Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Produk Pangan di Indonesia Dibudidayakan Petani China

Kompas.com - 14/01/2019, 19:05 WIB
Vitorio Mantalean,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

Petani China juga menemukan bajak berukuran kecil yang amat membantu proses penanaman padi di ladang maupun sawah.

4. Arak

Munculnya arak sebagai minuman keras maupun penyedap masakan tak bisa dipisahkan dari keberhasilan petani China membudidayakan tebu dan padi.

Istilah “arak” sendiri sebetulnya telah dikenal dari bahasa Arab “alaqi”. Namun, lagi-lagi, petani China-lah yang melipatgandakan jumlahnya di pasaran dengan sebutan “jiu” (baca: ciu).

Sebagai minuman keras, arak saat itu dibuat dengan tiga bahan baku, yakni fermentasi beras, tetes tebu, dan fermentasi nira (tuak). Di Batavia, jumlahnya terhitung lebih dari 20 pabrik di tahun 1778, dengan jabatan tukang rebus mesti dipegang oleh orang Tionghoa.

5. Kacang tanah

Budidaya kacang tanah mulai dikenalkan petani China pada abad ke-18, meskipun satu abad sebelumnya para petani lokal telah mengenal tanaman ini.

Kacang tanah kemudian dijual untuk langsung dikonsumsi maupun diubah menjadi minyak melalui proses penggilingan. Tahun 1778, minyak kacang tanah produksi petani-petani China berhasil mengatasi krisis minyak yang melanda Batavia sejak tahun 1751.

Mutu minyak kacang tanah begitu diminati Belanda sampai diekspor untuk kebutuhan memasak maupun penerangan. Limbah tersisa dari proses tersebut lalu dimanfaatkan sebagai pupuk maupun pakan babi.

6. Teh

Sebagian besar perkebunan teh berskala besar di Jawa dan Sumatera berasal dari China bagian barat. Dibawanya teh dari China dalam jumlah masif pun berkaitan dengan usaha ekspor Belanda pada tahun 1800-an.

Pada tahun 1600-an, akibat minimnya produksi teh di Nusantara, VOC selalu membeli teh dari kapal-kapal China yang datang ke Pulau Jawa untuk berdagang, baru kemudian diekspor ke Eropa.

Baru pada tahun 1827, Belanda mengirimkan utusan ke Kanton, China, demi mempelajari budidaya teh. Lima tahun berselang, ia kembali bersama sejumlah pakar teh China untuk memulai budidaya tanaman tersebut di Nusantara.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com