah diminta sigap dan cekatan untuk urusan ini.

Ada juga petugas lain yang fokus membenahi drainase di jalan jalan protokol Kota Maumere. Memang ini tidak mudah mengingat musim hujan sudah datang.

Berikutnya, memaksimalkan program "Jumat Bersih". Program ini dijadikan program bersama untuk seluruh warga kota "Nyiur Melambai" ini.

Penanganan sampah berbasis rukun tetangga jadi andalan. Disokong juga dengan keberadaan Linmas yang berjumlah 2.583 di Kabupaten Sikka.

Yang cukup familiar juga adalah normalisasi kali mati di Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Alok Timur. Semula tempat ini kelihatan jorok dengan tumpukan sampah yang membusuk, kini pelan-pelan dibenahi.

Respons Masyarakat

Gebrakan mempercantik kota ini rupanya menyedot perhatian publik. Beraneka ragam respons menyambut gebrakan ini.

Pengrajin menunjukkan motif kain tenun ikat kepada calon pembeli di Pasar Alok, Maumere, Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (31/7/2018). Di Pasar Alok, setiap Selasa mulai pukul 06.0013.00 Wita merupakan hari khusus bagi perajin seantero Kabupaten Sikka dan daerah lainnya untuk menjual kain tenun ikat hasil kerajinan tangan yang dibuat dengan mesin tenun tradisonal.ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR Pengrajin menunjukkan motif kain tenun ikat kepada calon pembeli di Pasar Alok, Maumere, Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (31/7/2018). Di Pasar Alok, setiap Selasa mulai pukul 06.0013.00 Wita merupakan hari khusus bagi perajin seantero Kabupaten Sikka dan daerah lainnya untuk menjual kain tenun ikat hasil kerajinan tangan yang dibuat dengan mesin tenun tradisonal.
Yoris Eman, masyarakat Kelurahan Kota Baru saat ditemui Kompas.com, Kamis (20/12/2018) mengatakan apresiasi gebrakan Bupati Sikka untuk mengatasi masalah sampah di Kota Maumere.

Menurutnya, selama ini sampah menjadi persoalan pelik dan serius. Tentunya itu, butuh penanganan yang intens dari pemerintah dan juga pihak lain.

"Kebijakan Bupati menangani sampah harus didukung dengan cara kita masing-masing. Baik itu sampah rumah tangga maupun sampah umum yang ada di jalan, itu harus dibersihkan. Itu dalam rangka 100 hari  kerja Bupati. Jadi, semua masyarakat yang ada dalam kota ini harus dukung ini," ujar Yoris.

Yoris mengapresiasi kebijakan Bupati Sikka untuk menjadikan Kota Maumere bebas sampah.

"Sekarang sudah mulai tampak kebersihannya, apalagi di kota. Di drainase-drainase, di kali, semua itu harus dibersihkan. Di setiap tempat pembuangan juga harus ada plang bertuliskan 'Buanglah Sampah pada Tempatnya'," tambahnya.

Warga lain, Nona Ince kepada Kompas.com menyampaikan apresiasi atas terobosan Bupati Sikka dalam mengurus sampah di kota Maumere.

Seorang anak bermain di antara kain tenun ikat di Pasar Alok, Maumere, Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (31/7/2018). Di Pasar Alok, setiap Selasa mulai pukul 06.0013.00 Wita merupakan hari khusus bagi perajin seantero Kabupaten Sikka dan daerah lainnya untuk menjual kain tenun ikat hasil kerajinan tangan yang dibuat dengan mesin tenun tradisonal.ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR Seorang anak bermain di antara kain tenun ikat di Pasar Alok, Maumere, Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (31/7/2018). Di Pasar Alok, setiap Selasa mulai pukul 06.0013.00 Wita merupakan hari khusus bagi perajin seantero Kabupaten Sikka dan daerah lainnya untuk menjual kain tenun ikat hasil kerajinan tangan yang dibuat dengan mesin tenun tradisonal.
"Hal kecil seperti itulah yang membuat masyarakat sadar agar peduli dengan lingkungan sekitar. Ini terlihat sederhana, tetapi dampaknya besar bagi masyarakat. Dan perlu dipahami juga bahwa masalah sampah itu masalah bersama. Bukan hanya pemerintah," ungkap Ince.

Terpisah, Cucun Suryana, anggota Komunitas Gerakan Pemuda Sikka Peduli Sampah mengapresiasi gebrakan pemimpin Sikka terhadap masalah sampah di Kota Maumere.

Menurutnya, memulai kepemimpinan dengan mengurus sampah adalah langkah yang tepat. Karena di mana-mana, orang akan bekerja dengan baik kalau lingkungannya bersih.

"Awal yang luar biasa. Langsung ada aksi nyata dari seorang pemimpin. Ia mengunjungi tempat-tempat sampah. Diskusi dengan banyak pihak, lalu buat regulasinya. Ini patut diacung jempol," tutur Cucun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com