Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istana Belvedere, Gustav Klimt, dan Periode Emas

Kompas.com - 09/01/2019, 14:18 WIB
I Made Asdhiana

Editor

Dengan gerakan ini para seniman kontemporer memiliki wadah untuk memamerkan karya mereka. Gerakan seksesionis memberikan kebebasan bagi Klimt untuk menekuni aliran Simbolis.

Akhirnya Klimt mulai bereksperimen dengan daun emas-emas padat yang ditempa hingga tipis menyerupai lembaran kertas.

Periode emas Klimt berawal dari sini. Salah satu karya awal Klimt dari periode emas adalah Judith I. Lukisan ini dibuat dengan cat minyak di atas kanvas tahun 1901.

Judith adalah figur al-kitab yang dikisahkan memenggal kepala Holofernes, seorang jenderal pasukan Assyria. Lukisan Klimt menyimbolkan Judith sebagai prototipikal perempuan cerdas dan manipulatif yang memiliki daya tarik seksual (femme fatale).

Berlatar belakang dekorasi emas, Judith terlihat sedikit erotik, sembari mengangkat kepala Holofernes yang berwarna lebih gelap dan hanya dilukiskan sebagian.

Lukisan asli Der Kuss (1908) juga berada di Istana Belvedere dengan penjagaan personel museum. Der Kuss merupakan kulminasi dari periode emas Klimt.

Lukisan ini menggambarkan seorang pria, dan seorang perempuan tengah berpelukan.

Lukisan asli Der Kuss (1908) di Istana Belvedere, Wina, Austria. Der Kuss merupakan kulminasi dari periode emas Gustav Klimt. AWIS MRANANI Lukisan asli Der Kuss (1908) di Istana Belvedere, Wina, Austria. Der Kuss merupakan kulminasi dari periode emas Gustav Klimt.
Sang pria sedikit merunduk untuk mencium sang perempuan. Der Kuss berarti ciuman dalam bahasa Jerman, dan berdasarkan sejumlah interpretasi para ahli seni lukis ini merupakan simbol kegagalan cinta Klimt.

Untuk lukisan ini Klimt menggunakan lembaran emas, cat minyak dengan sentuhan warna emas, perak, serta platinum.

Dengan gaya lukis seperti ini Klimt menghasilkan banyak karya lain. Kerap kali, Klimt dibayar untuk melukis perempuan-perempuan dari kalangan kelas atas, sebelum mulai meninggalkan periode emas menjelang akhir kariernya.

Namun hingga kini, periode emaslah yang masih melekat pada nama Klimt.

Istana Belvedere di kota Wina, Austria. Belvedere kini menjadi rumah bagi koleksi terbesar karya-karya Gustav Klimt. AWIS MRANANI Istana Belvedere di kota Wina, Austria. Belvedere kini menjadi rumah bagi koleksi terbesar karya-karya Gustav Klimt.
“Saya sangat menyukai lukisan-lukisan Gustav Klimt, dan Der Kuss mungkin menjadi karyanya yang paling terkenal. Der Kuss sangat memesona dan glamor,” ujar Eva Lacher, wisatawan lokal Austria.

"Tetapi Belvedere juga memamerkan lukisan lain seperti Judith I, dan bagi saya lukisan ini menggambarkan kekuatan perempuan, dan saya kagum melihatnya," sambung Eva.

Jika Anda memiliki kesempatan untuk berkunjung ke Wina, Austria, sempatkan untuk mengunjungi Belvedere.

Harga tiket gabungan hanya 25 Euro atau sekitar Rp 416.000 (untuk ketiga museum). Tiket ini berlaku selama satu bulan sehingga pengunjung memiliki waktu yang cukup untuk menikmati masing-masing museum.

Istana Belvedere di kota Wina, Austria ini merupakan rancangan arsitek Baroque ternama, Johann Lucas von Hildebrandt. Kini Belvedere menjadi museum seni yang memamerkan koleksi terbesar seni Austria dari Abad Pertengahan hingga hari ini.AWIS MRANANI Istana Belvedere di kota Wina, Austria ini merupakan rancangan arsitek Baroque ternama, Johann Lucas von Hildebrandt. Kini Belvedere menjadi museum seni yang memamerkan koleksi terbesar seni Austria dari Abad Pertengahan hingga hari ini.
Tetapi bagi wisatawan yang hanya punya waktu singkat di Vienna, cukup membeli tiket galeri Oberes Belvedere dengan harga 15 Euro (Rp 248.000) untuk dewasa, atau 12,50 Euro (Rp 206.000) untuk anak-anak dan lanjut usia. (AWIS MRANANI, tinggal di Wina, Austria)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com