Dengan gerakan ini para seniman kontemporer memiliki wadah untuk memamerkan karya mereka. Gerakan seksesionis memberikan kebebasan bagi Klimt untuk menekuni aliran Simbolis.
Akhirnya Klimt mulai bereksperimen dengan daun emas-emas padat yang ditempa hingga tipis menyerupai lembaran kertas.
Periode emas Klimt berawal dari sini. Salah satu karya awal Klimt dari periode emas adalah Judith I. Lukisan ini dibuat dengan cat minyak di atas kanvas tahun 1901.
Judith adalah figur al-kitab yang dikisahkan memenggal kepala Holofernes, seorang jenderal pasukan Assyria. Lukisan Klimt menyimbolkan Judith sebagai prototipikal perempuan cerdas dan manipulatif yang memiliki daya tarik seksual (femme fatale).
Berlatar belakang dekorasi emas, Judith terlihat sedikit erotik, sembari mengangkat kepala Holofernes yang berwarna lebih gelap dan hanya dilukiskan sebagian.
Lukisan asli Der Kuss (1908) juga berada di Istana Belvedere dengan penjagaan personel museum. Der Kuss merupakan kulminasi dari periode emas Klimt.
Lukisan ini menggambarkan seorang pria, dan seorang perempuan tengah berpelukan.
Untuk lukisan ini Klimt menggunakan lembaran emas, cat minyak dengan sentuhan warna emas, perak, serta platinum.
Dengan gaya lukis seperti ini Klimt menghasilkan banyak karya lain. Kerap kali, Klimt dibayar untuk melukis perempuan-perempuan dari kalangan kelas atas, sebelum mulai meninggalkan periode emas menjelang akhir kariernya.
Namun hingga kini, periode emaslah yang masih melekat pada nama Klimt.
"Tetapi Belvedere juga memamerkan lukisan lain seperti Judith I, dan bagi saya lukisan ini menggambarkan kekuatan perempuan, dan saya kagum melihatnya," sambung Eva.
Jika Anda memiliki kesempatan untuk berkunjung ke Wina, Austria, sempatkan untuk mengunjungi Belvedere.
Harga tiket gabungan hanya 25 Euro atau sekitar Rp 416.000 (untuk ketiga museum). Tiket ini berlaku selama satu bulan sehingga pengunjung memiliki waktu yang cukup untuk menikmati masing-masing museum.