Orang-orang yang melihat hal itu kemudian mengikuti dan merasakan khasiatnya. Sejak saat itu, air panas di sana menjadi populer. Patung burung bangau pun dipasang di Dogo Onsen.
Cerita lainnya, ada seorang dewa membawa dewa lain yang sedang sakit. Setelah berendam di air panas, dewa tersebut pulih.
Baca juga: Jelajah Kastil Matsuyama, Menikmati Panorama hingga Bunga Sakura
Untuk membuktikan dirinya sudah sehat, dewa itu menari di atas batu dan meninggalkan jejak kaki di batu.
Batu tersebut diberi nama Tamanoishi dan dipajang di sisi utara Dogo Onsen.
Kamar Mandi Keluarga Bangsawan
Ruangan yang disebut Yushinden tersebut dibangun pada 1899. Di ruangan itu ada dua bagian. Pertama, tempat berendam air panas.
Di dalamnya ada bak mandi berukuran 2 x 2 meter yang terbuat dari granit. Batu berkualitas itu diambil dari Prefektur Kagawa.
Baca juga: Menyusuri Taman Cantik Shinshoji Zen, Jepang
Menurut pengelola, ruangan itu sudah tidak dipakai lagi dan hanya untuk dipamerkan.
Puas berendam, pengunjung bisa menghabiskan waktu di sekitar Dogo Onsen. Tepat di depan Dogo Onsen, ada kawasan belanja bernama Dogo Haikara Dori yang memanjang hingga Stasiun Dogo Onsen.
Di sana dijual berbagai makanan khas daerah setempat, produk fashion, hingga suvenir.
Pengunjung juga bisa mencoba menaiki Jinrikisha alias becak khas Jepang yang mangkal di depan Dogo Onsen.
Bedanya dengan becak di Indonesia, Jinrikisha ditarik oleh pengemudi yang berada di depan. Biayanya, 1.500 yen (sekitar Rp 190.000) per orang untuk berkeliling selama 10 menit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.