BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Pertamina

Survei Membuktikan, Liburan Akhir Tahun Didominasi Wisatawan Keluarga

Kompas.com - 31/12/2018, 14:33 WIB
Kurniasih Budi,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Liburan menjadi momentum yang ditunggu sebagian keluarga. Setelah disibukkan dengan rutinitas sepanjang hari, tak ada salahnya menyediakan waktu khusus untuk berkumpul dengan keluarga di akhir tahun.

Kebersamaan bersama keluarga, apalagi di saat liburan, memiliki tempat khusus bagi keluarga-keluarga Asia, termasuk Indonesia. Seperti Putro, karyawan swasta di Jakarta, yang telah menyiapkan liburan akhir tahun bersama keluarga kecilnya.

Seolah tak mau momentum liburan akhir tahun terlewat begitu saja, Putro dan istrinya telah merencanakan berbagai hal. Mulai dari pilihan destinasi wisata, transportasi, akomodasi, hingga pembiayaan selama liburan.

Apalagi, liburan kali ini menjadi kesempatan bagi putra-putrinya untuk berjumpa dengan kakek nenek yang tinggal di Kota Gudeg. Tali kasih yang selama ini terajut hanya lewat video call bisa diwujudnyatakan dalam bentuk peluk cium dan canda tawa.

Apa yang dilakukan Putro adalah potret kecil keluarga saat ini. Mereka menyiapkan waktu khusus untuk berlibur bersama.

Hasil survei agen perjalanan online (OTA) Agoda menyebutkan, 7 dari 10 keluarga melakukan dua kali perjalanan bersama keluarga dalam setahun. Bahkan, wisatawan Asia melakukan perjalanan bersama keluarga hingga 5 kali dalam setahun

Bukan cuma itu, tren liburan keluarga ternyata berkembang cepat sebagaimana hasil survei tersebut. CEO Agoda John Brown yang dikutip Kompas.com (28/8/2018) menyatakan, hal tersebut terjadi karena kebutuhan setiap keluarga saat liburan unik dan beragam.

Homestay

Beragamnya kebutuhan keluarga salah satunya adalah pilihan akomodasi. Ada keluarga yang memilih tinggal di hotel, holiday homes, bahkan kastil selama liburan. 

Suasana di Desa Wringin Putih. Di sini juga tersedia fasilitas homestay.Dok Pertamina Suasana di Desa Wringin Putih. Di sini juga tersedia fasilitas homestay.

Beragam jenis akomodasi juga bisa ditemui wisatawan selama liburan akhir tahun ini. Salah satunya adalah homestay seperti yang terdapat di Desa Wringin Putih, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Desa ini berada 2,3 kilometer dari komplek wisata Candi Borobudur yang masuk dalam kategori 10 Bali Baru. Balai Ekonomi Desa (Balkondes) yang dinamai Omah Guyub Wringin Putih ini memiliki 20 kamar nyaman dengan nuansa pedesaan.

Kearifan lokal masyarakat setempat terejawantahkan dalam Omah Guyub Wiring Putih. Konsep masyarakat lokal terwujud lewat arsitektur dan desain yang didominasi bahan bambu, kayu, dan daun rumput pada atap homestay.

Selama menghabiskan waktu liburan akhir tahun di Desa Wringin Putih, wisatawan juga dapat mencicipi makanan khas lokal. Panganan yang bisa dinikmati pengunjung seperti clorot, bubur candil, tiwul, dan minuman badek.

Homestay tersebut dilengkapi pula dengan anjungan informasi yang menyediakan berbagai informasi kegiatan yang bisa diikuti selama berlibur di Desa Wringin Putih. Aktivitas yang bisa dilakukan di desa wisata itu antara lain latihan menari, membatik, dan bersosialisasi dengan masyarakat desa.

Tak cuma itu, fasilitas lahan panahan tradisional yang biasa disebut jemparingan bisa digunakan wisatawan. Dengan jarak sasaran sekitar 50 meter, pengunjung bisa berlatih olahraga tradisional tersebut.

Suasana lokal juga dapat ditemui dengan kehadiran mobil VW yang pernah digunakan sebagai mobil dinas camat setempat pada 1972-an. Sementara itu, pengunjung bisa memilih transportasi mobil jeep atau andong untuk berkeliling desa.

Pengunjung yang gemar selfie bisa mengambil spot-spot alami kebun bambu yang dinamai Bale Bambu Klatakan. Kebun bambu yang semula liar telah disulap menjadi taman bambu yang indah dan bisa dinikmati para wisatawan.

Penggila media sosial pun bisa segera mengunggah foto maupun video yang telah direkam karena akses internet melalui wifi di Desa Wringin Putih cukup memadai.

 

Pemberdayaan ekonomi

Pengelolaan Desa Wisata Wringin Putih tak lepas dari peran Pertamina dalam melakukan pemberdayaan ekonomi masyarakat desa. Balkondes Wringin Putih merupakan satu di antara 20 Balkondes yang dibangun Pertamina dengan konsep “1 Desa, 1 BUMN” di kawasan wisata Candi Borobudur, Magelang.

Program Desa Binaan bertujuan membantu masyarakat desa meningkatkan kesejahteraannya.

Program itu pada dasarnya merupakan bagian dari salah satu pilar utama corporate social responsibility (CSR) Pertamina , yaitu Pertamina Berdikari.

Omah Guyub di Desa Wringin Putih.Dok Pertamina Omah Guyub di Desa Wringin Putih.

Langkah konkret yang dilakukan BUMN tersebut adalah dengan mengoptimalkan potensi desa yang ada.

Setelah program membuahkan hasil, diharapkan desa-desa yang dibina ini akan lebih berdikari. Hingga kini, sudah lebih dari 140 desa binaan Pertamina di seluruh Indonesia. Setiap desa diberdayakan sesuai dengan potensi dan kondisi khas setempat.

Desa Wringin Putih sendiri menyimpan potensi seni tari, seni musik, batik, dan wisata petualangan. Kearifan lokal yang dipertahankan masyarakat desa justru menjadi daya tarik pariwisata. Keluarga-keluarga yang berlibur ke Desa Wringin Putih pun berkesempatan untuk belajar kearifan lokal dari masyarakat desa.

“Kesenian desa tetap dilestarikan, seperti tarian perjuangan yang sudah sangat jarang di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Kesepakatan masyarakat untuk melestarikan kebudayaan dan kesenian lokal,” ujar Kepala Desa Wringin Putih Suprih Prasetyo.

Wisatawan memang bakal merasakan sendiri tradisi lokal yang terus hidup di masyarakat Wringin Putih. Bukan itu saja, keindahan perbukitan Menoreh seolah memanjakan pengunjung desa wisata itu untuk melepas penat dan bisa  menjadi akrab satu sama lain selama liburan akhir tahun. 


Terkini Lainnya

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com