JAKARTA, KOMPAS.com - Dari jauh masih tampak kemegahan Gedung AA Maramis di komplek Kementerian Keuangan, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Namun jika dilihat dari dekat, gedung tiga lantai dengan luas 12.000 meter persegi ini sebenarnya mulai hancur.
Ornamen kayu jendela reyot dimakan rayap, tembok yang rapuh ditopang besi pembantu, dan suram mencekam lantaran gedung ini kosong. Hanya cat tembok putih gading yang membuat gedung ini tampak "layak" dari jauh, serta pilar-pilar besar yang gagah menjulang.
"Gedung ini disebut White House (Gedung Putih) atau Grote Huis (Rumah Besar) zaman Belanda. Sebenarnya ini dimaksud sebagai istana untuk Daendels (Gubernur Jendral Hindia Belanda 1808-1811), tetapi sayang belum keburu jadi Daendels sudah keburu dipanggil kembali ke Eropa," kata Pendiri Komunitas Jelajah Budaya, Kartum Setiawan di acara Tur Misteri Napoleon, Gambir, Minggu (13/1/2019).
Baca juga: Perancis Pernah Kuasai Hindia Belanda Lewat Daendels
Daendels hanya sempat menghadiri acara awal peletakan batu sekitar 1808. Setelah ia kembali ke Eropa, maka istananyya dilanjutkan oleh para penerus kekuasaan. Itupun tidak langsung megah seperti keinginan Daendels.
Oleh karena keterbatasan dana pembangunan, banyak bahan bangunan Istana Daendels yang menggunakan bahan bekas dari pembongkoran kota lama (sekarang wilayah Kota Tua).
"Sempat dilanjutkan oleh Raffles (Gubernur Jendral Hinda Belanda dari Inggris) tetapi masih belum selesai. Akhirnya pembangunan gedung ini rampung pada 1828 dibawah Gubernur Jendra du Bus de Gisignies," jelas Kartum.
Tanda keberhasilan pembangunan Istana Daendels ini masih dapat dilihat sampai saat ini. Ada papan penanda di atas gerbang yang bertiliskan tahun romawi gedung ini selesai dibangun.
Meskipun sejak awal gedung ini dimaksud sebagai tempat tinggal Gubernur Jenderal, pada akhirnya gedung Istana Daendels hanya difungsikan sebagai kantor administrasi. Pada masa pendudukan Jepang gedung ini sempat menjadi pusat militer.
Kini gedung ini kosong dan tidak difungsikan. Menurut petugas komplek Kementerian Keuangan, bangunan memang tidak bisa dimasuki karena lantai dan tangga yang terbuat dari kayu sudah rapuh.
Alhasil munculah kesan suram dan kisah seram yang banyak beredar di kalangan masyarakat. Padahal ada sejarah yang tak ternilai dari gedung bergaya Empire yang berusia dua abad ini.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.