Baju ganti memang sebaiknya dibawa ketika mendaki, baik di musim hujan atau kemarau. Namu risiko pakaian basah tetap lebih besar ketika musim penghujan tiba. Meski sudah memakai jas hujan, air masih bisa masuk melalui celah atau lubang kecil.
Oleh karena itu untuk menjaga agar tubuh tetap kering, pakaian ganti harus dibawa EKSTRA. Pastikan baju ganti itu diletakkan di tempat kedap seperti dibungkus plastik air agar tidak basah.
5. Mendaki ketika cuaca sedang baik
Pastikan memulai perjalanan mendaki ketika cuaca sedang cerah. Hal itu lebih baik daripada jika harus menerjang hujan sejak awal perjalanan. Bagaimanapun juga perjalanan lebih mudah ketika tidak diguyur hujan.
Jika kondisi memburuk ketika akan berangkat seperti terjadi hujan lebat atau bahkan badai, tunggu dulu sampai cuaca membaik.
6. Menghindari berjalan di malam hari
Mendaki ketika musim hujan akan lebih aman dilakukan di siang hari. Saat masih terang, jalur pendakian lebih mudah dilihat oleh mata sehingga bisa meminimalkan risiko tersesat.
Saat malam hari terutama jika hujan turun, jalur pendakian akan lebih sulit dilihat. Jika kabut tebal turun, maka hal ini akan semakin meningkatkan risiko tersesat.
7. Periksa jadwal buka-tutup gunung
Periksa juga mana saja gunung yang tetap dibuka untuk pendakian ketika musim hujan. Beberapa gunung seperti Prau, Slamet, dan Semeru ditutup saat musim hujan.
Baca juga: Pendakian Gunung Slamet via Bambangan Ditutup Mulai 10 Januari 2019
Jangan sampai ketika sudah sampai pos pendakian gunung yang dituju, ternyata gunung tujuan pendakian sedang ditutup sehingga perjalanan menjadi sia-sia.
Jika ditutup, jangan pula nekat mendaki. Selain membahayakan keselamatan diri sendiri, pihak pengelola pendakian juga tidak segan memberikan hukuman kepada mereka yang nekat mendaki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.