"Akibatnya, masyarakat mengalami peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat dari kue pariwisata. Selain itu, pendapatan asli daerah (PAD) terus meningkat dari hasil pajak," katanya.
“Budaya dan obyek wisata di Nusa Tenggara Timur pada umumnya dan Flores khususnya sangat kaya. Untuk itu bangun pariwisata dengan konsep sesuai budaya Nusa Tenggara Timur,” sambung Laiskodat.
Gubernur Laiskodat meminta mahasiswa dan mahasiswi STKIP Santo Paulus Ruteng harus terbiasa menarasikan obyek-obyek wisata, baik alam, budaya, tarian, rumah adat, cerita-cerita unik dan lain sebagainya.
"Kita masih kekurangan menarasikan obyek wisata yang khas Nusa Tenggara Timur. Untuk itu tugas kita bersama untuk menarasikan obyek wisata tersebut," ujarnya.
“Pola pikir generasi muda harus berubah. Selama ini kita selalu berpikir bahwa saya mengambil jurusan ilmu pendidikan maka otomatis menjadi guru, melamar kerja menjadi guru. Saya mengambil jurusan ilmu kesehatan, melamar untuk bekerja di Rumah Sakit dan Puskesmas. Bekerjalah lintas ilmu kesehatan. Misalnya, seorang yang lulus ilmu kesehatan, bagaimana menarasikan pariwisata yang dikaji dari kesehatan dan seterusnya,” ujarnya.
Gubernur Laiskodat menjelaskan, orang NTT harus menikmati sendiri kue pembangunan pariwisata. Salah satu yang akan dilaksanakan bahwa Event Organizer (EO) harus dilakukan oleh Aparat Sipil Negara (ASN) dan rakyat.
“Saya menginginkan orang Nusa Tenggara Timur mampu menyelenggarakan event-event. ASN dan rakyat dilatih untuk bisa menjadi EO,” katanya.
Kepok Kapu Khas Pemda Manggarai
Rabu (9/1/2019), kunjungan perdana Gubernus NTT bersama rombongan disambut Bupati Manggarai Deno Kamelus dan Wakil Bupati Manggarai,Viktor Madur bersama tokoh adat Manggarai di depan kantor Bupati Manggarai di Ruteng.
Saat itu Gubernur NTT menempuh perjalanan darat dari Labuan Bajo ke Ruteng setelah menempuh penerbangan dari Kupang menuju Labuan Bajo.
Tua adat Kabupaten Manggarai menyambut Gubernur NTT dengan tuak atau moke lokal. Saat itu Gubernur NTT dan rombongan menikmati tuak atau mokel lokal. Orang Manggarai menyebutnya “Tuak Raja”.
“Tuak raja” belum diolah melainkan diambil langsung dari pohon arena atau enau berwarna putih. Selanjutnya Gubenur dan rombongan diantar ke ruangan VIP Bupati Manggarai untuk bertemu dengan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Manggarai.
Tua adat kembali melaksanakan ritual adat. Ayam jantan berwarna putih dan tuak atau mokel lokal menyambut Gubernur NTT dan rombongan.
Ritual itu meminta leluhur Manggarai untuk menjaga Gubernur dan rombongan selama berkunjung di Kabupaten Manggarai.
“Ini sudah menjadi tradisi dari Pemerintah Kabupaten Manggarai dalam menyambut tamu-tamu, baik pejabat negara maupun dari berbagai lembaga internasional dan nasional yang berkunjung ke Kabupaten Manggarai. Kami melestarikan tradisi warisan leluhur atau nenek moyang orang Manggarai," kata Deno Kamelus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.