Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jatinegara, Medan Pertumpahan Darah Prajurit Inggris, Belanda, dan Perancis

Kompas.com - 16/01/2019, 18:10 WIB
Silvita Agmasari,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Wilayah Jatinegara, Jakarta Timur, sekarang terkenal sebagai sentra ekonomi. Sangat mudah mencari segala suvenir, bahan kain, atau batu akik di sekitar Jatinegara. Namun mungkin tak banyak yang tahu, sebenarnya daerah ini punya peran penting sebagai pusat pertahanan tentara Belanda untuk menjaga akses Buitenzorg alias Bogor.

"Dahulu di daerah sini ada benteng. Benteng ini memiliki fungsi untuk menghalau pasukan Inggris. Sebelum zaman Daendels ada benteng kecil yang difungsikan sebagai penjara," jelas Penulis Buku Perang Napoleon di Jawa 1811 dan Buku Misteri Napoleon terbitan Penerbit Buku Kompas, Jean Rocher dalam acara Komunitas Jelajah Budaya Misteri Napoleon, Gambir, Minggu (13/1/2019).

Jean mengungkapkan keberadaan benteng tersebut ada pada zaman pemerintahan Gubernur Jendral Hindia Belanda, Herman Willem Daendels terhitung dari 1808-1811.

Baca juga: Perancis Pernah Kuasai Hindia Belanda Lewat Daendels

Sebagai informasi, Daendels adalah Belanda yang membelot ke Perancis. Masa pemerintahan Daendles, Belanda dan koloninya dikuasai Perancis. Jadi bos Daendels saat itu tak lain adalah Napoleon Bonaparte.

Daendels punya tugas yang lumayan berat saat diutus ke Hindia Belanda. Selain membenahi kekacauan lantaran korupsi VOC ia harus mempertahankan Jawa dari serangan Inggris yang saat itu berambisi mengusai jalur perdagangan dunia, tak terkecuali Hindia Belanda yang kaya akan hasil alam.

Pasukan Inggris dan koloninya berhasil mendarat di Cilincing pada 4 Agustus 1811.

"Saat itu Inggris santai sekali mendarat di Cilincing karena tidak ada penjagaan dari Belanda atau Perancis. Mereka bahkan bisa masuk ke daerah Kota Tua dan buka tenda segala di depan Gedung Fatahillah sekarang ini," jelas Pendiri Komunitas Budaya Jakarta, Kartum Setiawan.

Gedung eks Kodim Jatinegara, Jakarta Timur.Kompas.com/Silvita Agmasari Gedung eks Kodim Jatinegara, Jakarta Timur.

Selain pusat pemerintahan Batavia yang dipindah dari Kota Tua ke daerah Weltevreden (sekarang Jakarta Pusat), Kartum menjelaskan bahwa Belanda saat itu memang terkenal dengan pertahanan militer yang kurang baik.

Alhasil jalan Inggris terbilang mulus saat melakukan penyerangan. Dengan strategi yang cukup baru, mereka menyerang pasukan Belanda-Perancis di tengah malam saat lengah.

Pertama daerah Salemba-Matraman menjadi pusat pertempuran. Lantas bergeser ke daerah Jatinegara.

Baca juga: Suramnya Istana Megah Daendels di Depan Lapangan Banteng

Jatinegara yang dulu bernama Meester Cornelis jadi lokasi penting karena menjadi akses ke Buitenzorg alias Bogor. Ada benteng dengan perkiraan Jean dari hasil penelitian memiliki panjang tujuh kilometer dan luas tiga kilometer. Ada tujuh gerbang pada benteng tersebut.

"Inggris kembali menyerang di tengah malam, mereka juga menggunakan strategi baru tidak menyerang dari bagian depan benteng tetapi dari bagian belakang benteng," jelas Jean.

Akhirnya pada 26 Agustus 1811 daerah Meester Cornelis dikuasai Inggris. Selanjutnya Inggris memukul mundur tentara Belanda-Perancis ke Bogor sampai Semarang.

Namun sayangnya sama sekali tidak ada sisa benteng di kawasan Jatinegara. Jean mengatakan penyebabnya bisa jadi dua, pertama karena pertempuran tersebut terlampau dashyat sehingga menghancurkan benteng atau memang sisa bangunan benteng dimanfaatkan oleh warga setempat.

"Beberapa waktu saya pernah datang ke Indonesia, ke Jatinegara ada warga yang menemukan meriam saat membangun fondasi rumahnya," kata Jean.

Sisa pertempuran dahsyat tersebut tak lain adalah nama jalan di kawasan Jatinegara. Seperti gudang peluru di pinggir Ciliwung yang diduga kuat merupakan gudang peluru dan mesiu dari benteng di kawasan Jatinegara. Jalan Pal Meriam diduga merupakan tempat meriam di benteng.

Ada juga Jalan Rawa Bening yang dulu bernama Rawa Bangke, tak lain adalah tempat pembuangan mayat para prajurit yang gugur di pertempuran berdarah Meester Cornelis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com