Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum Ini Pamerkan Aneka Menu Tak Lazim dari Berbagai Negara

Kompas.com - 28/12/2018, 06:12 WIB
Vitorio Mantalean,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Apakah Anda pernah terpikir soal aneka ragam makanan di berbagai belahan dunia yang menggelikan, bahkan menjijikkan?

Sebuah museum anyar di Malmo, Swedia, didirikan atas inisiatif tak lazim tadi. Terbuka bagi pengunjung hingga 31 Oktober lalu, museum ini kini hadir di Los Angeles, Amerika Serikat.

Sebanyak 80 menu tak lazim dari berbagai belahan dunia dipamerkan di museum bernama Disgusting Food Museum (DFM) ini. Mulai dari torpedo kerbau mentah Swedia, fermentasi amoniak ikan hiu ala Islandia, sampai buah durian yang tersohor asal Asia Tenggara.

Ada pula keju belatung asal Italia, jus mata domba Mongolia, hingga wine bayi tikus dari China.

Baca juga: 5 Makanan dan Minuman Populer di Indonesia Sepanjang 2018

Akan tetapi, menu semacam root beer dan jell-o salad yang seakan-akan “lazim” pun juga dijejerkan bersama menu-menu yang dianggap menggelikan.

Samuel West, seorang psikolog sekaligus otak di balik pendirian museum ini memang berniat meruntuhkan prasangka para pengunjung mengenai menu yang dianggap menggelikan.

Menurutnya, apa pun yang terkesan menjijikkan ialah bentukan budaya asal seseorang. Ia mencontohkan, warga Swedia rata-rata akan memuntahkan Root Beer yang mereka tenggak sebab rasanya menyerupai pasta gigi.

Seorang pengunjung asal Jepang dengan nama akun Chie Monica menulis testimoni pada laman Facebook DFM, “Saya telah mengantisipasi aroma tak sedap durian dan surstromming (fermentasi ikan hering Swedia), tapi ternyata tak seburuk yang saya kira.”

Baca juga: Durian Dipamerkan di Museum Makanan Menjijikkan

Ia menambahkan, “Saya juga kaget ketika ‘Kitkat rasa wasabi’ disebut sebagai makanan menggelikan dari Jepang.”

Maka, untuk menantang pengunjung mencicipi menu-menu yang dianggap menggelikan, tersedia ruangan seluas 400 meter persegi bagi para pengunjung untuk mengendus,  menyentuh, sampai mencicipi menu-menu barusan.

Kelamin kerbau jantan dihidangkan di Disgusting Food Museum. Kelamin kerbau jantan merupakan makanan tradisional Tiongkok yang dipercaya dapat meningkatkan vitalitas pria.Disgusting Food Museum Kelamin kerbau jantan dihidangkan di Disgusting Food Museum. Kelamin kerbau jantan merupakan makanan tradisional Tiongkok yang dipercaya dapat meningkatkan vitalitas pria.
Meskipun demikian, guna mencegar aroma tak biasa yang menguar di dalam museum, sejumlah menu dipamerkan di dalam wadah tertutup.

Ongkos yang boros

Salah satu alasan museum ini tidak dibuka permanen ialah persoalan biaya. Lantaran bukan replika, sekitar separuh dari 80 menu yang dipamerkan harus diganti dengan yang segar setiap harinya.

West mengaku, hal tersebut bertujuan agar para pengunjung mendapat pengalaman yang lebih seru.

“Tentu mengasyikkan saat Anda sanggup menghidangkan durian asli,” kata pria tersebut.

Tak heran pengunjung mesti merogoh kocek cukup dalam, yakni 16 Poundsterling. Harga itu setara Rp 296 ribu (kurs per 27/12/2018) untuk sekali kunjungan.

Museum ini siap menyambut pengunjung di Los Angeles sampai 17 Februari 2019. Museum buka pada Rabu sampai Jumat (pukul 14.00-20.00 waktu setempat) dan Sabtu-Minggu (pukul 12.00 - 19.00 waktu setempat). Museum libur pada Senin dan Selasa.

DFM merupakan museum unik kedua yang dibidani oleh Samuel West. Sebelumnya, ia sukses mendirikan Museum of Failure yang tersohor di Helsingborg, Swedia, dan telah membuka franchise  di Toronto, Kanada dan Los Angeles, Amerika Serikat.                  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com